Bagaimanakah jika manusia tidak
mau beribadah kepada Allah? Misalnya, manusia tidak mau melakukan shalat atau
ibadah-ibadah lain? Apakah eksistensi Allah akan terpengaruh? Apakah Allah akan
pensiun menjadi Penguasa? Atau, apakah Allah akan sedih?
Sebenarnya, Allah itu tidak butuh
dengan kesalehan kita. Andai seluruh umat manusia yang ada di muka bumi ini
menjadi ahli ibadah, menjadi orang takwa, maka itu tidak akan menambah
kebesaran dan keagungan Allah. Keagungan dan kebesaran Allah itu sudah luar
biasa, dan sudah di atas segala-galanya! Sebaliknya, jika yang ada di seluruh
muka bumi ini menjadi ahli maksiat, kemaksiatan itu tidak akan mengurangi
kebesaran dan keagungan Allah.
Lantas, kenapa kita harus shalat dan melakukan ibadah-ibadah yang lain? Padahal kalau kita shalat Allah tidak mendapatkan keuntungan apa-apa? Dan kalau tidak shalat Allah juga tidak rugi. Lantas, kenapa kita harus shalat?
Lantas, kenapa kita harus shalat dan melakukan ibadah-ibadah yang lain? Padahal kalau kita shalat Allah tidak mendapatkan keuntungan apa-apa? Dan kalau tidak shalat Allah juga tidak rugi. Lantas, kenapa kita harus shalat?
Diwajibkannya kita shalat
sebenarnya semata-mata untuk kemaslahatan kita. Allah itu nggak butuh dengan
shalat kita, tetapi kita butuh dengan shalat. Sebagai manusia alternative, kita
dibebaskan untuk memilih, apakah mau mentaati perintah Allah atau tidak.
Masing-masing akan memiliki konsekuensi sendiri-sendiri. Jika kita tunduk dan
taat dengan perintah-perintah Allah, maka kita akan diberikan kebahagiaan di
dunia dan di akherat (fi dunya hasanah fil akhirati hasanah). Sebaliknya, jika
kita menjadi penentang, azab yang pedih dunia akherat akan menimpa kita! Nah,
kita dipersilahkan untuk melakukan pilihan!
Jika ditinjau dari motivasinya, orang
shalat itu ada tiga tipe:
Orang melakukan shalat karena
takut disiksa! Bolehkah orang melakukan shalat karena takut disiksa? Boleh dan
sah-sah saja. Sebab, jika seseorang tidak melakakun shalat mereka akhirnya
tidak tercegah dari perbuatan keji dan munkar. Orang yang tidak tercegah dari
perbuatan keji dan munkar akan tersiksa hidupnya. Jika tidak cepat-cepat
taubat, matinya akan suul khatimah, dan adzab akherat akan menantinya!
Orang yang shalat karena
menginginkan Surga? Bolehkah orang shalat menginginkan surga? Boleh dan sah-sah
saja! Sebab, shalat itu memang kunci surga.
Sunan Tirmidzi 4: telah menceritakan kepada kami Abu Bakr Muhammad bin
Zanjawih Al Baghdadi dan tidak hanya satu, ia berkata; telah menceritakan
kepada kami Husain bin Muhammad berkata, telah menceritakan kepada kami
Sulaiman bin Qarn dari Abu Yahya Al Qattat dari Mujahid dari Jabir bin Abdullah
Radliaallahu 'anhuma, ia berkata, Rasulullah Shallahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: " Kunci surga adalah shalat, sedang kunci shalat adalah
wudlu."
Dimaksud surga di sini adalah, fi
dunya hasanah fil akhirati hasanah, kebahagiaan di dunia maupun di akherat.
Al Jannah yang biasa diterjemahkan surga adalah dambaan setiap orang.
Rasulullah sendiri mengatakan baiti jannati (rumahku adalah surgaku)
untuk menggambarkan kebahagiaan beliau di dunia. Tentu saja surga di dunia akan
berlanjut surge di akherat. Sebab, dunia ini adalah ladangnya akherat, dunia
ini adalah cerminan di akherat nanti!
Orang yang melakukan shalat karena membutuhkannya, cintanya, dan karena syukur kepada Allah. Inilah yang hebat! orang melakukan shalat karena butuh, syukur dan karena cintanya kepada Allah. Kenapa kamu shalat? Aku ingin berterimakasih kepada Allah. Terlalu banyak nikmat yang aku rasakan dan jika aku menjadi orang yang bersyukur jiwa aku menjadi sehat. Karena butuh, syukur, dan cinta, itulah yang hebat!
Butuh, karena aku membutuhkan
shalat. Shalat itu sebagai bahasa syukurku kepada Allah. Aku melakukannya
dengan penuh kecintaan!
Shalat itu sebenarnya sarana yang
Allah berikan kepada kita demi kebaikan kita. Oleh karena itu kita harus
mengupayakan agar shalat kita baik. Sebab, shalat yang nanti akan dihisab
pertama kali, dan menjadi penentu baik buruknya seseorang! Bagaimana shalat
yang baik itu? Bagaimana dengan shalat kita?