Monday, November 17, 2014

Tari Badui pada Karnaval Budaya Selendang Sutera


Paguyuban Seni Tari Badui Sabilul Muslimin, yang beralamatkan di Nglengis Banyurejo Tempel Sleman ikut menyemarakkan Karnaval Budaya Selendang Sutera yang digelar pada tanggal 9 Nopember 2014. Karnaval tersebut dimulai dari kepatihan dan finish di Puropakualaman Yogyakarta.



Para penari Badui tengah bersiap-siap melakukan pawai. Meskipun sinar matahari menyengat tubuh mereka, semangat tetap menyala-nyala. Para penontonpun tidak mau kalah. Mereka sangat antusias menyaksikan Karnaval Budaya Selendang Sutera. Maklumlah, setelah mereka besitegang dalam pemilihan presiden, dan kecemasan mendengar kabar BBM mau naik, mereka menghibur diri untuk menentramkan hati. Mudah-mudahan mereka benar-benar  terhibur sehingga dapat sejenak melupakan kepenatan hidup mereka.



Mobil yang berisi para pemusik berserta pembowo (vokalis) semangat mereka tidak kalah dengan para penari. Untuk mencapai penampilan terbaik memang dibutuhkan kekompakan. Inilah kesenian, apapun macamnya, butuh keserasian dan keindahan.



Inilah kiprah para penari badui pada karnaval budaya selendang sutera. Tarian mereka energik, memadukan antara kekompakan dan kekuatan. Karena sejatinya Tari Badui adalah tarian rakyat yang menggambarkan suatu adegan peperangan atau serombongan prajurit yang sedang melakukan suatu latihan perang. Jika dilihat dari cara penyampaian tarian ini, tarian ini termasuk tarian kelompok berpasangan.

Komposisi yang digunakan berbentuk barisan, bisa dalam bentuk 2 barisan, ataupun dengan bentuk barisan melingkar berhadapan. Fungsi dari kesenian ini di samping sebagai alat dakwah agama Islam juga merupakan tontonan yang eksotik bagi masyarakat. Kesenian ini pun bisa menarik perhatian para wisatawan yang datang, karena tarian ini begitu menarik.


Seni tari Badui hingga kini masih hidup di tengah masayarakat di daerah kabupaten Sleman yang kebanyakan berasal dari daerah Kedu, sedang di daerah Kedu sendiri juga merupakan kesenian rakyat yang semula dibawa oleh seseorang dari tanah Arab". Seni tari badui saat ini masih eksis di dusun Nglengis, Banyurejo, Tempel, Sleman. 


Seni Badui yang sekarang ini telah banyak mengalami perkembangan terutama di dalam lagu dan syairnya". Jumlah para pendukung pementasan kesenian Badui tidak tentu, Biasanya sekitar 40 orang dengan perincian 10 orang sebagai pemegang instrumen musik dan vokalis, sedangkan yang 30 orang sebagai penarinya.


Instrumen yang dipergunakan adalah genderang (tambur) satu buah, terbang genjreng 3 buah dan satu jedor. Kadang-kadang ditambah sebuah peluit yang berfungsi untuk memberi aba-aba akan dimulainya pementasan, pergantian posisi, maupun berhenti / selesainya pertunjukan.


***