Monday, March 7, 2016

Antara Niat dan Motivasi


Samakah antara niat dan motivasi? Untuk mengetahui apakah motivasi dan niat marilah kita teliti bersama. Pertama-tama, marilah kita lihat pandangan Islam tentang niat didasarkan hadits yang membicarakan hal tersebut.


عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung niatnya.  Dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .
Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran Islam. Imam Ahmad dan Imam syafi’i berkata : Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu dari ketiganya. Diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata : Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh. Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata : Hadits ini merupakan sepertiga Islam.
Hadits ini ada sebabnya, yaitu: ada seseorang yang hijrah dari Mekkah ke Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama : “Ummu Qais” bukan untuk mendapatkan keutamaan hijrah. Maka orang itu kemudian dikenal dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais). (Arba’iina : 1)
Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu. Saya kira hal ini tidak berlebihan dan masuk akal karena hidup manusia itu memang terdiri dari tiga unsur : yaitu unsur hati, lesan, dan laku perbuatan. Seperti halnya iman yang tidak cukup kepercayaan di dalam hati saja, tetapi juga meliputi lesan dan kemudian dibuktikan dengan laku perbuatan.

Jadi tidak terlalu berlebihan jika dikatakan bahwa laku perbuatan seseorang itu sangat ditentukan oleh niatnya. Niat tidak hanya sebatas ucapan yang tidak dilandasi oleh ilmu atau pengetahuan tentang sesuatu. Orang mempunyai niat untuk melakukan sesuatu karena dia mengetahui sesuatu yang diniatkan tersebut. Tanpa ilmu, tanpa pengetahuan, mustahil akan muncul niat di hati seseorang. Bagaimana kita mau hidup menurut ajaran Allah jika kita tidak mengenal ajaran Allah itu sendiri!

Sebagai ilustrasi, kita mempunyai niat untuk pergi ke pasar membeli sayur-sayuran untuk masak. Saya yakin munculnya niat tersebut karena kita sudah tahu atau katakanlah memiliki pengetahuan tentang pasar. Kita pasti sudah tahu bahwa pasar itu adalah tempat berjual-beli, dimana di tempat itu banyak orang berjualan bermacam-macam barang. Jika kita tidak tahu itu, pasti tidak akan muncul niat pergi ke pasar membeli sayur-sayuran atau kebutuhan yang lainnya.

Kita berniat menjadi pemimpin, pasti kita sudah tahu apa itu pemimpin, bagaimana teori memimpin, apa keuntungan dan kerugiaannya. Keutamaan apa yang akan didapatkan jika menjadi seorang pemimpin. Dan yang pasti sudah tahu apa kenikmatan-kenikmatan yang akan didapatkan jika menjadi seorang pemimpin! Jika yang terakhir yang menjadi niatnya, maka celakalah kita, dan celaka pula orang-orang yang dipimpin. Karena niatnya hanya ingin memenuhi hasrat-hasrat pribadi dan mengumbar nafsu angkara murka.

Semakin dalam pengetahuan kita tentang sesuatu, semakin mengenal pernik-perniknya, maka akan semakin kuat niat kita. Niat itu adalah satu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.

Lho, artinya koq sama dengan motivasi? Mungkin Anda akan bertanya seperti itu. Kalau boleh diterjemahkan secara bebas menurut pemahaman penulis arti niat itu memang seperti itu, sama dengan motivasi. Yaitu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan perbuatan. Atau, suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya. Wallahu a’lam bishowab!





2 comments: