Sunday, July 12, 2015

PUASA YANG TIDAK BERHASIL

Banyak orang yang berpuasa, tetapi yang mereka dapatkan hanya lapar dan dahaga, hanya lapar dan jaga? Kata-kata ini sering dilontarkan oleh para da’i ketika ceramah ramadhan untuk menggambar orang-orang yang berpuasa tetapi mereka tidak mampu mengendalikan anggota badannya untuk tidak berbuat maksiat. Misalnya, kita berpuasa, tetapi lesan kita, mata kita, kaki kita tidak berpuasa. Orang demikian, menurut Rasulullah mereka hanya mendapatkan lapar dan dahaga, dan selepas puasa ramadhan tidak mengalami peningkatan.

Barangkali sebulan penuh mereka berpuasa, tetapi pasca ramadhan korupsi jalan terus. Tidak perduli terhadap anak yatim dan orang-orang miskin. Terjebak pada kehidupan hedonisme, menyembah harta benda, dan ibadahnyapun tidak pernah meningkat. Mereka berpuasa tetapi yang didapatkan hanya lapar dan dahaga, yang mereka dapatkan hanya lapar dan kantuk karena selalu melek malam pada bulan ramadhan

عَنْ آبِى هُرَيْرةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ الَّا اْلجُوْعَ وَ رُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ اِلَّا السَّهَرَ

Dari Abu Hurairah ra. berkata: "Rasulullah bersabda: "Banyak orang berpuasa, tetapi tidak memperoleh bagian apapun dari puasanya kecuali lapar. Banyak orang yang bangun malam, tetapi tidak memperoleh apapun dari bangun malamnya kecuali berjaga ."
Para ulama mengemukakan tiga penafsiran berkenaan dengan hadits di atas:

  • Hadits ini agaknya menyatakan tentang orang-orang yang berpuasa pada siang hari, kemudian berbuka dengan makanan yang haram, maka semua pahala puasanya hilang, karena memakan barang haram itu lebih besar dosanya, sehingga tidak ada yang diperolehnya kecuali lapar.
  • Orang-orang yang berpuasa dengan semestinya, namun dalam berpuasa, mereka terlibat dalam memfitnah atau menggunjing orang lain.
  • Orang yang disebutkan dalam hadits tersebut boleh jadi orang yang berpuasa, namun tidak menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan dosa.
  • Dalam hadits lain dikatakan bahwa orang yang berpuasa tetapi mereka tidak dapat menahan perkataan keji dan perbuatan buruk lainnya maka puasanya tidak diterima.

Dalam hadits lain dikatakan bahwa orang yang berpuasa tetapi mereka tidak dapat menahan perkataan keji dan perbuatan buruk lainnya maka puasanya tidak diterima.


حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ الْمَقْبُرِيُّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Telah menceritakan kepada kami Aadam bin Abu Iyaas, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Dzi’b, telah menceritakan kepada kami Sa’iid Al-Maqburiy, dari Ayahnya, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak menahan perkataan keji dan perbuatan buruk didalamnya, maka Allah tidak butuh (orang itu) menahan makan dan minumnya.”

[Shahiih Al-Bukhaariy no. 1903; Sunan Abu Daawud no. 2362]

Puasa tidak hanya menahan makan, minum dan hubungan sex di siang hari



Betapa ruginya jika kita hanya mendapatkan lapar dan dahaga, itu berarti kita telah menyia-nyiakan bulan yang penuh berkah dan ampunan. Sebelas bulan kemudian, kita belum tentu bertemu dengan bulan ramadhan! Shaum bukan hanya mencegah makan minum dan hubungan sex di siang hari, tetapi anggota badan kita, bahkan hati kita juga ikut berpuasa. Oleh karena itu, di dalam menjalankan syiam ramadhan hendaknya anggota badan dan hati kita dikendalikan dari perbuatan-perbuatan yang tidak diridloi Allah:


Kendalikan hawa amarah Anda! Hawa amarah bagaikan api yang membakar yang akan memusnahkan amal-amal kita. Jika ada orang yang berbuat tidak senonoh pada kita, katakan, kita sedang berpuasa, usahakan dengan sekuat kemampuan hawa amarah yang bergolak dikendalikan jangan sampai kita terbakar olehnya.


Jaga lesan kita dari berbuat ghibah. Ini merupakan penyakit yang sulit dikendalikan. Sebab, jika kita sudah berkumpul dengan sahabat-sahabat kita, tidak terasa pembicaraan kita mengarah pada ghibah.

Mata pun harus berpuasa. Dan puasa mata adalah menahan pandangan dari hal-hal yang diharamkan tidak digunakan untuk kejahatan, dan ditutup rapat dari hal-hal yang dilarang.

Telinga harus dikendalikan dari mendengar kata-kata busuk, kata-kata jahat dan kotor.Telinga digunakan untuk mendengarkan nasihat disertai dengan renungan dan pemahaman. Telinga yang berpuasa akan digunakan untuk mendengarkan Al Qur’an yang membuahkan keimanan, petunjuk, cahaya hati dengan hikmah, ketenangan, ketentraman, dan kedamaian.


Pikiranpun harus kita kendalikan untuk tidak memikirkan hal-hal maksiat yang akan menjerumuskan kita ke jalan setan!
Mudah-mudahan syiam kita diterima Allah! Dan, mudah-mudahan yang kita dapatkan tidak hanya lapar dan dahaga. Tetapi mencapai derajat takwa seperti tujuan syiam ramadhan! Wallahu a'lam!



Saturday, July 11, 2015

HIKMAH PUASA RAMADHAN

Pernahkan Anda membayangkan penduduk planet bumi ini kafir semua? Dan, apakah Allah rugi jika manusia kafir, atau selalu menentang perintah-perintahnya? Apakah semua itu mempengaruhi eksistensi Allah? Kafir atau iman tidak ada pengaruhnya bagi Allah! Sebab, sejatinya perintah-perintah atau larangan-larangan Allah itu untuk kepentingan manusia sendiri, bukan untuk Allah! Demikian pula dengan ibadah syiam (puasa). Keliatannya berat dan menyiksa, tetapi jika kita benar-benar melaksanakan ibadah tersebut dengan ikhlas, pasti banyak kebaikan yang kita dapatkan. Ada banyak hikmah yang kita dapatkan jika kita berpuasa semata-mata hanya ingin mendapatkan ridlo Allah:

Hikmah pertama dan utama adalah tujuan diperintahkan syiam ramadhan itu sendiri, yaitu ingin menjadikan manusia mencapai derajat takwa. Takwa adalah modal kita untuk mendapatkan kebahagian baik di dunia maupun diakherat. Inilah hikmah paling utama yang akan didapatkan jika kita puasa hanya semata-mata mengharap ridhlo Allah. Orang-orang yang bertakwa adalah orang yang mampu mengendalikan hawa nafsu mereka dan mau mentaati perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.


Melatih manusia memiliki sifat khasyyah (takut) kepada Allah, baik secara rahasia, maupun terang-terangan, karena tiada yang mengawasi orang yang berpuasa itu kecuali Allah. Ia meninggalkan syahwatnya terhadap makanan yang lezat, minuman yang segar dan lain-lain sebagainya, karena semata- mata melaksanakan perintah Allah, dan tunduk kepada petunjuk agamanya, untuk berpuasa sebulan lamanya.
menjinakkan syahwat. Syahwat atau yang biasa kita sebut hawa nafsu, keinginan-keingan diri harus dikendalikan. Jika keberadaannya tidak dikendalikan akan menimbulkan ekses negatif yang cepat atau lambat akan menghancurkan segalanya. Puasa adalah al-imsaak, yaitu menahan, mengekang, mengendalikan. Mengendalikan diri dibutuhkan oleh setiap orang, kaya atau miskin, muda atau tua, laki-laki atau perempuan, sehat atau sakit, manusia modern di masa kini atau di masa lalu. Kenapa? Pengendalian diri dilakukan untuk memelihara eksistensi manusia dan kemanusiaannya. Sebab, salah satu kelemahan manusia yang paling mendasar adalah ketidakmampuannya untuk mengendalikan diri!


Memupuk solidaritas sosial, karena ketika kita sedang berpuasa perut kita lapar sehingga kita dapat merasakan penderitaan fakir-miskin. Hal ini akan melatih diri bersifat kasih sayang, sehingga mendorong kita untuk melakukan perbuatan sosial, seperti memberikan sedekah kepada fakir miskin. Memberi bantuan kepada orang-orang yang tertimpa bencana, karena ia ketika merasakan kelaparan, teringat kepada orang-orang yang menderita kelaparan, atau orang-orang yang tertimpa musibah. 


Menimbulkan rasa cinta kepada keadilan, dan persamaan derajat umat manusia, dalam menjalankan kewajiban dan memperoleh hak. Dalam pelaksanaan ibadah puasa ini, terlihat persamaan antara orang-orang kaya dengan fakir miskin, dan antara penguasa dengan rakyat jelata, dalam melaksanakan satu kewajiban agama.
Membiasakan umat untuk hidup teratur dan bersatu, menghindari sifat sombong dan iri hati. Mereka memulai ibadah puasanya di dalam satu waktu, dan mereka berbuka dalam satu waktu pula. Mereka sama-sama menunggu waktu dengan kesabaran, dan tidak seorang pun mendahului orang lain di dalam berbuka itu.
Bagi kesehatan, puasa dapat membersihkan usus atau alat pencerna, daripada zat-zat yang berbahaya dalam perut, seperti zat lemak dan sebagainya; dan menghilangkan zat-zat yang mengendap di dalam tubuh, mengeringkan kelembabannya, dan menghancurkan lemak yang dapat berbahaya terhadap jantung
Demikianlah beberapa hikmah dibalik ibadah puasa, tentu saja masih banyak hikmah yang tidak kita ketahui, sebab pada hakekatnya setiap perintah Allah pasti akan membawa kebaikan bagi umat manusia. Dan Allahlah yang Maha Mengetahui Segalanya.
Yang jelas, jika kita benar-benar menjalankan ibadah puasa dengan dilandasi iman dan takwa kepada Allah, maka kita akan mendapatkan derajat takwa seperti yang dijanjikan oleh Allah. Derajat yang paling mulia disisi Allah. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling takwa. Bukan keturunannya, bukan hartanya, bukan pangkatnya, dan bukan bentuk fisiknya!
 Oleh karena itu, marilah kita pergunakan kehadiran bulan ramadhan kali ini dengan sungguh-sungguh agar dapat mengantarkan rohani kita seperti bayi yang dilahirkan oleh ibunya. Bersih sebersih kapas, putih seputih salju, bening sebening embun diwaktu malam.
Selama sebulan penuh kita dilatih oleh Allah untuk mengendalikan hawa nafsu. Jika hawa nafsu tidak dikendalikan kita akan menjadi liar, tidak terkendali.