Thursday, October 4, 2012

TANDA-TANDA CINTA



Kata cinta sudah tidak asing lagi di telinga kita. Setiap manusia yang normal pasti pernah mengalami jatuh cinta. Baik itu seorang anak-anak, remaja, orang dewasa, dan bahkan orang tua. Tentu saja karakter cinta dari masing-masing orang berbeda-beda, menurut selera mereka. Namun demikian, pasti mereka pernah mencintai lawan jenisnya. Nah, percintaan antara seorang pria dan wanita inilah yang tepat untuk menggambarkan tanda-tanda cinta seseorang dengan sesuatu. Baik itu harta benda, kekuasaan, atau kenikmatan badaniah yang sering dipuja-puja manusia.


Apakah Anda mencintai harta? Jika jawabannya ya, pasti Anda akan sangat merindukan harta benda seperti ketika Anda merindukan pacar Anda. Pikiran akan selalu dipenuhi oleh bagaimana cara mendapatkan harta benda yang Anda impikan. Salah-salah, jika tidak mampu mengendalikan diri, seseorang yang tergila-gila dengan harta akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Cara yang biasa ditempuh untuk mendapatkan harta yang tidak halal itu dengan melakukan korupsi, merampok, menipu dan cara lain yang merugikan! Tampaknya sekarang korupsi menjadi idola untuk mendapatkan jalan pintas menjadi orang kaya. Boleh dikatakan, orang yang tergila-gila dengan harta akan menjadikan harta sebagai pujaan hatinya, menghiasi setiap percakanpan dan akhir akan mempengaruhi perilakunya.


Tanda-tanda tersebut berlaku terhadap hal lain, misalnya kecintaan pada sex dan kekuasaan. Untuk mengilustrasikan tanda-tanda cinta yang lebih dahsyat lagi adalah fenomena pemujaan muda-mudi kita terhadap artis.


Coba kita cermati perilaku mereka,  misalnya ketika sebuah konser music artis papan atas digelar, kita akan menyaksikan ketika pintu gerbang dibuka akan terlihat mereka berdesak-desakan untuk mengambil posisi terdepan agar dapat menyaksikan dengan jelas artis pujaannya. Tidak jarang mereka terluka, pingsan, bahkan ada yang tewas karena terinjak-injak, pada hal untuk itu mereka rela membeli tiket ratusan ribu bahkan jutaan rupiah!


Ketika diberi kesempatan bertemu, merekapun akan histeris yang akan diikuti dengan teriakan-teriakan, pelukan-pelukan, bahkan ciuman berhamburan tanpa peduli dengan ribuan mata yang menyaksikan adegan yang memalukan itu! Peristiwa yang mereka anggap luar biasa itu pasti akan menghiasi mimpi-mimpi mereka.


Barangkali terlalu berlebihan jika saya katakan bahwa di zaman modern sekarang ini artis telah berubah menjadi nabi baru. Tetapi jika kita melihat kenyataan yang terpampang di depan mata kita hal itu tidak salah. Sebab, para pemujanya akan mengikuti segala ucapan dan gerak langkah mereka hingga menjadi panutan baik dalam berpakaian, bertingkah-laku, berbicara, sampai dalam hiruk-pikuk rumah tangga yang penuh dengan skandal. Bahkan tidak jarang mereka berbuat seperti halnya saat artis berakting, membunuh, berkelahi, mencaci, memfitnah, dan berhubungan badan.


Menyimak fenomena-fenomena tersebut di atas, ada satu pertanyaan yang patut kita  renungkan. Bagaimana kecintaan kita kepada Allah? Sudahkah cinta kita kepada Allah seperti para pemuja harta, kekuasaan atau seperti remaja kita yang gandrung dengan artis pujaan mereka? Hal ini patut kita renungkan, sebab Allah dalam Al-Qur’an mengibaratkan keimanan seseorang dengan hubb atau cinta! Perhatikan surat Al-Baqarah ayat 165:


Dan sebagian manusia ada yang menjadikan selain Allah menjadi tandingan-tandingan. Mereka mencintai yang demikian itu seperti mencintai Allah. Tetapi orang-orang yang benar-benar beriman itu sangat mencintai Allah (sangat rindu untuk hidup dengan ajaran Allah menurut sunnah rasul-Nya).


Ada satu lagi yang patut kita renungkan bersama, yaitu kata teman penulis. Dia berkata:”Kalau kamu memang benar-benar mencintai Allah coba kamu renungkan kata-kata saya saya! Anda tidak perlu menjawab tetapi rasakan dalam hati”


Jika Ada yang menyuruh.”Hai Fulan, pergilah ke Jakarta, kamu akan diberi uang sepuluh juta rupiah. Bagaimana reaksi Anda. Apakah Anda akan sangat bersamangat ke Jakarta untuk mengambil uang sepuluh juta rupiah itu! Dan bandingkan dengan perintah ini! Hai Fulan, pergilah kamu ke Jakarta untuk berdakwah memberitakan ajaran-ajaran Allah yang mulia kepada saudara-saudaramu! Bagaimanakah reaksi Anda. Apakah merasa malas, ragu-ragu, atau sangat bersemangat menyambut perintah itu. Dan bandingkan dengan perintah yang pertama! Anda tidak perlu menjawab! Rasakan di hati!”

***
 



 



 



 



 





 



 



 



 

No comments:

Post a Comment