ALAM DAN KEKAYAAN YANG TERDAPAT DI DALAMNYA MILIK SIAPA?
Pandangan
Individualis
Manusia-manusia
yang berpandangan individualis memandang alam sebagai sesuatu yang dapat
dimiliki dan oleh karenanya mereka berusaha memiliki alam sebesar mungkin dan
selama mungkin sebagai sumber kapital. Paham lndividualis tentang alam ini di
dalam masalah ekonomi kemudian menjelma menjadi paham kapitalis.
Sistem ini memberi kebebasan cukup besar bagi pelaku-pelaku ekonomi untuk melakukan kegiatan yang terbaik bagi kepentingan masing-masing. Alat-alat produksi utama (sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya modal) berada di tangan swasta. Secara garis besar ciri-ciri Sistem Ekonomi Liberal-Kapitalistik adalah :
•
Adanya pengakuan yang luas terhadap hak-hak
pribadi
•
Praktik perekonomian digerakkan oleh motif
keuntungan (profit motive)
•
Praktik perekonomian diatur menurut mekanisme
pasar, perekonomian digerakkan oleh interaksi secara bebas antara konsumen dan
produsen di pasar.
Bagi
konsumen tujuan yang ingin diraihnya adalah kepuasan maksimum, sedangkan bagi
produsen tujuannya adalah keuntungan maksimum. Dalam hal ini pasar berfungsi
untuk memberikan “sinyal” kepada produsen tentang barang-barang yang akan
dihasilkan baik dalam jumlah maupun mutu, serta kepada konsumen tentang
barang-barang apa saja baik dalam jumlah dan mutu yang dapat dibeli di pasar.
Praktik
perekonomian digerakkan dan didorong oleh motif keuntungan demi kepentingan
pribadi. Dalam hal ini manusia diakui sebagai makhluk homo economicus, yang
selalu mengejar kepentingan sendiri. Paham seperti ini sering disebut sebagai
paham individualisme.
Paham di atas adalah merupakan akibat
dari paham individualis dalam memandang alam. Oleh karena itu, alam menurut
mereka adalah sesuatu yang dapat dikuasai oleh individu-individu secara bebas
demi kepentingan kehidupannya di dunia ini. Mereka berlomba untuk menguasai
sumber-sumber alam yang kiranya dapat dijadikan kapital. Penganut paham ini
terutama negara-negara Eropa Barat dan Amerika.
5.
Pandangan Islam
Alam
semesta demikian unik dan mempunyai keteraturan yang luar biasa tidak mungkin
manusia dapat mengetahui rahasia-rahasianya secara lengkap; pasti dicipta
dengan tidak main-main oleh penciptanya. Alam semesta diciptakan oleh Allah
dari tidak ada menjadi ada. Untuk apa alam semesta ini dicipta? Manusia pasti
akan menjawab dengan bermacam-macam jawaban sesuai dengan pengetahuan dan
kemauannya karena eksistensi alam bagi manusia memang tak pernah sepenuhnya
terjawab. Karena alam ini ada yang menciptakan, maka yang menciptakanlah yang
paling mengetahuinya. Konsep penciptaan alam menurut pencipta itu dapat
diketahui melalui informasi yang berasal dari-Nya. Informasi itu ialah wahyu
yang kemudian ditulis yang disebut Al Quran. Surat Albaqarah:29 menyatakan;
"Dialah yang menciptakan segalanya di atas bumi ini untukmu
(manusia)".
Peran
manusia di dalam alam ini dilukiskan oleh penciptanya dengan sangat jelas yaitu
bahwa manusia yang berketurunan Adam ini sangat dimuliakan oleh Allah, mereka
dapat menaklukkan baik daratan maupun lautan dan diberi rezeki yang baik serta
dilebihkan dari makhluk yang lain. Kehidupan manusia ini pada hakikatnya
hanyalah kesenangan yang amat sedikit, yang kadang-kadang justru dapat
memperdayakan manusia. Kehidupan ini penuh dengan permainan dan senda gurau
belaka, sehingga kebanyakan manusia lalai akan tugas hidupnya. Kehidupan itu
laksana tumbuh-tumbuhan yang menjadi subur karena air hujan, kemudian menjadi kering
dan dlterbangkan oleh angin.
Oleh
sebab itu Allah sebagai pencipta tunggal adalah pemilik mutlak akan alam
semesta ini, termasuk di dalamnya manusia dan apa saja yang ada di dalam alam
ini, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Manusia hanya mempunyai hak
untuk menggunakan segala sesuatu yang dimiliki secara mutlak oleh Allah.
Berbicara
masalah Sistem Ekonomi Islam maka kita harus berangkat dari pandangan besar
terhadap seluruh harta kekayaan yang ada di alam semesta ini. Cara islam
menyeselasaikan seluruh persoalah harus dimulai pandangan besar terhadap
seluruh harta kekayaan yang ada di alam semesta ini. Ini adalah fondasi.
Sebenarnya seluruh harta kekayaan alam ini milik siapa? Pemilik mutlak adalah
Allah SWT.
¬
42. dan kepunyaan Allah-lah kerajaan langit
dan bumi dan kepada Allah-lah kembali (semua makhluk). (An-Nur)
Manusia
hanya mempunyai hak untuk menggunakan segala sesuatu yang dimiliki secara
mutlak oleh Allah. Hak penggunaannya ini merupakan hak yang tidak mutlak, yakni
relatif. Ia hanya berhak mengelolanya dan menguasai penggunaannya. Allah telah
menyerahkan segala sesuatu kepada manusia untuk dlkerjakan, untuk diubah
bentuknya serta diambil manfaatnya. Segala sesuatu yang ada di antara langit
dan bumi disediakan untuk kenikmatan manusia tanpa dlbayar. Milik relatlf ini hanya
terbatas pada apa yang telah dlusahakannya saja, karena setiap prla maupun wanita
hanya akan mendapatkan hasll sebatas usahanya sebagai haknya. Sedangkan
penguasaannya, sebagian dlpergunakan untuk umum, karena Allah telah
memerintahkan agar memberikan kepada orang-orang lain harta Allah yang telah
dlberikan kepadanya. Manusia oleh Allah diingatkan bahwa dalam harta
kekayaannya itu terdapat bagian untuk orang-orang miskin, baik yang meminta
haknya maupun yang tldak memintanya. Penimbunan harta kekayaan termasuk emas,
perak, dan lain-lain akan disediakan siksaan yang amat pedih oleh Allah.
Bagaimanakah dengan posisi
manusia?
Jika
dalam sistem ekonomi kapitalis, dll. Posisi manusia itu menjadi subyek (yang
menentukan) atau terombang-ambing menjadi subyek atau obyek sehingga dapat
dipastikan saling menindas, tetapi dalam sistem ekonomi islam kedudukan manusia
sebagai mutawwakilun yaitu wakil subyek bertindak atas nama Allah.
Manurut
Rasulullah setiap perbuatan yang tidak dimotivasi atau didahului oleh
bimillahirahmanirahiim maka perbuatan tersebut akan terputus (dari rahmat
Allah). Surat Ali Imran ayat 190-191 menegaskan:
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal,
191.
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.
Alam
semesta ini diciptakan Allah untuk manusia, tetapi Allahlah pemilik mutlaknya,
sedangkan manusia hanya sebagai pemllik yang tidak mutlak atau relatif. Mereka
berhak mendayagunakan dan menghasilgunakannya untuk kepentingan seluruh umat
manusia bukan hanya untuk individu, bukan hanya untuk manusia masa kini saja, akan tetapi juga untuk
generasi yang akan datang.
Wallahu a'lam bishowab!