Saturday, December 21, 2013

TARI BADUI DI BANYUREJO

Gelar Potensi Budaya


Aliran dana itu ibarat aliran sungai yang dapat menyuburkan tanah-tanah yang tersiram oleh air sungai tersebut sehingga dapat menumbuhkan tanaman. Kemudian berbuah dan bermanfaat bagi orang banyak. Namun, jika aliran sungai itu banyak dibendung, apalagi bendungan-bendungan raksasa yang banyak menyedot banyak air, maka tanah-tanah yang berada di hilir akan kekuarangan air. Jika uang Negara dikorup dan dijadikan bancakan, maka rakyatpun tidak kebagian. Ibarat tanah, maka akan menjadi gersang. Tidak produktif dan tidak menghasilkan apa-apa kecuali bencana. Patologi sosialpun akan terjadi dimana-mana. Bahkan sering menyebabkan perilaku anarkis yang membahayakan nyawa.


Maka, jangan pelit-pelit lah, gelontorkan bantuan sampai ke bawah, sehingga akar rumput dapat menikmatinya. Bukan hanya dibidang-bidang usaha, tetapi juga dibidang budaya, atau kalau kita persempit lagi di bidang kesenian. Sebab kalau berbicara masalah budaya, maka cakupannya sangat luas. Berbicara masalah budaya sebenarnya ruang lingkupnya sangat luas. Yang jelas budaya bukan hanya sekedar masalah kesenian, karena hal itu hanya sebagian dari budaya manusia. Secara ringkas, kebudayaan merupakan hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Jika mengacu pada JJ Hoenigman , wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.

Namun demikian diperlukan juga untuk olah rasa. Atau, paling tidak, dapat dijadikan pelipur lara, untuk rehat sejenak agar dapat menapaki kembali kehidupan ini dengan jiwa yang bugar. Pada saat kehidupan tidak ramah lagi, di saat bangsa hiruk-pikuk membicang korupsi, rakyat butuh hiburan meskipun itu bukan solusi paling jitu untuk merubah kehidupan mereka yang lebih berkualitas. Paling tidak berkesenian dapat disinergikan dengan bentuk pendidikan yang lain. Potensi rakyat perlu digali agar mereka menjadi insan kreatif, bukan hanya ditempatkan sebagai obyek yang namanya selalu diatas namakan.

Untuk menumbuhkan potensi seni pertunjukan Kalurahan Banyurejo Tempel Sleman mengadakan Gelar Potensi Budya Dalam Rangka Memberdayakan Potensi Seni Pertunjukan. Pada perhelatan tersebut ditampilkan Seni Pertunjukan dari Kelurahan Banyurejo. 


Paguyuban Seni Tari Badui “Sabilul Muslimin” yang beralamatkan di Nglengis Banyurejo Tempel Sleman merupakan salah satu andalan kesenian dari Kelurahan Banyurejo Tempel Sleman. Pada tanggal 21 Desember 2013 ikut menyemarakan Gelar Potensi Budaya yang diadakan di Balai desa bersama kesenian-kesenian yang lain.


Antusiasme penonton ketika menyaksikan perhelatan Gelar Seni Budaya di Balai Desa Banyurejo Tempel Sleman. Mereka dengan khusyuk menyaksikan kesenian-kesenian yang dijadikan.



Hujan bukan halangan. Dengan berpayungria mereka tetap asyik menikmati atraksi yang sedang dilakukan oleh para seniman. Tampaknya mereka haus hiburan dan ingin melakukan refresing untuk melupakan sejenak kepenatan hidup mereka. Selamat menikmati, semoga kepenatan hidup yang dirasakan dapat terusir dari sanubari, sehingga kemudian dapat menapaki kehidupan ini dengan penuh semangat!

Cuplikan video pementasan seni tari badui Sabilul Muslimin di Kelurahan Banyurejo Tempel Sleman pada tanggal 21 Desember 2013









Tuesday, December 3, 2013

Presiden Indonesia 2014



Tahun 2014 yang akan kita masuki bakal menjadi momen penting bagi perjalanan bangsa dan Negara. Pada tahun itu, rakyat Indonesia punya gawe besar: pesta demokrasi! Meski PEMILU untuk memilih presiden secara langsung masih jauh, tetapi sudah beredar kencang para nominator calon presiden. Bak gayung bersambut, sang calonpun sudah mulai berkampanye, baik secara terselubung maupun secara terang-terangan. Aneka pencitraanpun telah mereka lakukan untuk menarik simpati public.


 Kayak apa sih calon presiden yang tepat untuk memimpin negeri yang banyak dirundung masalah ini? Barangkali itulah yang menjadi pertanyaan public. Siapa capres favorit yang mumpuni yang benar-benar membawa pencerahan. Banyak kriteria-kriteria pemimpin yang dilontarkan dengan maksud memberi pendidikan politik, atau dengan motivasi mempengaruhi pembaca agar mau memilih CAPRES yang mereka dukung.

Ada belasan alasan yang dilontarkan mengapa orang memilih capres. Antara lain soal pendidikan, pengalaman, dan track recordnya di masyarakat. Ada pula yang mendasarkan pilihannya pada statement sang kandidat presiden itu.

Semua itu sah-sah saja. Namun rasanya kurang afdol jika kita tidak menyimak visi dan misi mereka secaraa detail. Sebab, bukan rahasia lagi jika public telah muak melihaat pencitraan yang sekarang ini sedang naik daun dikalangan elite politik kita. Sebenarnya kiat dan program apa yang mereka lakukan jika kelak menjadi presiden. Misalnya, bagaimana mengatasi pengangguran, kemiskinan, kesehatan, perumahan, dan memberantas korupsi.

Nah, sekarang sudah saatnya kita meninggalkan pencitraan, tetapi bersikap jantan mau duduk bersama mengadu program agar public tahu dan dapat memilih pemimpinnya tidak seperti membeli kucing di dalam karung. Sikap malupun harus dikedepankan. Bagi capres yang memiliki track record jelek seharusnya tidak nyalon saja. Tetapi, tentu saja, mereka bebas mencalonkan diri dan sah-sah saja. Sebab, bukan rahasia lagi, dengan kedigdayaan uang orang yang memiliki track record buruk bisa disulap menjadi baik. Apalagi jika orang itu memiliki media, mereka memeliki banyak kesempatan untuk nampang dan mengiklankan diri untuk mempengaruhi dan membentuk opini public.

Pada zaman ini uang menjadi raja. Ia menjadi pengganti jimat sakti yang menjadi andalan nenek moyang kita dulu. Tetapi tentu saja sebagai rakyat yang mencintai bangsa ini tidak rela mengamanahkan kepemimpinan negeri ini pada orang yang mendewa-dewakan orang, yang menghalalkan segala cara untuk meraih tampuk kepemimpinan negeri ini. Sudah saatnya kita meninggalkan money politik jika kita ingin menjadi bangsa yang besar.

Tetapi, bagaimana ingin menjadi presiden jika tidak punya duit? Biaya politik sangat mahal! Hampir tidak mungkin menjadi presiden hanya dengan modal dengkul. Mungkin kita populer dan memiliki elektabilatas tinggi tetapi tanpa duit sulit. Kita tetap membutuhkan biaya. Dari mana? Yah, kita harus mampu meyakinkan para pengusaha agar mau membackup dan membiayai kiprah kita. Nah, dalam hal ini harus hati-hati. Terutama bagi calon presiden miskin. Jangan sampai budi yang sudah mereka lepas nantinya minta balasan untuk kepentingan pribadi dan krooni-kroninya. Sehingga ketika benar-benar berhasil menduduki tampuk pimpinan pertama-tama yang dia lakukan balas budi, bayar hutang dan melupakan tugas utama untuk menyejahterakan rakyat. Konyol, kan?

Bekerja sama dengan pihak lain itu sah-sah saja, tetapi harus tetap mengedepankan kepentingan bangsa dan amanat penderitaan rakyat. Kita semua adalah anak bangsa. Gembel, konglomerat, pengusaha, pelacur, garong, politikus, guru, ulama, kyai, artis, presiden semua memiliki tanggung jawab menjadikan negeri tercinta ini aman, tenteram, damai, adil, makmur dan bermartabat.

Yang kita perlukan adalah menyatukan visi dan misi kita untuk melepaskan negeri tercinta ini dari keterpurukan. Hindarkan politik jegalmenjegal, tindasmenindas, fitnahmemfitnah, niscaya negeri tercinta ini akan menjadi bangsa yang besar. Amiin! Selamat memilih pemimpin baru!

Sunday, November 24, 2013

Museum Soeharto



 Memorial Soeharto

Memorial Soeharto atau Moseum Seharto yang berada di Kemsusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul saat ini telah dibuka untuk umum. Semua orang bisa masuk untuk menyaksikan koleksi yang ada di Memorial ini.


Ini adalah patung raksasa yang ada di halaman, entah besar mana dengan patung Fir’aun di Mesir? Garapannya tampak halus melambangkan kedigdayaan pak Harto pada masa jayanya.


Seorang ibu sambil menggendong bayinya tengah mengamati garis keturunan (silsilah) keluarga H. M. Soeharto. Barangkali dia sedang membanding-bandingkan dengan silsilah keturuanannya ha ha ha …! Baik mana ya? Wah, nggak usah rendah diri, mbak. Kamu nggak usah minder. Kamu seperti saya keturunan dari manusia terhormat dan bermartabat tinggi, manusia mulia, yang Nabi Adam he he he! Darahnya biru sekali kan?


Tampak foto-foto pak Harto ketika beliau masih berkuasa. Bagaimana pendapat Anda dengan foto-foto itu? Bagaimana dengan MOG nya?


Nah, kalau yang ini mungkin menggambarkan ketika beliau masih kecil, dimana beliau sedang bermain-main dengan kerbaunya. Barangkali Anda perlu dating sendiri untuk lebih jelasnya. Singkirkan semua prasangka, pasti kita akan mendapatkan hikmah dibalik semua peristiwa.