Monday, October 15, 2012

TANDA-TANDA CINTA KEPADA ALLAH



Banyak orang yang mengaku cinta kepada Allah. Benarkah? Untuk menjawabnya kita perlu introspeksi berkenaan dengan kemurnian cinta yang kita miliki. Manusia yang normal sudah pasti tidak asing lagi dengan cinta, paling tidak mereka pernah mengalami jatuh cinta. Baik cinta kepada lawan jenis maupun cinta kepada harta benda. Anda dapat merenungkan kembali, bagaimana hubungan dengan istri Anda sebelum menikah, pada saat panah asmara menancap di hati Anda. Saya kira hal itu dapat kita jadikan acuan bagaimana rasanya orang jatuh cinta. Coba bandingkan cinta kepada Allah dengan cinta yang kita alami sewaktu masih muda dulu. Apakah sudah sepadan?


Imam Al-Ghazali, dalam bukunya Kimia Kebahagiaan, mengupas tanda-tanda orang yang mencintai Allah. Dengan merenungkan tanda-tanda tersebut paling tidak dapat kita jadikan tolok ukur sejauh mana cinta kita kepada Allah.

Pertama, orang yang mencintai Allah seharusnya tidak takut mati. Logikanya begini, jika orang mati akan bertemu Allah. Siapa yang takut jika akan bertemu kecintaannya? Bahkan, orang yang jatuh cinta pertemuan dengan sang Kekasih merupakan impiannya.


Kedua, orang yang menyatakan diri mencintai Allah seharusnya rela mengorbankan kehendaknya demi kehendak Allah; mesti berpegang erat-erat kepada apa yang membawanya lebih dekat dengan Allah; dan seharunya menjauhkan diri dari tempat-tempat yang menyebabkan dirinya berada jauh dari Allah.

Ketiga, orang yang menyatakan diri mencintai Allah seharus  dzikrullah selalu menghiasi hatinya. Bukankah orang mencintai sang kekasih selalu mengingat-ingatnya? Tidak pernah melupakannya baik dalam keadaan suka dan duka.

Ke empat, dia akan mencintai Al-Qur’an yang merupakan firman Allah dan Muhammad Nabiyullah. Jika cintanya memang benar-benar kuat, ia akan mencintai semua manusia, karena mereka semua adalah hamba-hamba Allah. Malah cintanya seharusnya melingkupi semua makhluk, karena orang yang mencintai seseorang akan mencintai karya-karya cipta dan tulisan tangannya.

Ke lima, ia selalu merindukan berhubungan dengan Allah. Ia akan terus mendambakan datangnya malam agar bisa berhubungan dengan sang Kekakasih tanpa halangan. Jika dia lebih menyukai bercakap-cakap di siang hari dan tidur di malam hari dari pada ‘uzlah seperti itu, maka cintanya itu tidak sempurna.

Ke enam, ibadah akan menjadi mudah baginya. Seorang wali berkata:”Selama tiga puluh tahun pertama saya menjalankan ibadah malamku dengan susah payah, tetapi tiga puluh tahun kemudian hal itu telah menjadi suatu kesenangan bagiku,” Jika kecintaan kepada Allah sudah sempurna, maka tak ada kebahagiaan yang bisa menandingi kebahagiaan beribadah.

Ke tujuah, orang yang mengaku mencintai Allah seharusnya mencintai orang-orang yang mentaatinya, dan membenci orang-orang yang menentangnya.
Demikianlah ringkasan tanda-tanda orang yang mencintai Allah yang saya kutip dari buku imam Al-Ghazali yang berjudul Kimia Kebahagiaan. Mudah-mudahan bermanfaat dan dapat mengetuk hati kita agar semakin mencintai Allah!

                                                                                ******
 
 

No comments:

Post a Comment