Konon, Luqmanul Hakim memberikan
nasehat kepada anaknya, “Wahai anakku sayang, dunia ini laksana samudra yang
sangat dalam. Sudah banyak manusia yang tenggelam di dalam samudra itu. Supaya
kapal kamu tidak tenggelam, jadikan kapalmu bertakwa kepada Allah. Muatannya
adalah iman. Layarnya adalah tawakal kepada Allah. Niscaya kamu akan sampai ke
pantai akhirat dengan selamat.”
Untuk dapat mengambil makna dari
nasehat tersebut kita harus memahaminya dengan bahasa metafor. Makna dari
“kapalmu harus bertakwa kepada Alah” adalah seluruh tubuh diarahkan untuk
mengikuti kehendak dan tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Mata jangan digunakan
semaunya sehingga sulit membedakan mana haknya dan mana hak orang lain. Telinga
tidak boleh diobral semaunya, tanpa memperdulikan mana suara yang mengajak ke
surga dan mana yang menjerumuskan ke jurang neraka. Lidah harus dikendalikan
sehingga dapat membedakan mana kata-kata yang menyinggung perasaan orang lain,
dan mana yang tidak. Jangan jadikan mulut seperti tong sampah makan semaunya,
tanpa memperdulikan yang halal dan yang haram. Tanganpun harus dijaga, begitu
juga kaki harus diperhatikan mana perjalanan yang mendekatkan dirinya kepada
ridha Allah atau sebaliknya.
Untuk menjaga agar tidak terjadi
sikap dan perilaku yang dapat menjerumuskan, arahkan tubuh ini menjadi
pengamal-pengamal takwa yang baik kepada Allah. Melalui takwa, kita menyadari
kehadiran Allah dalam hidup. Inti takwa adalah kesadaran yang sangat mendalam
bahwa Allah selalu hadir dalam setiap langkah dan detak nafas kita. Allah
selalu menyertai dan mengawasi kita sehingga langkah hidup semakin pasti,
terukur, dan terarah, sikap semakin terjaga, perbuatan semakin teratur.
Allah memuji siapapun yang
bertakwa sambil memberikan bentuk-bentuk kemudahan jika ketakwaan itu menjadi
jati diri seseorang,
“Barangsiapa yang bertakwa kepada
Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki
dari arah yang tiada disangka-sangkannya.” (ath-Thalaaq: 2-3)
Ayat di atas mengisyaratkan
fasilitas yang disediakan Allah bagi orang-orang yang bertakwa:
1.
Memberi jalan ke luar dari
Semua Kesulitan Hidup
Di dunia ini tidak ada orang yang
hidupnya selalu mulus. Hambatan, tantangan, dan rintangan pasti pernah
dirasakan oleh manusia. Siapapun manusia di planet bumi ini tidak ada yang
tidak mempunyai masalah hidup. Memang ada persoalan-persoalan yang selesai
setelah kita mengerahkan segenap kemampuan kita, namun tidak sedikit masalah
yang tidak dapat diselesaikan dengan mengandalkan kemampuan manusia
semata-mata. Di sini perlunya kita meminta bantuan dan perlindungan Allah. Baik
masalah yang menimpa secara individu, dalam keluarga, dilingkungan masyarakat,
bahkan dalam berbangsa dan bernegara. Bagi orang-orang yang bertakwa di perlu
kawatir, karena Allah akan memberikan jalan ke luar dari semua kesulitan hidup.
2.
Allah akan mencurahkan
Karunia atau Rezeki melalui jalan yang tidak di duga
Kehadiran rezeki yang tidak
disangka-sangka, jauh dari perkiraan manajemen modern, hal itu merupakan bukti
kemahakuasaan Allah. Misalnya dalam satu bulan kita mendapat rezeki dua juta
rupiah, tetapi tiba-tiba mendapat bonus sehingga menjadi tiga setengah juta.
Atau boleh jadi secara kuantitas tidak bertambah tetapi Allah anugerahkan
keberkahan yang banyak sehingga mampu mencukupi kebutuhan dalam sebulan bahkan
lebih. Banyak di antara kita yang diberikan Allah fasilitas hidup lebih dari
cukup. Tetapi tidak ada yang dapat dinikmati tapi justru bingung dengan
kekayaannya. Inilah yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang bertakwa,
yaitu Dia akan mencurahkan karunia atau rezeki melalui jalan yang tidak
terduga. Wallahu a'lam!