Thursday, December 11, 2014

CERMIN KELUARGA


Ada yang mengatakan bahwa lakukarya kita di dalam menapaki kehidupan ini merupakan cermin dari keluarga kita. Dengan alasan, keluarga adalah dasar pembentukan kepribadian kita. Saya kira kita sulit menolak pendapat ini, meskipun sejatinya banyak faktor lain yang mempengaruhi pandangan dan sikap hidup seseorang. Namun demikian, siapa sih yang menyangkal bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat? Saya kira hal tersebut tidak berlebihan, karena di keluargalah kita dilahirkan, berkembang menjadi dewasa sehingga sangat mungkin bentuk dan cara pendidikan di dalam keluarga akan sangat berpengaruh terhadap tumbuh dan berkembangnya watak kita, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia. Boleh dikatakan tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya lebih bersifat pembentukan watak dan budi pekerti, latihan keterampilan dan pendidikan kesosialan.



Dalam pandangan Islam, pembentukan kepribadian dan sosial anak memerlukan waktu dan tahapan yang relatif panjang, dimulai sejak dalam kandungan. Pembentukan kepribadian berkait erat dengan pembinaan iman dan akhlak. Para ahli psikologi secara umum berpendapat bahwa kepribadian adalah suatu mekanisme yang mengendalikan dan mengarahkan sikap dan perilaku seseorang.



Apabila kepribadian anak kuat dan memiliki sikap tegas, tidak akan mudah terpengaruh faktor-faktor negatif yang datang dari luar, serta ia memilik tanggungjawab penuh terhadap ucapan dan perbuatannya. Sebaliknya, apabila kepribadian seorang anak lemah, dia akan mudah terkontaminasi berbagai faktor negatif.


Apabila norma agama banyak berperan di dalam pembentukan kepribadian anak, tingkah lakunya tentu saja sesuai dengan norma-norma agama. Di sinilah pentingnya pengalaman dan pendidikan agama pada masa-masa pertumbuhan dan perkembangan kepribadian seorang anak.

“Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Maha Mengetahui.” (Luqman:16).

Demikianlah pendidikan Luqman terhadap anaknya yang patut kita contoh, mulai dari penampilan pribadi Luqman yang beriman, beramal saleh, besyukur kepada Allah, dan bijaksana dalam segala hal. Luqman juga menanamkan secara khusus kesadaran dan pengawasan Allah, sebagaimana tersirat dalam firman-Nya tersebut di atas.