Wednesday, August 20, 2014

SYAWALAN


Bulan ramadhan telah berlalu. Kini, bulan syawal belum berlalu. Mudah-mudahan kesadaran iman kita masih kental, sekental nasgitel, karena ibarat batarey yang baru saja di ces pada bulan ramadhan. Cahayanya masih terang sehingga mampu menyinari kehidupan kita sehingga tidak tersesat ke jalan-jalan yang tidak diridloi oleh Allah.


Kita sering mendengar bahwa bulan syawal adalah bulan peningkatan. Alasannya, selama sebulan penuh pada bulan ramadhan kita telah digembleng. Kalau dalam istilah pewayangan seperti raden Gatot Kaca yang dimasukkan ke dalam kawah Candradimuka oleh para dewa agar menjadi sakti mandraguna. Tentu saja kita tidak menginginkan kesaktian seperti cerita-cerita wayang tersebut.


Kesaktian yang kita inginkan  adalah kemampuan kita mengendalikan hawa nafsu sehingga kita tidak terjebak seperti kehidupan binatang, apalagi seperti setan dan iblis! Ibadah puasa memang tidak hanya menahan diri dari makan minum dan hubungan sex dengan istri di siang hari, tetapi pada hakekatnya adalah menahan diri dalam arti yang seluas-luasnya. Jika hal tersebut dapat dilakukan secara berjamaah pasti bangsa kita akan menjadi aman, tenteram, damai, sehingga bangsa ini mampu mengoptimalkan energinya untuk hal-hal yang positif!



Secara etimologi arti syaala - yasyuulu adalah irtafa’a, naik menjadi tinggi, dan bulan syawal memang moment yang tepat untuk meningkatkan diri bagi umat Islam. Meskipun, sebenarnya, peningkatan itu menurut Rasulullah tidak harus menunggu bulan syawal. Ingat sabdanya : Barang siapa hari ini sama dengan kemarin, maka dia termasuk orang yang rugi, barang siapa hari ini lebih buruk dari kemarin maka dia adalah orang yang terlaknat, dan barang siapa hari ini lebih baik dari kemarin maka dialah orang yang beruntung. Nah, bukankah kita diperintahkan untuk senantiasa meningkatkan kualitas hidup kita, tidak harus menunggu bulan syawal. Cuma, bulan syawal memang jatuh setelah bulan ramadhan sehingga seharusnya setelah umat islam menjalankan ibadah puasa dengan benar kualitas hidupnya akan meningkat. Seperti tujuan utama berpuasa, yaitu agar menjadi orang-orang yang bertakwa.

Kebetulan bulan syawal kali ini bertepatan dengan bulan agustus. Bulan di mana bangsa kita memproklamirkan kemerdekaannya. Dan ada kebetulan yang lain, bangsa kita punya hajatan memilih pemimpin yang kebetulan tepat pada bulan ramadhan, dimana pemilihan presiden tersebut sampai saat ini, pada tanggal 20 Agustus 2014 jam setengah sebelas lewat dua menit saat saya masih menulis artikel ini, belum beres. Kubu Prabowo-Hatta menganggap PEMILU kali ini curang sehinga mereka mereka menggugat ke MK. Komentarpun seperti pelor di dalam peperangan, dan kita tidak usah membahasnya karena masing-masing pihak mempunyai pembenar untuk menguatkan pendapatnya.

Dan besok, pada tanggal 21 Agustus 2014 hasil gugatan di MK akan diumumkan. Kita tentu harap-harap cemas. Bagi yang mencintai bangsa ini pasti terselip kekhawatiran di hati mereka akan terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan. Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa dengan bangsa ini, marilah kita sama-sama berdoa. Jika terjadi apa-apa, mudah-mudah endingnya baik, membawa kemaslahatan bersama. Seperti jabang bayi yang sudah saatnya lahir di dunia ini, pasti terjadi kontraksi, dan itu menyakitkan! Dan setelah jabang bayi terlahir ke dunia, semua tersenyum, semua tertawa, semua berbahagia.