Kata cinta sudah tidak asing lagi
di telinga kita. Setiap manusia yang normal pasti pernah mengalami jatuh cinta.
Baik itu seorang anak-anak, remaja, orang dewasa, dan bahkan orang tua. Tentu
saja karakter cinta dari masing-masing orang berbeda-beda, menurut selera
mereka. Namun demikian, pasti mereka pernah mencintai lawan jenisnya. Nah,
percintaan antara seorang pria dan wanita inilah yang tepat untuk menggambarkan
tanda-tanda cinta seseorang dengan sesuatu. Baik itu harta benda, kekuasaan,
atau kenikmatan badaniah yang sering dipuja-puja manusia.
Apakah Anda mencintai harta? Jika
jawabannya ya, pasti Anda akan sangat merindukan harta benda seperti ketika
Anda merindukan pacar Anda. Pikiran akan selalu dipenuhi oleh bagaimana cara
mendapatkan harta benda yang Anda impikan. Salah-salah, jika tidak mampu
mengendalikan diri, seseorang yang tergila-gila dengan harta akan menghalalkan
segala cara untuk mendapatkannya. Cara yang biasa ditempuh untuk mendapatkan
harta yang tidak halal itu dengan melakukan korupsi, merampok, menipu dan cara
lain yang merugikan! Tampaknya sekarang korupsi menjadi idola untuk mendapatkan
jalan pintas menjadi orang kaya. Boleh dikatakan, orang yang tergila-gila
dengan harta akan menjadikan harta sebagai pujaan hatinya, menghiasi setiap
percakanpan dan akhir akan mempengaruhi perilakunya.
Tanda-tanda tersebut berlaku
terhadap hal lain, misalnya kecintaan pada sex dan kekuasaan. Untuk
mengilustrasikan tanda-tanda cinta yang lebih dahsyat lagi adalah fenomena
pemujaan muda-mudi kita terhadap artis.
Coba kita cermati perilaku
mereka, misalnya ketika sebuah konser
music artis papan atas digelar, kita akan menyaksikan ketika pintu gerbang
dibuka akan terlihat mereka berdesak-desakan untuk mengambil posisi terdepan
agar dapat menyaksikan dengan jelas artis pujaannya. Tidak jarang mereka
terluka, pingsan, bahkan ada yang tewas karena terinjak-injak, pada hal untuk
itu mereka rela membeli tiket ratusan ribu bahkan jutaan rupiah!
Ketika diberi kesempatan bertemu,
merekapun akan histeris yang akan diikuti dengan teriakan-teriakan,
pelukan-pelukan, bahkan ciuman berhamburan tanpa peduli dengan ribuan mata yang
menyaksikan adegan yang memalukan itu! Peristiwa yang mereka anggap luar biasa
itu pasti akan menghiasi mimpi-mimpi mereka.
Barangkali terlalu berlebihan
jika saya katakan bahwa di zaman modern sekarang ini artis telah berubah
menjadi nabi baru. Tetapi jika kita melihat kenyataan yang terpampang di depan
mata kita hal itu tidak salah. Sebab, para pemujanya akan mengikuti segala
ucapan dan gerak langkah mereka hingga menjadi panutan baik dalam berpakaian,
bertingkah-laku, berbicara, sampai dalam hiruk-pikuk rumah tangga yang penuh
dengan skandal. Bahkan tidak jarang mereka berbuat seperti halnya saat artis
berakting, membunuh, berkelahi, mencaci, memfitnah, dan berhubungan badan.
Menyimak fenomena-fenomena
tersebut di atas, ada satu pertanyaan yang patut kita renungkan. Bagaimana kecintaan kita kepada
Allah? Sudahkah cinta kita kepada Allah seperti para pemuja harta, kekuasaan atau
seperti remaja kita yang gandrung dengan artis pujaan mereka? Hal ini patut
kita renungkan, sebab Allah dalam Al-Qur’an mengibaratkan keimanan seseorang
dengan hubb atau cinta! Perhatikan surat Al-Baqarah ayat 165:
Dan sebagian manusia ada yang
menjadikan selain Allah menjadi tandingan-tandingan. Mereka mencintai yang
demikian itu seperti mencintai Allah. Tetapi orang-orang yang benar-benar
beriman itu sangat mencintai Allah (sangat rindu untuk hidup dengan ajaran
Allah menurut sunnah rasul-Nya).
Ada satu lagi yang patut kita
renungkan bersama, yaitu kata teman penulis. Dia berkata:”Kalau kamu memang
benar-benar mencintai Allah coba kamu renungkan kata-kata saya saya! Anda tidak
perlu menjawab tetapi rasakan dalam hati”
Jika Ada yang menyuruh.”Hai
Fulan, pergilah ke Jakarta, kamu akan diberi uang sepuluh juta rupiah. Bagaimana
reaksi Anda. Apakah Anda akan sangat bersamangat ke Jakarta untuk mengambil uang
sepuluh juta rupiah itu! Dan bandingkan dengan perintah ini! Hai Fulan,
pergilah kamu ke Jakarta untuk berdakwah memberitakan ajaran-ajaran Allah yang
mulia kepada saudara-saudaramu! Bagaimanakah reaksi Anda. Apakah merasa malas,
ragu-ragu, atau sangat bersemangat menyambut perintah itu. Dan bandingkan
dengan perintah yang pertama! Anda tidak perlu menjawab! Rasakan di hati!”
***
No comments:
Post a Comment