Paguyuban Seni Tari Badui Sabilul Muslimin, yang
beralamatkan di Nglengis Banyurejo Tempel Sleman ikut menyemarakkan Karnaval
Budaya Selendang Sutera yang digelar pada tanggal 9 Nopember 2014. Karnaval tersebut
dimulai dari kepatihan dan finish di Puropakualaman Yogyakarta.
Para penari Badui tengah
bersiap-siap melakukan pawai. Meskipun sinar matahari menyengat tubuh mereka,
semangat tetap menyala-nyala. Para penontonpun tidak mau kalah. Mereka sangat
antusias menyaksikan Karnaval Budaya Selendang Sutera. Maklumlah, setelah
mereka besitegang dalam pemilihan presiden, dan kecemasan mendengar kabar BBM mau
naik, mereka menghibur diri untuk menentramkan hati. Mudah-mudahan mereka
benar-benar terhibur sehingga dapat
sejenak melupakan kepenatan hidup mereka.
Mobil yang berisi para pemusik berserta pembowo (vokalis)
semangat mereka tidak kalah dengan para penari. Untuk mencapai penampilan
terbaik memang dibutuhkan kekompakan. Inilah kesenian, apapun macamnya, butuh
keserasian dan keindahan.
Inilah kiprah para penari badui pada karnaval budaya selendang sutera. Tarian mereka energik,
memadukan antara kekompakan dan kekuatan. Karena sejatinya Tari Badui adalah tarian rakyat yang menggambarkan suatu
adegan peperangan atau serombongan prajurit yang sedang melakukan suatu latihan
perang. Jika dilihat dari cara penyampaian tarian ini, tarian ini termasuk
tarian kelompok berpasangan.
Komposisi
yang digunakan berbentuk barisan, bisa dalam bentuk 2 barisan, ataupun dengan
bentuk barisan melingkar berhadapan. Fungsi dari kesenian ini di samping
sebagai alat dakwah agama Islam juga merupakan tontonan yang eksotik bagi
masyarakat. Kesenian ini pun bisa menarik perhatian para wisatawan yang datang,
karena tarian ini begitu menarik.
Seni tari Badui hingga kini masih hidup di tengah masayarakat di
daerah kabupaten Sleman yang kebanyakan berasal dari daerah Kedu, sedang di
daerah Kedu sendiri juga merupakan kesenian rakyat yang semula dibawa oleh
seseorang dari tanah Arab". Seni tari badui saat ini masih eksis di dusun
Nglengis, Banyurejo, Tempel, Sleman.
Seni Badui yang sekarang ini telah banyak mengalami perkembangan
terutama di dalam lagu dan syairnya". Jumlah para pendukung pementasan
kesenian Badui tidak tentu, Biasanya sekitar 40 orang dengan perincian 10 orang
sebagai pemegang instrumen musik dan vokalis, sedangkan yang 30 orang sebagai
penarinya.
Instrumen yang dipergunakan adalah genderang
(tambur) satu buah, terbang genjreng 3 buah dan satu jedor. Kadang-kadang
ditambah sebuah peluit yang berfungsi untuk memberi aba-aba akan dimulainya
pementasan, pergantian posisi, maupun berhenti / selesainya pertunjukan.
***