Banyak orang yang berpuasa, tetapi yang
mereka dapatkan hanya lapar dan dahaga, hanya lapar dan jaga? Kata-kata ini sering
dilontarkan oleh para da’i ketika ceramah ramadhan untuk menggambar orang-orang
yang berpuasa tetapi mereka tidak mampu mengendalikan anggota badannya untuk tidak berbuat
maksiat. Misalnya, kita berpuasa, tetapi lesan kita, mata kita, kaki kita tidak
berpuasa. Orang demikian, menurut Rasulullah mereka hanya mendapatkan lapar dan
dahaga, dan selepas puasa ramadhan tidak mengalami peningkatan.
Barangkali sebulan penuh mereka berpuasa, tetapi pasca ramadhan korupsi jalan terus. Tidak perduli terhadap anak yatim dan orang-orang miskin. Terjebak pada kehidupan hedonisme, menyembah harta benda, dan ibadahnyapun tidak pernah meningkat. Mereka berpuasa tetapi yang didapatkan hanya lapar dan dahaga, yang mereka dapatkan hanya lapar dan kantuk karena selalu melek malam pada bulan ramadhan
عَنْ آبِى هُرَيْرةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ
قَالَ رَسُوْلُ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ
مِنْ صِيَامِهِ الَّا اْلجُوْعَ وَ رُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ اِلَّا السَّهَرَ
Dari Abu Hurairah ra. berkata: "Rasulullah bersabda: "Banyak orang berpuasa, tetapi tidak memperoleh bagian apapun dari puasanya kecuali lapar. Banyak orang yang bangun malam, tetapi tidak memperoleh apapun dari bangun malamnya kecuali berjaga ."
Para ulama mengemukakan tiga penafsiran
berkenaan dengan hadits di atas:
- Hadits ini agaknya menyatakan tentang orang-orang yang berpuasa pada siang hari, kemudian berbuka dengan makanan yang haram, maka semua pahala puasanya hilang, karena memakan barang haram itu lebih besar dosanya, sehingga tidak ada yang diperolehnya kecuali lapar.
- Orang-orang yang berpuasa dengan semestinya, namun dalam berpuasa, mereka terlibat dalam memfitnah atau menggunjing orang lain.
- Orang yang disebutkan dalam hadits tersebut boleh jadi orang yang berpuasa, namun tidak menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan dosa.
- Dalam hadits lain dikatakan bahwa orang yang berpuasa tetapi mereka tidak dapat menahan perkataan keji dan perbuatan buruk lainnya maka puasanya tidak diterima.
Dalam hadits lain dikatakan bahwa orang yang
berpuasa tetapi mereka tidak dapat menahan perkataan keji dan perbuatan buruk
lainnya maka puasanya tidak diterima.
حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي
إِيَاسٍ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ الْمَقْبُرِيُّ عَنْ
أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Telah menceritakan
kepada kami Aadam bin Abu Iyaas, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Dzi’b,
telah menceritakan kepada kami Sa’iid Al-Maqburiy, dari Ayahnya, dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak menahan perkataan keji dan perbuatan
buruk didalamnya, maka Allah tidak butuh (orang itu) menahan makan dan
minumnya.”
[Shahiih Al-Bukhaariy no. 1903; Sunan Abu Daawud no. 2362]
Puasa tidak hanya menahan makan, minum dan hubungan sex di siang hari
Betapa ruginya jika kita hanya
mendapatkan lapar dan dahaga, itu berarti kita telah menyia-nyiakan bulan yang
penuh berkah dan ampunan. Sebelas bulan kemudian, kita belum tentu bertemu
dengan bulan ramadhan! Shaum bukan hanya mencegah makan minum dan hubungan sex
di siang hari, tetapi anggota badan kita, bahkan hati kita juga ikut berpuasa.
Oleh karena itu, di dalam menjalankan syiam ramadhan hendaknya anggota badan
dan hati kita dikendalikan dari perbuatan-perbuatan yang tidak diridloi Allah:
Kendalikan hawa amarah Anda! Hawa amarah
bagaikan api yang membakar yang akan memusnahkan amal-amal kita. Jika ada orang
yang berbuat tidak senonoh pada kita, katakan, kita sedang berpuasa, usahakan
dengan sekuat kemampuan hawa amarah yang bergolak dikendalikan jangan sampai
kita terbakar olehnya.
Jaga lesan kita dari berbuat ghibah. Ini
merupakan penyakit yang sulit dikendalikan. Sebab, jika kita sudah berkumpul
dengan sahabat-sahabat kita, tidak terasa pembicaraan kita mengarah pada
ghibah.
Mata pun harus berpuasa. Dan puasa mata
adalah menahan pandangan dari hal-hal yang diharamkan tidak digunakan untuk
kejahatan, dan ditutup rapat dari hal-hal yang dilarang.
Telinga harus dikendalikan dari mendengar
kata-kata busuk, kata-kata jahat dan kotor.Telinga digunakan untuk mendengarkan
nasihat disertai dengan renungan dan pemahaman. Telinga yang berpuasa akan
digunakan untuk mendengarkan Al Qur’an yang membuahkan keimanan, petunjuk,
cahaya hati dengan hikmah, ketenangan, ketentraman, dan kedamaian.
Pikiranpun harus kita kendalikan untuk
tidak memikirkan hal-hal maksiat yang akan menjerumuskan kita ke jalan setan!
Mudah-mudahan syiam kita diterima Allah!
Dan, mudah-mudahan yang kita dapatkan tidak hanya lapar dan dahaga. Tetapi
mencapai derajat takwa seperti tujuan syiam ramadhan! Wallahu a'lam!