Tulisan ini
merupakan lanjutan dari tulisan yang berjudul borok-borok organisasi. Pada
kesempatan kali ini kami akan membahas lima penyakit organisasi, yaitu sifat
bermewah-mewah, Ketakutan pada Perubahan dan Tidak Inovatif, Penipuan, sombong,
dan sifa dengki. Selamat membaca dan mudah-mudahan bermanfaat!
Seorang pejabat pimpinan tentu
saja memiliki berbagai fasilitas yang diberikan oleh Negara atau perusahaan.
Fasilitas-fasilitas tersebut dapat berupa, kendaraan dinas dengan
pengemudianya, telepon tumah dan telepon selluler, ruang kerja yang luas dan
nyaman, dan berbagai fasilitas lainya yang menggambarkan statusnya dalam
pemerintahan atau perusahaan.
Sebenarnya, tujuan utama
penyediaan fasilitas kerja tersebut adalah agar pejabat/pimpinan yang
bersangkutan dapat melaksanakan tugasnya dengan tenang dan dengan demikian
dapat menampilkan produktivitas kerja yang tinggi. Oleh karena itu, dalam
penyediaan fasilitas kerja tersebut tiga hal wajib mendapat perhatian, yaitu
kewajaran, kemampuan keuangan Negara atau perusahaan dan tidak memperlebar “jurang pemisah”
antara yang bersangkutan dengan para bawahannya.
Namun demikian, sesungguhnya
seorang pejabat/pimpinan harus pula memperhitungkan factor kewajaran, kemampuan
dan situasi lingkungan dalam pola kehidupan pribadinya. Dengan memperhatikan
factor-faktor tersebut, yang bersangkutan akan terhindar dari pola hidup
bermewah-mewah yang apabila tidak dilakukan, pada gilirannya akan membuka pintu
bagi berbagai jenis perilaku disfungsional lainya.
Ketakutan pada Perubahan dan
Tidak Inovatif
Sering terjadi bahwa rasa takut
menghadapi perubahan, timbul karena pejabat yang bersangkutan sesungguhnyaa
mempunyai kemampuan kerja yang sangat terbatas, sehingga ia merasa bahwa
perubahan yang terjadi, seperti dalam hal reorganisasi, peningkatan pemanfaatan
teknologi dan tuntutan akan pengetahuan dan keterampilan baru, akan merupakan
ancaman nyata terhadap kedudukan, jabatan, karier, dan penghasilannya.
Inilah yang menjadi masalah. SDM
yang terbatas mengakibatkan seseorang tidak inovatif. Padahal inovasi tersebut
jika direspon dengan baik akan bermanfaat juga pada dirinya dan anak buahnya.
Karena sesungguhnya inovasi itu dilakukan untuk mencari mekanisme, prosedur
kerja dan teknik-teknik baru dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja dan
mutu pelayanan yang diberikan oleh organisasi.
Akibat sikap yang tidak inovatif
adalah kecenderungan untuk mempertahankan mekanisme, prosedur dan teknik-teknik
yang sudah digunakan meskipun sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan
masyarakat dan tuntutan peningkatan produktiviatas, efisiensi, dan efektivitas
kerja organisasi.
Penipuan
Ditinjau dari sudut pandang
apapun, tidak ada yang membenarkan penipuan. Oleh karena itu, tindakan penipuan
dalam suatu birokrasi jarang dilakukan secara terbuka. Kalaupun ada yang
melakukannya, biasanya terjadi dalam berntuk yang terselubung.
Sikap Sombong
Dalam bahasa agama, sombong
merupakan sifat yang dimiliki iblis. Bahkan orang-orang yang masih terlintas
perasaan sombong mereka tidak berhak menikmati surga. Sombong memang merupakan
perilaku negative yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Ada beberapa factor yang
menyebabkan orang sombong, seperti kekuasaan dan jabatan yang dipangku,
kekayaan, status social yang tinggi, keberhasilan meraih gelar-gelar akademik
dan rasa percaya diri yang berlebihan. Padahal, sesungguhnya, keberhasilan
seseorang justru harus membuatnya rendah hati dan mensyukuri nikmat yang telah
diberikan Tuhan kepadanya. Rasa syukur itu seharusnya diujudkan dalam bentuk
karya yang sebaik-baiknya demi kepentingan bangsa dan negaranya.
Sifat Dengki
Sifat dengki adalah sifat yang
tercela dan tidak dibenarkan oleh agama apapun, nilai-nilai social maupun etika
berorganisasi. Artinya, jelas bahwa sama sekali tidak ada tempat bagi sifat
demikian dalam kehidupan manusia, termasuk dalam kehidupan para anggota
birokrasi pemerintahan. Faktor-faktor penyebab sifat dengki antara lain :
- Kemampuannya yang rendah
- Orang dengki biasanya tidak rela melihat keberhasilan orang lain,
- Tidak mau menghargai keberhasilan berbagai pihak dengan siapa ia harus melakukan interaksi fungsional,
- Kecenderungan menginterpretasikan kreativitas, kerja keras dan kinerja orang lain sebagai ancaman pada dirinya, dan
- Moralitas yang rendah.
Demikianlah, sifat dengki memang
tidak layak dimiliki orang, apalagi orang yang memangku jabatan untuk
kepentingan orang banyak.
***
No comments:
Post a Comment