Thursday, November 22, 2018

POLITIK JAHILIYAH


Politik Jahiliyah adalah politik dusta dan sulit dipercaya. Tidak demi rakyat tetapi demi keuntungan pribadi dan kelompoknya. Menghalalkan segala cara, dan tidak perduli meskipun mereka menari-nari dan berpestapora di atas penderitaan orang lain. 

Pagi menggunjing, siangnya memfitnah dan sorenya adu domba. Sarapan paginya menggunjing, 


makan siangnya fitnah, makan malamnya adu domba.  Dalam politik jahiliyah tidak ada kawan yang abadi, tetapi yang ada hanyalah kepentingan abadi.


Di dalam Islam politik itu harus sesuai dengan Al-Quran. Mengajak semua orang masuk surga, fi dunya khasana fil akhirati khasanah. Surga dunia maupun akhirat. Di Indonesia mayoritas bergama islam, bersatulah maka akan akan kuat. Jangan menjadi mayoritas yang minoritas.Ibaratnya seperti empat ekor sapi yang menghadapi seekor singa, sebenarnya empat ekor sapi itu jika bersatu mampu menghadapi singa. Namun, karena keempat ekor sapi itu gontok-gontokan sendiri, maka mereka menjadi mangsa singa.


 Ketika bersatu mereka kuat. Karena kepentingan kelompok dan golongan dan kepentingan, akhirnya mereka bermusuhan. Sebenarnya tadinya singa itu ragu-ragu untuk memangsa sapi itu mengingat kekuatan yang hebat jika sapi itu bersatu. Tetapi begitu melihat ke empat ekor sapi itu saling gontok-gontokan sendiri maka niat singa itu menjadi mantap.

Akhirnya, dengan penuh percaya diri dan tanpa ragu-ragu lagi dia merealisasikan keinginannya itu. Maka ia terkam sapi yang pertama. Melihat hal itu sapi yang ke dua, ke tiga dan ke empat berkata dengan enteng, “tidak apa-apa asal bukan saya”. Besoknya diterkam lagi sapi yang ke dua. Sapi ke tiga dan ke empat, berkata “Mampu lu rasai! asal bukan saya!”. Di lain hari giliran sapi ke ketiga yang diterkam, sapi ke empat masih bisa berkata, “silahkan, asal bukan saya!”. Barulah timbul penyesalan ketiga giliran sapi keempat yang akan di terkam! Dalam hatinya berkata. “Ketika dulu kami bersatu dan tidak berpecah-belah, tentu kami bisa melawan singa yang biadab itu! Tapi sekarang apa daya, nasi telah menjadi bubur! Kekuatan saya tidak berimbang dengan dia. Akhirnya ke empat sapi itu innalilah”.

Bagaimana politik Islam? Nasibnya akan seperti sapi-sapi itu jika tidak bersatu. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Apakah kondisi politik umat islam seperti sapi-sapi itu? Silahkan di teliti dan di analisa sendiri untuk dijadikan bahan instropeksi.

Sunday, November 4, 2018

MENSYUKURI NIKMAT


Ucapkan Alhamdulilah jika Anda mampu menjadikan tangan Anda di atas, sebab Anda telah menjadi lebih baik, karena tangan di atas itu lebih baik dari pada tangan di bawah. Ungkapan syukur itu jangan hanya diucapkan ketika Anda menerima sesuatu dari orang lain. Misalnya menerima hadiah dari teman, mungkin menerima paket lebaran dari teman Anda, ditraktir teman, mendapatkan undian, dsb.



Menjadi pedagang itu hukumnya halal, bahkan kita dianjurkan oleh Rasulullah untuk berdagang jika kita ingin kaya, tetapi jika Anda beramal jangan bersikap seperti pedagang yang hanya didasarkan untung rugi materiil. Misalnya Anda mengeluarkan shodaqoah satu juta, dengan mengharapkan kembalian tujuh juta atau bahkan lebih dari itu. Shodaqoh ya Shodaqoh, karena itu memang diperintahkan oleh Allah. Mengenai pahala itu sudah otomatis jangan dijadikan motivasi utama.

Jika Anda tidak punya harta, tersenyumlah. Karena senyum itu termasuk shodaqoh, tetapi jangan senyam-senyum terus kapan dan dimanapun, karena nanti akan dianggap orang gila. Berbuat baik kepada orang lain itu adalah shodaqoh, maka bantulah orang lain dari kesulitannya.

Benarkah Anda tidak punya uang? Kalau Anda benar-benar tidak punya uang mestinya Anda tidak bisa pergi ke warung jajan, beli rokok, wedangan di angkringan, beli pulsa, beli bakso, berwisata ke pantai atau pegunungan, nonton orkes atau wayangan. Tidak punya uang atau pura-pura tidak punya ungan, yang tahu hanya diri Anda sendiri dan Tuhan, atau mungkin istri dan anak-anak Anda.

Punya uang tetapi belum cukup nisobnya! Jadi nggak usah zakat atau bershodaqoh! Ini barangkali jawaban yang paling umum untuk berkelit agar tidak mengeluarkan harta mereka. Munkin sangat mencintai harta,  atau bahkan menuhankannya sehingga tidak mau mengeluarkannya meskipun hanya sedikit.

Jika kita mendapatkan kenikmatan dari Allah, kita diperintahkan untuk bersyukur. Dengan bersyukur Allah akan menambahkan kenikmatan yang kita dapatkan. Sebaliknya kalau kita kufur, maka akan mendapatkan adzab yang pedih. Rasa syukur itu tidak cukup membaca alhamdulillah tetapi harus ditindaklanjuti dengan perilaku atau laku perbuatan.
Anda bisa ngopi di cave atau angkringan, atau minum wedang jahe dengan nikmatnya. Makan mendohan atau tahu susur sembari ngobrol ngalorngidul. Kalau Anda lapar langsung ambil nasi kucing dan lauk pauk sederhana yang tersedia. Alangkah nikmatnya! Anda merasa nikmat atau tidak. Hal itu kenikmatan yang kita dapatkan atau bukan? Nah, jika itu merupakan kenikmatan, maka ucapkan Alhamdulillah kemudian ditindaklanjuti dengan mengeluarkan shodaqoh. Bagaimana caranya?

Berapa Anda bayar makanan dan minuman itu? Mungkin lima ribu? Keluarkan uang enam ribu, kalau kebanyakan lima ribu lima ratus. Bayarkan lima ribu, yang lima ratus masukkan celengan dan nanti jadikan shodaqoah Anda. Satu bulan kemudian bukalah! Anda akan mendapatkan kenyataan yang mengejutkan, anda pasti tidak menduga bahwa uang yang terkumpul lumayan banyak. Setiap mendapatkan kenikmatan apa saja keluarkan shodaqoh, insya Allah kenikamatan yang Anda dapatkan akan semakin bertambah-tambah.

Bagi teman-teman yang belum bisa berhenti dari rokok, Anda tiap hari akan menyisihkan uang kerena biasanya orang-orang yang sudah nyandu rokok mau tidak mau mereka setiap hari harus membeli rokok. Harga rokok mungkin  dua belas ribu, atau lima belas ribu. Keluarkan uang Anda tiga belas ribu atau enam belas ribu dan yang seribu masukkan ke celengan.

Bayarkan setiap kenikmatan yang Anda dapatkan dengan shodaqoh! Cara seperti itu tidak terasa dan mampu mengumpulkan shodaqoh yang signifikan. Kalau tidak percaya … yang silahkan coba sendiri. ø

Bayangkan jika yang melakukan itu orang-orang besar yang berduit banyak, pasti akan terkumpul uang yang banyak yang dapat digunakan untuk membantu pengentasan kemiskinan, atau pemberdayaan terhadap orang-orang miskin yang tertindas.

7. dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Ibrahim : 7)


Wednesday, October 31, 2018

APAKAH KITA HEDONIS?


HEDONISME. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hedonisme adalah pendangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup. Sedangkan para pengikutnya disebut Hidonis, orang yang memiliki pandangan dan anggapan bahwa kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup.
Apakah kita seorang Hedonis? Mungkin banyak yang menjawab tidak, karena menyembah materi dan kenikmatan hidup sekarang ini sudah dianggap biasa dan menjadi tujuan utama kehidupan. Coba saja ditanyakan niat mereka dalam menapaki kehidupan ini, rata-rata jawabannya berkisar pada materi. Kenapa kamu ingin kerja? Untuk dapat uang? Setelah dapat uang? Ya, untuk senang-senang. Kenapa kamu sibuk kuliah padahal kamu sudah berkerja dan menadapatkan gaji? Ya, supaya naik pangkat. Kalau naik pangkat gaji dan derajatnya meningkat. Coba Anda daftar lagi pertanyaan-pertanyaan lain, dan kejar sampai mentok, apakah materi yang menjadi ultimate goal?




Orang miskin yang dililit oleh kesulitan materi akan dengan mudah mengatakan kami bukan hedonis, kami orang-orang prihatin yang tidak gila harta. Memang, sifat hedonis itu tidak terlihat pada saat kita TIDAK MEMILIKI UANG, tetapi justru akan muncul saat ADA UANG DI TANGAN KITA. Biasanya kita akan diuji saat berada pada posisi OKB (orang kaya baru) yang sedang menerima ‘uang kaget’ dalam jumlah besar atau menjadi orang yang memiliki posisi dan kekuasaan baru. Jika ada sifat hedonis di dalam diri kita, maka tanpa disadari ‘keinginan-keinginan kita’ yang dahulu belum terpenuhi akan mulai kita realisasikan. Alhasil, uang kaget itupun seakan raib atau lenyap karena kita menggunakannya untuk memuaskan dahaga keinginan itu. Dan bagi yang memiliki posisi atau kekuasaan baru tidak mustahil mereka akan menyalahgunakan kekuasaan yang mereka miliki untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.

Omong itu memang mudah, tetapi bila kesempatan didapat, itulah baru ujian yang sebenarnya.

Banyak para aktifis meneriakkan idealisme mereka seolah-olah mereka pahlawan hebat dan manusia suci tanpa dosa. Dan, coba Anda lihat setelah mereka berada dalam pusaran kekuasaan! Apakah mereka masih idealis? Atau mereka telah berubah menjadi orang seperti pejabat atau penguasa yang pernah mereka kritik?



Wednesday, October 17, 2018

JALAN TENGAH DAN KESEIMBANGAN


Jalan tengah itu fitrah manusia, benarkah? Ini perlu bukti dan data yang valid. Perbedaan itu adalah bukti yang nyata, karena Tuhan memang menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Tuhan tidak memaksa manusia untuk mentaatinya, oleh karena itu tidak ada paksaan dalam beragama. Meskipun pilihan tersebut akan membawa konsekwensi masing-masing. Yang jelas, manusia adalah makhluk alternatif yang bebas memilih dan akan mendapat kepastian hidup sesuai dengan pilihan masing-masing.

Alam dulu sangat bersahabat dengan manusia karena dalam kondisi berimbang, berada di jalan tengah. Barulah keadaannya menjadi kacaubalau setelah diintervensi oleh manusia. Maka, rusaklah alam, dan sekarang kita dapat merasakannya.

Penulis pernah membaca di majalah Tempo, entah edisi berapa penulis sudah lupa. Yang jelas informasi itu sangat berkesan dan layak untuk diperhatikan untuk pembelajaran bagi kita. Untuk membuktikan bagi kita bahwa dulunya alam ini seimbang dan harmonis sebelum diintervensi oleh manusia.



Setting tempat cerita ini adalah di hutan Afrika. Keseimbangan hutan di sana jomplang akibat orang suka berburu gajah untuk mendapatkan gadingnya yang dapat dijual mahal. Gajah-gajah yang mati dibunuh dibiarkan begitu saja, akibatnya singa-singa yang biasa berburu mempertaruhkan nyawa mereka menjadi manja dan malas karena bahan makanan sudah tersedia melimpah ruah. Yakni bangkai-bangkai gajah yang berserakan.
Akibat selanjutnya tidak terduga, karena mereka makan berlebihan dan tidak pernah bekerja keras lagi, maka libido singa-singa itu menjadi meningkat drastis, maka tidak ada cara lain energi libido yang berlebihan itu mereka salurkan lewat sex. Mereka jadi suka kawin sehingga populasi singa melesat pesat. Bayangkan jika hutan tersebut didominasi oleh singa? Apa yang akan terjadi?

Mungkin mereka akan kehabisan makanan. Dan tidak mustahil jika ketidakseimbangan tersebut dibiarkan berlarut-larut mereka akan berburu manusia untuk mengganjal perut mereka.

Barangkali dari sini muncul satu teori, putuslah rantai keseimbangan, pasti kerusakan itu akan terjadi. Atau, bagi para politikus yang haus kekuasaan putuslah rantai keseimbangan agar menguntungkan dan dapat terus melanggengkan kekuasaan mereka. Munculnya para oposisi itu sebenarnya jika dimanage dengan benar dapat menjadi alat penyeimbang.
Pada tempat lain dan zaman lain pernah ada penguasa lalim yang membunuhi oposan-opasan yang berhati singa untuk melanggengkan kekuasaannya.  Penguasa itu bernama Fir’aun dan kisahnya diabadikan di dalam Al-Quran.

004. Sesungguhnya Fir`aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir`aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. (Al-Qashaas).


Sesungguhnya Fir’aun telah ‘ala di muka bumi. Kata ‘ala memiliki arti tinggi, sehingga bisa diartikan meninggi, unggul-mengungguli, berkuasa-menguasai, bahkan congkak atau sombong. Pendek kata,Fir’aun telah menjadi penguasa di atas bumi.

Dia telah menjadikan penduduk bumi berkelompok-kelompok atau terbagi ke dalam kelompok-kelompok. Dia memperlemah sebagian dari mereka.
Dia memperlemah sebagian dari mereka.

Dia menyembelih (membunuh) anak-anak laki-laki dari mereka. Dia menghidupkan (membiarkan hidup) anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya dia termasuk golongan orang-orang yang melakukan pengrusakan ( Almufsidiin)
Jadi ada empat karakter dari al-siyasah al-fir’auniyah dalam melanggengkan kekuasaannya.

Pertama, menjadikan penduduknya terbelah kedalam beberapa kelompok. Dengan keterbelahan rakyat kepada kelompok-kelompok fanatik, di mana antara satu dengan lainnya sulit bersatu, sehingga berakibat lemahnya masing-masing kelompok tersebut di hadapan kekuasaan fir’auni. Dengan begitu kekuasan Fir’aun menjadi kuat dan tak tertandingi karena setiap saat dia bisa memainkan pengaruh dan juga memainkan potensi konflik yang ada di antara mereka itu. Dibutuhkan pembelahan-pembelahan kepada kelompok tradisional dan modern, santri, abangan, dan priyai, kota dan desa, moderat dan fundamental, liberal dan radikal, progresif dan konservatif dalam segala hal, termasuk Islam nusantara yang berbasis budaya dan Islam berkemajuan dengan basis intelektualisme Barat, dan seterusnya.

Kedua, melemahkan sebagian dan memperkuat sebagian secara acak sesuai kemauan dan kepentingannya. Inilah yang kita kenal dengan politik belah bambu. Jika yang satu dijunjung, maka lainnya diinjak. Cara seperti itu dimainkan secara silih berganti sesuai situasi dan kondisi. Masing-masing tidak ditiadakan, melainkan dibiarkan hidup, tapi diadu satu sama lainnya. Yang satu diberi fasilitas, diberi jabatan menteri dan jabatan lainnya, yang satunya dibiarkan dan dieliminir, tapi jangan sampai mati, maka sewaktu-waktu tetap dikasih kue sekadar untuk bertahan hidup.

Ketiga, membunuhi orang-orang yang memiliki karakter kelelakian; kesejatian dalam berpikir, konsisten dan tegas dalam bersikap, kenegarawanan dalam politik, kepahlawanan dalam mempertahankan kedaulatan, kebenaran dan keadilan.

Keempat, menghidupi orang-orang yang lebay, gombal, bermental munafik dan lemah dalam memegang prinsip. Dengan demikian, tidak akan lahir sosok pemimpin harapan rakyat yang bisa menggantikan posisinya untuk membawa rakyat kepada kemenangan sejati. Karena itulah diakhir ayat, digarisbawahi bahwa Fir’aun termasuk golongan orang-orang yang membuat kerusakan (almufsidiin).




Wednesday, October 10, 2018

MAU SEHAT? PUASALAH !


Di zaman now, dimana materialisme dan hedonisme semakin masif mencengkeram jiwa manusia, puasa menjadi barang mahal dan sulit dilakukan jika tidak memiliki niat yang kuat. Godaan-godaan berseliweran di mana-mana, baik yang berasal dari dunia nyata maupun dunia maya. Namun, sebenarnya hal itu bukan satu alasan untuk tidak berpuasa jika kita memiliki niat yang kuat semata-mata ingin beribadah kepada Allah.

Ini bukan bulan puasa, tetapi agaknya kita perlu menggaungkan puasa kembali, jika melihat kenyataan manusia pada saat ini cenderung melampiaskan hawa nafsu mereka. Coba lihat saja kondisi saat ini, apalagi jika kita berselancar di dunia maya, kita akan menemui aneka pelampiasan yang berwujud ujaran kebencian, berita-berita hoak, penggiringan opini yang tidak sehat, dan komentar-komentar yang biadab.

Itu adalah bentuk pelampiasan, dimana orang-orang cenderung ngegas dari pada ngerem.
Puasa, baik wajib maupun sunat, dapat dijadikan solusi untuk mengendalikan hawa nafsu yang semakin bergolak, selain itu juga dapat menyehatkan tubuh kita. Untuk lebih jelasnya, berikut ini kami kutipkan hubungan puasa dan kesehatan di masa Rasulullah terdahulu dari Panimas.com edisi 30 mei 2018;



Pada masa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menjabat sebagai kepala negara, beliau dan bangsa Muslim yang berpusat di Madinah waktu itu mendapat penghormatan dari bangsa Mesir. Kala itu, penguasa Iskandariyah, Mesir, yang bergelar Muqauqis, mengirim tabib ke Madinah sebagai tanda hormatnya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dan umat Islam.

Namun, kenyataan yang di luar dugaan terjadi. Meski sudah cukup lama tabib tersebut berdinas di Madinah, ia seperti seorang pengangguran karena tak ada pasien yang butuh pengobatan. Sang tabib handal pun bertanya mengapa orang sakit menjadi pemandangan langka di kota kaum beriman? Sederhana Rasul menjawabnya.

“Kami adalah kaum yang tidak makan sampai kami merasa lapar. Dan bila makan kami tidak sampai kenyang.” (Hr. Abu Dawud).

Sungguh sederhana resep sehat generasi terbaik umat Islam. Hanya bagaimana sikap kita terhadap pangan. Bahkan Islam memiliki syari’at yang menggembleng umatnya untuk tidak tamak terhadap pangan, yakni siyam atau puasa. Satu bulan dalam setiap tahunnya, yakni bulan Ramadhan, umat Islam diwajibkan menunaikan ibadah puasa. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman bahwa berpuasa itu lebih baik, maka hanya ketika ada uzur saja umat Islam diizinkan tidak melakukannya di dalam bulan Ramadhan.

“…. dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (al-Baqarah: 184).

Bahkan secara eksplisit Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menyatakan bahwa puasa berkhasiat untuk menjaga kesehatan.

“Berpuasalah, maka engkau akan sehat!” (Hr. Thabrani).

Para ilmuwan yang mendalami dunia kedokteran, sejak zaman dahulu hingga sekarang, aktif melakukan penelitian-penelitian guna mengungkap secara logis pengaruh puasa terhadap kesehatan.

Dalam pandangan ilmu kedokteran, puasa adalah cara mengistirahatkan organ pencernaan, enzim, dan hormon, yang biasa bekerja 14 sampai 18 jam setiap harinya. Para ilmuwan tersebut kemudian menyimpulkan bahwa sebagai cara memperoleh kesehatan yang prima, idealnya setiap manusia berpuasa 30 sampai 40 hari dalam setahun.

 5 Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Tubuh

Pertama, ketika seseorang berpuasa selama 12-14 jam, sistem tubuh melakukan proses detoksifikasi atau pembuangan zat-zat yang tidak diperlukan dan malah merugikan tubuh, dengan maksimal. Detoksifikasi bisa maksimal karena organ-organ yang bersangkutan sedang tidak terbebani pekerjaan mengolah zat makanan.

Zat-zat yang tidak diperlukan tubuh, yakni limbah metabolisme, seperti gula, kolesterol, trigleserida, dan garam, bila tidak dibuang dapat menimbulkan penyakit kencing manis, darah tinggi, dan sebagainya.

Kedua, selain proses detoksifikasi yang maksimal, ketika seseorang berpuasa, sel-sel tubuh dapat melakukan proses pembaharuan dengan baik. Sel-sel baru terbentuk dengan lancar sehingga tubuh menjadi bugar dan awet muda.

Ketiga, ibadah puasa menuntut pelakunya untuk sabar dan tidak mudah marah. Dengan lebih sabar, kadar zat kathekolamin dalam tubuh menjadi rendah. Padalah apabila kadarnya tinggi, dapat membuat tekanan darah naik karena denyut jantung akan meningkat frekuensinya. Pembuluh darah pun menyempit dan aliran darah terhambat. Tekanan darah yang tinggi dapat memicu stroke.
Kondisi jiwa yang sabar berperan merangsang sistem imun atau kekebalan tubuh menjadi lebih kuat. Imunitas yang tinggi membuat tubuh tidak mudah sakit.

Kelima, penyakit maag jenis dyspepsia fungsional bisa diterapi dengan berpuasa. Maag jenis ini disebabkan oleh stress, suka camilan, makan tidak teratur, dan merokok. Puasa akan mengondisikan tubuh menjauhi situasi-situasi tersebut.

Secara statistik, jumlah penderita maag fungsional lebih banyak dibandingkan dengan penderita maag organik (ada luka pada lambung atau saluran cerna).

Tidak berhenti sampai di sini. Sesungguhnya manfaat puasa bagi kesehatan yang sudah ditemukan sangatlah banyak. Dan penelitian tentang ini tentu terus berjalan. Sangat besar kemungkinannya, kelak akan muncul temuan-temuan baru yang sangat membahagiakan. Benarlah sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam,
“Berpuasalah, niscaya engkau akan sehat!” (Hr. Thabrani). Wallahu a’lam. [Ib]

Sunday, September 30, 2018

Memaknai Bulan Muharram


Jika tahun baru tiba, baik tahun baru Islam (muharram) maupun masehi, nasehat yang biasa disampaikan adalah mengisi lembaran-lembaran baru, tentu saja lembaran yang lebih baik dibandingkan dengan tahun yang lalu. Para da’I pada tahun baru Islam selalu mengajak kita untuk berhijrah dari kegelapan menuju cahaya. Dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Kemudian, untuk memotivasi semangat perubahan, biasanya dikutip hadits atau bukan penulis belum melakukan penelitian. Yang jelas isinya sangat bagus dan patut diaati meskipun dia bukan hadits seperti yang dipahami umum;



Barang siapa hari ini sama dengan kemarin, maka dia termasuk orang yang rugi.

Barang siapa yang hari ini lebih buruk dengan hari kemarin maka dia termasuk orang yang terlaknat.

Dan, barang siapa hari ini lebih baik dengan hari kemarin, maka dia termasuk orang yang beruntung.

Nah, bagus bukan? Jika kita mengikutinya pasti kita akan menjadi orang yang selalu berubah menuju kebaikan dan selalu berupaya menjadi manusia yang lebih baik. Itulah hijrah berpindah dari dzulumat menuju Nur. Dari gelap menjadi terang.

Bagi umat Islam, bulan Muharram merupakan sebuah momen sejarah penting, yang ditandai dengan peristiwa hijrah Rasulullah SAW dari Makkaah ke Madinah (Yastrib). Peristiwa Hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah, yang dulunya bernama kota Yastrib, kota yang sering disebutkan banyak penyakit dan kumuh, berubah menjadi kota Madinah Al-Munawwarah, yaitu kota yang memiliki peradaban dan pencereahan.

Lantas apa makna Hijrah Rasulullah SAW bagi umat Islam sekarang ini? Menurut Dr. Abdul Mu'ti, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dalam tabligh akbar di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kampar, Riau (22/09), menyebutkankan setidaknya ada 3 makna Hijrah yang bisa kita ambil dan terapkan untuk saat sekarang.

Pertama, bahwa peristiwa Hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah, yang pertama sekali dilakukan oleh Nabi SAW saat masuk kota Madinah adalah membangun Masjid, yaitu Masjid Quba. Masjid inilah yang dikenal sebagai masjid yang pertama dibangun oleh Nabi SAW. sesampai Nabi SAW di Madinah, dilanjutkan membangun Masjid Nabawi.

Makna dari yang dilakukan oleh Rasulullah ini menurut Abdul Mu'ti adalah, bahwa Hijrah bermakna membangun fondasi Taqwa.

"Pilihan Nabi SAW ini untuk membangun masjid saat peristiwa Hijrah, menunjukkan bahwa fondasi taqwa menjadi kunci utama dalam melakukan perubahan kehidupan manusia dan bangsa. Masjid merupakan fondasi Taqwa yang akan dapat mengubah kehidupan Islam, oleh karenanya, pertama yang dilakukan Nabi adalah membangun Masjid",tuturnya.

Kedua, Setelah Rasulullah membangun masjid, Rasul SAW kemudian melanjutkan membangun pasar. Keberadaan pasar ini, tidak jauh dari masjid Madinah yang lebih dulu dibangun Nabi SAW.

Makna membangun pasar adalah membangun fondasi ekonomi masyarakat. Menurut Abdul Mu'ti, makna hijrah kedua yang bisa kita ambil adalah, bahwa membangun masyarakat, harus diikuti membangun fondasi ekonomi masyarakatnya. Pasar adalah simbol dar upaya Rasulullah membangun fondasi ini.

Ketiga, setelah fondasi taqwa melalui masjid, dan fondasi ekonomi melalui pasar, kemudian Rasulullah melanjutkan membangun fondasi politik, dengan menerbitkan piagam Madinah." Piagam Madinah ini, merupakan peraturan dan perundang-undangan masyarakat Madinah, untuk menata masyarakat yang plural", tutur Mu'ti.

Kepiawaian Rasulullah untuk mengeluarkan piagam Madinah, mendapat pujian banyak pihak, ada yang menyebut, cara berpikir Nabi, melampaui zamannya. Oleh karena itu, menurut Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, Madinah menjadi rujukan dan pilot projek bagi negara-negara modern",ungkapnya.

Jadi secara singkat, spirit Hijrah Rasulullah SAW, adalah semangat bagi umat muslim hari ini, untuk memperkuat fondasi ketakwaan, ekonomi dan masyarakatnya. Sehingga tercipta negeri yang baldatun tayyibatun warabbun qhafur.





Monday, September 17, 2018

MEMBACA AYAT-AYAT TUHAN


Kata alam seakar dengan kata alamat atau tanda yang menunjukkan kepada sesuatu. Oleh karena itu alam raya ini juga dinamai ayat-ayat Allah. Alam raya yang demikian luas ini adalah tanda yang menunjuk kearah perjalanan kita menuju Allah SWT. Ayat-ayat Allah ada dua macam. Terbentang di persada bumi ini dan di langit yang luas itu, ada juga ayat-ayat yang terbaca, yaitu ayat-ayat Al-Quran.



Keduanya sangat mempesona. Alam raya sesungguhnya sangat mempesona, hanya saja karena ketika lahir telah ada , kita selalu mendengar dan tiap hari kitapun dapat dilihat ditambah lagi dengan akal pikiran kita yang disibukkan oleh urusan keduniaan sehingga terjadi erosi. Sesuatu yang sebenarnya indah itu tampak biasa. Susana hati, kedekakatan kita kepada Allah dan keberhasihan hati kita memang bisa menghadirkan keindahan-keindahan di dalam hidup kita.

Alam raya dijadikan Allah sebagai tanda untuk menuju ke hadiratnya. Ciptaan Allah ini sangat-sangat indah memukau. Ada sementara orang yang terpukau dan terpaku di sana sampai-sampai lupa bahwa dia sedang dalam perjalanan menuju Tuhan.



Dia berhenti di sana. Ini dapat diibaratkan seseorang yang menuju ke suatu kota atau tempat tertentu. Dalam perejalanannya dia menemukan patung yang menunjuk arah kota yang ditujunya tetapi karena patung itu sedemikian indahnya dan ditangan patung itu ada sebuah cincin berlian maka dia terpesona dan terpaku di sana sehingga lupa bahwa dia sebenarnya sedang dalam perjalanan menuju Allah. Patung yang indah itu bukan perjalanan terakhir, tetapi hanyalah satu petunjuk dalam perjalanan yang sebenarnya. Begitu juga para pemuja alam terpaku oleh keindahan alam sehingga mereka melupakan Tuhannya.

Planet-planet tata surya kita kalau dibanding dengan alam raya ini hanya bagaikan sebiji kacang di tengah lapangan sepakbola. Banyak sekali ayat-ayat Allah , banyak sekali fenomena alam dapat mengantar kita untuk menyadari betapa Maha Agungnya Allah. .

Jangan menduga hanya dari hal-hal besar dan agung kita dapat menarik pelajaran, dari hal-hal yang kecil sekalipun kita bisa menarik pelajaran mengambil I’tibar untuk kelanjutan hidup kita dan untuk mencapai prestasi yang lebih baik lagi.

Timur Lang yang tadinya orang yang merasa rendah diri, karena pincang, suatu ketika dia melihat seekor semut membawa beban mendaki ke atas  terjatuh, dia berusaha lagi, terjatuh lagi, berusaha lagi, …… sehingga berhasil mencapai puncak yang dikehendakinya. Timur Lang menarik pelajaran bahwa diapun harus demikian.

Ibnu Hajar yang dinamai anak batu seorang ulama besar. Pada masa kecilnya tidak cerdas. Dia ke sungai melihat sebuah batu yang ditetesi setetes demi setetes oleh air akhirnya berlubang. Dia kembali, merenung, bahwa diapun mampu untuk mencerdaskan fikirannya asal dia tekun.

Tetapi sayang banyak yang salah faham terhadap eksistensi alam, mereka menganggap alam sebagai tujuan terakhir sehingga disembah-sembahnya. Mereka menjadi budak dan menjadikan alam menjadi pusat segalanya, termasuk dalam memandang satu permasalahan yang mereka hadapi. Bahkan dalam urusan hidup mereka berpandangan bahwa hakekat kehidupan ini adalah susunan individualism hasil reflek dari hokum alam besar. Dimana planet-planet dan yang lainnya berjalan sendiri-sendiri penuh ketaraturan maka hendaklah seperti itu dalam menjalani hidup ini. Ada satu hal yang mereka lupakan. Alam raya bisa teratur itu tidak berjalan sendiri, tetapi ada yang mengaturnya. Segala sesuatunya menjadi kacau setelah Tuhan mereka matikan perannya.

Sebenarnya Allahlah yang menjadi subyek dan manusia hanya menjadi wakil subyek. Karena Allah telah dihilangkan dalam hidup mereka, maka akhirnya merekalah yang menjadi subyek menentukan hidup menurut selera mereka sendiri.

Akibatnya mengujudlah individualism dan liberalism. Dan seterusnya bermetamorfose menjadi faham-faham kehidupan yang lain. Berikut ini adalah faham-faham kehidupan yang perlu Anda ketahui sebagai anak dari sekularisme.


Disarikan dari berbagai sumber







Sunday, March 4, 2018

MEMAKNAI RUH PERJUANGAN 1 MARET 1949

Terlepas dari Pro dan Kontra, hendaknya kita mengambil yang baik-baik dan membuang jauh-jauh sesuatu yang kurang bermanfaat yang akan membuat kita berpecah belah.



Ada satu hal lagi yang perlu kita renungkan, dunia ini tidak bisa hanya dilihat dengan hitam putih. Sebagai manusia tentu ada hitam dan putihnya, dan tidak seluruhnya hitam dan menganggap mereka benda mati yang tidak berubah. Ada pepatah yang mengatakan, karena nila setitik, maka rusaklah susu sebelanga. Ingat, nilanya hanya setitik, tetapi kita juga harus ingat bahwa susunya sebelanga, lebih mayoritas dari nila yang cuma setitik. Terkadang kita melupakan itu dan menanggap semuanya hitam dan kelam.

Hari ini, Minggu 4 Februari 2018 Yogyakara mengadakan Parade Juang Serangan Umum  1 Maret 1949, sesuatu yang positif dan perlu kita apresiasi.


Komunitas Djogjakarta 1945 bersama dengan Dinas Kebudayaan, Ikatan Keluarga Alumni Lemhanas, Paguyuban Wehrkreis III, dan Museum Benteng Vredburg bersinergi untuk memperingati Serangan Umum 1 Maret 1949 . Kegiatan ini dilakukan setiap tahun, untuk memperingati peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Dalam parade kali ini melibatkan kontingen militer dan seni tradisi di Yogyakarta.


Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah serangan yang dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta secara besar-besaran yang direncanakan dan dipersiapkan oleh jajaran tertinggi militer di wilayah Divisi III/GM III dengan mengikutsertakan beberapa pucuk pimpinan pemerintah sipil setempat berdasarkan instruksi dari Panglima Divisi III, kol. Bambang Sugeng, untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI - berarti juga Republik Indonesia - masih ada dan cukup kuat, sehingga dengan demikian dapat memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang berlangsung di Dewan Keamanan PBB dengan tujuan utama untuk mematahkan moral pasukan Belanda serta membuktika pada dunia internasional bahwa TNI masih mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Soeharto pada waktu itu sebagai komandan brigade X/Wehkreis III turut serta sebagai pelaksana lapangan di wilayah Yogyakarta. (wikipedia bahasa Indonesia)

Sebagai manusia Indonesia, melalui momentum hari yang bersejarah ini kita semua patut memetik hikmah dari peritiwa heroik ini. Tentunya kita harus menghayati dan mengamalkan makna ruh perjuangan yang telah mereka nyalakan, bukan hanya sekedar seremonial belaka. Tetapi lebih dari itu, kita harus mampu menjaga nyala api perjuangan itu sehingga kita menjadi pahlawan-pahlawan baru dalam konteks kekinian sesuai dengan situasi dan kondisi yang kita hadapi. Bila dulu kita berperang dengan darah, maka saat ini kita harus bertarung melawan pembodohan, kesewenang-wenangan, dan menaklukan hawa nafsu yang membelenggu diri kita dan para pemimpin negeri ini.

Karena sesungguhnya bangsa ini masih membutuhkan banyak pahlawan untuk mewujudkan Indonesia yang damai, adil dan sejahtera, serta Indonesia yang bersih dan bebas dari segala bentuk korupsi. Kenapa korupsi? Mengapa korupsi menjadi sorotan? Karena penyakit ini memang parah dan sulit diberantas kalau tidak memiliki semangat juang seperti yang telah dicontoh para pahlawan. Kalau kita melihat kondisi korupsi di negari ini kita merasa miris, karena tidak hanya melibatkan oknum pejabat, yang paling menyedihkan sudah mengikutsertakan para penegak hukumnya yang semestinya bertugas memberantas korupsi. Oleh karena itu kita membutuhkan orang-orang yang mampu memaknai ruh perjuangan para pahlawan yang jujur, pemberani dan rela melakukan apapun demi kebaikan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.



Monday, February 26, 2018

APAKAH KITA LEBIH BUAS DARI BINATANG?


Boleh jadi ular kobra memiliki bisa di mulutnya, kalajengking di ekornya, tetapi manusia yang tidak beriman dan tidak berbudi akan memiliki bisa di seluruh tubuhnya. Akal manusia itu laiknya seperti kecanggihan teknologi informasi saat ini. Ia merupakan berkah yang luar biasa jika digunakan untuk hal-hal yang positif, sekaligus malapetaka yang luar biasa jika dimanfaatkan untuk hal-hal yang negatif. Marilah kita gunakan kelebihan kita yang berupa karunia akal dan pikiran untuk kebaikan kehidupan bukan penghancur kehidupan.





Manusia didesain oleh Allah menjadi makhluk yang memiliki akal pikiran yang ada dipermukaan bumi ini. Manusia dinobatkan menjadi khalifah di muka bumi yang memilki tanggung jawab menata, menjaga, dan melestarikan kehidupan yang telah Tuhan ciptakan di planet bumi ini. Seperti menjaga kelangsungan hidupnya sendiri, menjaga ketentraman hidup dengan manusia lain, menjaga kelestarian alam, menjaga kelangsungan hidup binatang, dsb.

Tetapi justru kita sering menjadi pengkhianat. Akal pikiran yang dikaruniakan Tuhan ini justru sering dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak baik. Tidak sedikit orang justru memanfaatkan karunia yang luar biasa itu hanya untuk ajang mengeruk keuntungan pribadi tanpa memperhatikan pihak-pihak lain yang dirugikan atas tindakan tersebut.





Boleh jadi Anda merasa muak melihat kenyataan yang terpampang di depan mata! Kenapa? Mungkin karena melihat orang-orang yang dianggap memiliki intelektualitas tinggi justru bertindak tidak sepantasnya, tindakan mereka justru menyengsarakan banyak orang. Uang rakyatpun dijadikan bancakan seperti miliknya sendiri. Penipuanpun merajalela, baik penipu berdasi maupun penipu lugu yang sering dijadikan tumbal kejahatan. Mereka berubah menjadi aktor-aktor yang sangat senang melakukan pencitraan. Buka dulu topengmu, bung! Sebelum Tuhan membukanya diakherat kelak, atau diakhir ketumbanganmu.

Sebelum ajal menjemput, marilah kita membuka telinga, mata, dan hati kita, bahwa akal yang tidak didampingi dan diiringi hati nurani dan budiperketi dan tidak mau mendengar suara Tuhan akan menjadikan kita seperti hewan bahkan mungkin lebih buas dan mematikan dari binatang buas sekalipun.

Monday, February 19, 2018

KENDALIKANLAH HAWA AMARAHMU

Hawa amarah itu bagaikan api yang bergolak, jika dibiarkan akan melalap dan menghanguskan segalnya. Rimba rayapun akan hangus menjadi abu jika api dibiarkan bergolak. Bangunan-bangunanpun akan roboh menjad abu jika membiarkan api amarah terus merajalela.

Pengendalian hawa amarah itu termat penting, buktinya ketika Rasulullah dimintai seseorang untuk memberi wasiat beliau sampai mengulang tiga kali wasiat mengendalikan hawa amarah. 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa seorang laki-laki memohon kepada Nabi shalallahu 'alaihi wassalam, "Berilah aku wasiat." Beliau bersabda, "Jangan marah!" Lalaki itu mengulangi permohonannya berulangkali, tapi beliau (tetap) bersabda, "Jangan marah!" (Hr. Bukhari).

Apa artinya itu? Artinya mengendalikan hawa amarah adalah perbuatan yang sangat penting dan utama. Bahkan oleh Allah SWT. tindakan itu dikategorikan sebagai salah satu tanda ketakwaan manusia. (

وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ


Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, 

الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ 


134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. 


Sebagai manusia normal, tentu kita semua pernah mengalami keadaan emosi meletup yang dinamakan marah. Marah adalah emosi dasar yang muncul ketika suatu motif dasar atau penting yang seharusnya dipenuhi terhambat. Secara fitrah, marah itu kewajaran. Cuma, masalahnya adalah bila amarah itu tak dapat dikendalikan, dapat memunculkan persoalan serius yang merugikan diri dan orang lain.

Media massa tak jarang merilis berita peristiwa penganiayaan akibat amarah yang tak dapat dikendalikan. Berawal dari rasa cemburu, sakit hati, dan kebencian yang sangat, tindakan sadis dijadikan bentuk pelampiasannya. Tentu saja, Islam sangat tidak mengehendaki hal ini. Islam mengajarkan pengendalian diri. Selain menahan syahwat, kaum muslimin juga harus kuat dalam mengendalikan amarah.

Sekali lagi, marah itu kewajaran. Cuma masalahnya adalah bila amarah tak dapat dikendalikan, dapat memunculkan persoalan serius yang merugikan diri dan orang lain. Untuk itu, sebagaimana wasiat Nabi tadi, amarah harus dikenalikan, jangan sampai dilampiaskan sembarangan. Beliau sudah menunjukkan kiat melakukannya. Setidaknya ada dua kita praktis yang akan membuat amarah menjadi redam dan dapat dikendalikan. Pertama, dengan merilekskan badan.

"Jika salah seorang dari kalian marah, sedang ia dalam posisi berdiri, maka hendaknya ia duduk, karena itu dapat meredam amarahnya. Jika belum mampu, maka hendaknya ia berbaring. (Hr. Abu Dawud dan Ahmad).

Kedua, dengan berwudhu.

"Sesungguhnya marah itu dari setan, dan sesungguhnya setan itu dari api, dan api itu hanya bisa pada oleh air. Maka jika salah seorang dari kalian marah, berwudhulah!" (HR. Abu Dawud).

Akhirnya, marilah kita bersama-sama melatih mengendalikan hawa amarah kita, agar kehadiran kita di tengah umat tidak menimbulkan masalah, tetapi sebaliknya menebar rahamah!.
Wallahu a'lam!