Friday, October 31, 2014

Inovasi


Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin adalah sifat inovasi. Menurut KBBI inovasi adalah, 1 pemasukan atau pengenalan hal-hal yg baru; pembaharuan 2 penemu-an baru yg berbeda dr yg sudah ada atau yg sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat). Dengan kata lain, seorang pemimpin harus suka dengan pembaruan, tentu saja dimaksud pembaruan di sini adalah dalam hal-hal yang posisitf, untuk kemajuan visi dan misi yang telah ditetapkan bersama.



Dalam hal ini, ada nasehat dari Rasulullah yang perlu direnungkan : Barang siapa hari ini sama dengan hari kemarin, maka mereka termasuk orang-orang yang rugi. Barang siapa hari ini lebih buruk dengan hari kemarin, maka mereka adalah orang-orang yang terlaknat. Dan barang siapa hari ini lebih baik dengan hari kemarin, maka mereka termasuk orang-orang yang beruntung.

Nah, berdasarkan nasehat tersebut, bagi umat islam tidak ada alasan untuk bermalas-malasan dan cepat berpuas diri. Karena, pada hakekatnya setiap hari kita harus melakukan pembaharuan ke arah yang lebih baik. Bukankah jika hari ini sama dengan hari kemarin kita termasuk orang yang rugi? Apalagi jika hari ini lebih buruk dari hari kemarin!



Orang yang tidak suka melakukan inovasi boleh dikatakan sulit untuk mencapai puncak kesuksesan, sehingga mengakibatkan keterampilan yang rendah dan wawasan yang sempit. Biasanya orang yang berwawasan sempit hidup dalam dunia yang sangat kecil. Pandangnya terhadap hidup dan kehidupanpun cenderung simplistik. Perhatian dan minatnya biasanya sekedar tertuju pada hal-hal secara langsung menyentuh diri dan kepentingannya. Perubahan dan tantangan barupun kurang diminatinya.



Menurut, Prof. Dr.Sondang P. Siagianm, M.P.A dalam bukunya yang berjudul Patologi Birokrasi, sifat seperti ini tergolong sebagai patologi birokrasi karena didalam mengemban misinya, birokrasi pemerintahan pasti akan menghadapi berbagai tantangan baru, baik karena tuntutan masyarakat semakin meningkat, maupun karena berbagai terobosan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang bukan saja harus di antisipasi, akan tetapi dimanfaatkan demi peningkatan mutu hidup seluruh masyarakat.

Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut maka seseorang yang suka berinovasi. Tentu saja sebagai syarat untuk menjadi manusia yang inovasif, maka kita harus senantiasi meningkatkan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Dalam dunia birokrasi, hal ini dapat dikiyaskan dengan bidang yang lain, rendahnya produktivitas kerja dan mutu pelayanan tidak semata-mata disebabkan oleh tindakan dan perilaku yang disfungsional, akan tetapi sangat mungkin, karena tingkat pengetahuan dan keterampilan yang tidak sesuai dengan tuntutan tugas yang diemban.

Sunday, October 26, 2014

Ayat-Ayat Korupsi


Dimaksud dengan ayat di sini adalah tanda-tanda, bukan ayat yang terdapat di dalam kitab suci. Semua itu ada ayat-ayatnya, cintapun ada ayat-ayatnya, tentu saja kalau kita peka dalam melihat sesuatu. Seperti korupsi misalnya. Apakah Anda sudah tahu ayat-ayat korupsi? Mungkin ada yang cuek melihat ayat-ayat yang terpampang jelas di depan mata karena mereka enggan merasa didzolimi dan tertipu. Ada juga yang menghibur diri dengan memaksakan diri meyakini paham jabariyah yang beranggapan bahwa manusia diciptakan di dunia ini seperti wayang yang hanya menurut saja sama sang dalang tanpa bisa mengubah diri menurut keiinginannya. Nah, kalau begitu kan sudah selesai, tidak perlu meratapi nasib. Semua kan sudah ada yang ngatur! Silahkan beranggapan seperti itu jika Anda ingin menderita seumur-umur!



Allah memerintahkan kita untuk melakukan iqra’ terhadap apa yang kita hadapi. Membaca dalam arti yang seluas-luasnya, tidak sekedar melafalkan huruf-huruf yang kita baca. Termasuk di dalamnya membaca kenyataan alam, baik organis-biologis maupun budaya. Jadi, kalau kita memakai kaca mata Tuhan sebenarnya tidak ada alasan bagi kita bersikap cuek atau masa bodoh terhadap kenyataan yang kita hadapi, paling tidak kita harus berusaha mengetahuinya agar kita termotivasi untuk menyingkirkan segala tantangan dan rintangan yang kita hadapi.

Jika kita merujuk pada omongan para pakar di media maupun orang-orang awam di warung-warung angkringan, konon negeri kita yang tercinta ini tengah dilanda virus korupsi yang sangat parah. Nah, oleh karena itu, tidak ada salahnya bagi kita untuk mengenali ayat-ayat korupsi agar kita tahu bahwa diri kita ini sakit atau tidak! Berikut ini akan saya sampaikan satu ayat korupsi yang tidak kentara sehingga orang-orang mengabaikannya, mudah-mudahan bermanfaat.

Pengaburan Masalah
Nah, inilah yang jarang diperhatikan, terutama oleh orang-orang awam. Seperti telah kita ketahui bersama bahwa dalam satu kehidupan, baik keluarga bahkan negara pasti memiliki permasalahan. Faktor penyebabnya beraneka ragam. Berbagai permasalahan itu dapat bersifat politis, ekonomi, hukum, budaya, administratif, atau teknikal.

Kadang-kadang terjadi bahwa para pejabat pimpinan mengaburkan bentuk dan sifat permasalahan, karena dengan pengaburan itu, penyelesaiannya dapat direkayasa sedemikian rupa sehingga menguntungkan pejabat yang bersangkutan dalam arti kedudukannya, karirnya, statusnya maupun penghasilannya. Segi negatif lainnya dari pengaburan masalah adalah membuat interpretasi sedemikian rupa, sehingga permasalahan yang sebenarnya sederhana, dibuat menjadi sangat rumit. Akibatnya, tindakan penyelesaian menjadi berbelit-belit dan menyita tenaga, waktu, pikiran dan perasaan. Tindakan demikian dapat terjadi karena dua hal, yaitu pertama sebagai kamuflase untuk menutup-nutupi kekurangmampuan pejabat yang bersangkutan mendifinisikan situasi problematik secara tepat, atau kedua  sebagai cara untuk memperoleh sesuatu di luar ketentuan yang berlaku. Mudah-mudahan bermanfaat!

Thursday, October 9, 2014

Penyakit Hati


Pernahkah Anda merasa bahwa diri Anda adalah orang hebat yang tidak memerlukan orang lain? Pernahkan Anda merasakan hati Anda sakit ketika melihat orang lain mendapatkan kenikmatan? Atau Anda ingin berpenampilan lain dari pada yang lain agar Anda dipuji oleh orang lain? Barangkali Anda ingin melakukan pencitraan, atau bahkan Anda telah melakukan pencitraan! Kalau hal itu terjadi pada diri Anda, itu artinya Anda harus waspada. Atau lampu kuning, artinya Anda harus hati-hati dan segera melakukan instropeksi. Periksalah hati Anda, karena indikator tersebut menandakan penyakit-penyakit hati telah mulai melakukan serangan. Jika hal tersebut dibiarkan, niscaya penyakit itu akan menggerogoti jiwa Anda, dan akhirnya Anda akan rugi dunia akherat. Jika hati kita dibiarkan membusuk, maka diri kitapun akan ikut busuk. Karena hati adalah panglima yang menentukan baik buruknya seseorang. Seperti sabda Rasulullah:

 وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ". 
[رَوَاهُ الْبُخَارِيُّوَمُسْلِمٌ[

 Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati “.
(Riwayat Bukhori dan Muslim)


Dalam hadits tersebut salah satu pelajaran yang dapat kita ambil adalah, perilaku  kita adalah cerminan hati kita. Atau, kalau kita balik, hati akan sangat berpengaruh pada perilaku kita. Jika hati kita baik maka perilaku kitapun akan baik pula. Sifat sombong ,riya, iri-dengki, seperti yang kami kemukakan di atas adalah penyakit hati. Jika kita telah merasakan sifat-sifat tersebut, maka itu adalah lampu kuning, atau bahkan lampu merah! Kita harus melakukan instropeksi, kemudian membuang jauh-jauh penyakit-penyakit tersebut agar kita tidak semakin terjerumus. Berikut ini akan kami kemukakan beberapa penyakit hati yang perlu diwaspadai agar kita dapat merenungkannya, apakah penyakit-penyakit tersebut sudah menjangkiti hati kita atau belum. Dengan harapan, dengan mengenalinya, kita akan lebih berhati-hati, sehingga selamat dalam menapaki kehidupan ini. Amiin!

Ananiah (egois)

Sifat egois adalah perbuatan atau tingkah laku yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa memerhatikan lingkungan sekelilingnya, dan kepentingan bersama. Perbuatan tersebut bertentangan dengan ajaran Islam dimana Islam menganjurkan kepada umatnya untuk memerhatikan dan saling tolong-menolong antara satu dengan yang lain dalam hal kebaikan dan takwa.

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan". Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah sangat berat siksaan-Nya (Q.S. al-Maidah : 2)




Sifat egois bila dibiarkan akan menjadi sifat sombong, kikir,dan takabur. Semua sifat tersebut dilarang oleh Allah swt. Dalam sejarah umat manusia, tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Bahkan kesempurnaan hidup seseorang terletak pada kesanggupan hidup bersama orang lain.

Sifat egois tumbuh dan berkembang dari bujukan nafsu setan dan pengaruh orang yang bersikap egois. Benih tumbuhnya sifat egois adalah perasaan mampu hidup tanpa bantuan orang lain atau merasa dirinya lebih tinggi dari orang lain.


Gadab (marah)

Orang yang mempunyai sifat pemarah cenderung mengedepankan emosi. Orang dengan sifat pemarah biasanya akan mengalami penyesalan di waktu kemudian.

Manusia marah terhadap manusia lain adalah wajar. Akan tetapi kemarahan yang berlarut-larut melanggar ajaran agama Islam. Islam mengajarkan apabila seorang muslim berselisih dengan sesamanya, tidak boleh lebih dari 3 hari. Bukankah dengan kesalahan orang lain, berarti kita dapat belajar dari kesalahan tersebut?

"Tidak ada seorang muslim mendiamkan saudaranya (sesama muslim) lebih dari tiga hari." (H.R. al-Bukhari Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, Muatha dan Ahmad).

 "Haram hukumnya bagi seorang muslim untuk bermarahan dengan saudara muslimnya lebih dari tiga hari, dan bila dua orang muslim bertemu, mereka saling berolok-olok dan saling menantang, dan yang terbaik antara keduanya adalah yang memulai dengan salam."
(H.R. al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, Muatha dan Ahmad).


Kita harus menjauhi rasa amarah. Apabila sesuatu terjadi dan membuat kita marah, maka diamlah sesaat, tarik nafas dan berdoa kepada Allah swt. agar diberi kekuatan dan kesabaran. Orang yang kuat sesungguhnya bukanlah orang yang perkasa dan gagah jasmaninya, tapi orang yang bisa mengendalikan rasa amarahnya. Jadi, sebelum terlambat dan kemudian menyesal, bijaksanalah dalam mengelola hati dan perasaan.


Hasad (dengki/iri)

Hasad artinya perasaan tidak senang yang terus menerus terhadap nasib baik/keberuntungan/kesenangan orang lain. Setiap muslim tidak boleh memperlihatkan sifat iri dan dengki terhadap saudara-saudaranya. Sebaliknya, ia harus bersikap senang, bila seseorang mendapatkan apa yang juga menjadi harapannya. Sabda Rasulullah saw.:

"Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu, sampai ia merasa senang dengan kesenangan yang didapat oleh saudaranya, sesuai dengan harapan hal itu terjadi pada dirinya." (H.R. al-Bukhari dan Muslim).


Atau perumpamaan sebagai berikut :



"Seorang mu'min terhadap mu'min lainnya bagai suatu bangunan yang menopang satu bagian dengan bagian lainnya." (H.R. al-Bukhari dan Muslim)


Sifat dengki berakibat buruk bagi pribadi seseorang. Sifat dengki juga dapat merusak tatanan hidup yang rukun dan harmonis di masyarakat. Oleh karenanya, sifat dengki dicela dalam Islam. Bahkan Rasulullah saw. menegaskan kalau dengki merupakan duri dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, serta racun dalam kehidupan beragama.



"Jauhkan dirimu dari dengki karena dengki itu memakan kebaikan, tak ubahnya sebagaimana api membakar kayu kering." (H.R. Abu Dawud)

Gibah (menggunjing)

Gibah artinya menceritakan sesuatu yang tidak disukainya kepada orang lain. Mendengarkan orang yang sedang ghibah dengan sikap kagum dan menyetujui apa yang dikatakannya,maka hukumnya adalah sama dengan gibah.


12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (Al-Hujurat : 12)

Tentu sangat menjijikkan makan daging bangkai, terutama bangkai manusia, terlebih lagi saudara kita sendiri. Gibah sangat menjijikkan sehingga sudah sepantasnya untuk dijauhi dan ditinggalkan. Balasan bagi orang-orang yang suka gibah, seperti diceritakan oleh Rasulullah saw., adalah di akhirat nanti mereka akan menjadi kaum yang mencakar wajah dan dada mereka sendiri dengan kuku mereka yang terbuat dari tembaga. Akan tetapi, dengan alasan tertentu, ada gibah yang diperbolehkan. Gibah yang diperbolehkan antara lain:

  • Orang yang dizalimi boleh menceritakan kepada hakim tentang kezaliman yang dilakukan terhadapnya.

  • Meminta pertolongan untuk mengubah kemungkaran dengan menceritakan kepada orang yang mampu mengubah

  • Bercerita kepada seorang mufti/ahli untuk meminta fatwa.

  • Memperingatkan kaum muslimin dari kejahatan seseorang.


Apabila kita menggunjing harus segera bertaubat. Cara bertaubat dari gibah sebagai berikut.

  • Dengan cara menyesali perbuatan tersebut dan bertekad untuk tidak lagi mengulanginya.

  • Bila gibah telah terdengar pada orang yang bersangkutan, maka dia harus mengemukakan alasan dan meminta maaf.


Namimah (adu domba / provokasi)

Namimah mengandung arti mengadu domba antara pihak satu dengan pihak yang lain. Orang yang mempunyi penyakit hati namimah suka sekali menyebarkan berita yang menimbulkan kekacauan antar manusia. Namimah termasuk dosa besar yang diharamkan.

Namimah juga dapat berbentuk provokasi atau memanasmanasi situasi agar terjadi perselisihan. Perilaku mengadukan ucapan seseorang kepada orang lain dengan tujuan merusak dan menciptakan perselisihan agar putus ikatan persaudaraan atau persahabatan.

Allah berfirman dalam surat Al-Qalam :


"Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka menghina, suka mencela, yang kian ke mari menyebarkan fitnah." (Q.S. al-Qalam/68: 10-11)

Dalam sebuah hadits disebutkan :


"Diriwayatkan Huzaifah: Saya mendengar Rasulullah bersabda; Tidak akan masuk surga tukang adu domba." (H.R. al-Bukhari dan Muslim)



Demikianlah beberapa penyakit hati yang patut kita waspadai. Sebelum melumpuhkan kesadaran kita, ada baiknya kita melakukan tindakan preventif agar kita selamat dunia akherat. Amiin!