Thursday, November 22, 2018

POLITIK JAHILIYAH


Politik Jahiliyah adalah politik dusta dan sulit dipercaya. Tidak demi rakyat tetapi demi keuntungan pribadi dan kelompoknya. Menghalalkan segala cara, dan tidak perduli meskipun mereka menari-nari dan berpestapora di atas penderitaan orang lain. 

Pagi menggunjing, siangnya memfitnah dan sorenya adu domba. Sarapan paginya menggunjing, 


makan siangnya fitnah, makan malamnya adu domba.  Dalam politik jahiliyah tidak ada kawan yang abadi, tetapi yang ada hanyalah kepentingan abadi.


Di dalam Islam politik itu harus sesuai dengan Al-Quran. Mengajak semua orang masuk surga, fi dunya khasana fil akhirati khasanah. Surga dunia maupun akhirat. Di Indonesia mayoritas bergama islam, bersatulah maka akan akan kuat. Jangan menjadi mayoritas yang minoritas.Ibaratnya seperti empat ekor sapi yang menghadapi seekor singa, sebenarnya empat ekor sapi itu jika bersatu mampu menghadapi singa. Namun, karena keempat ekor sapi itu gontok-gontokan sendiri, maka mereka menjadi mangsa singa.


 Ketika bersatu mereka kuat. Karena kepentingan kelompok dan golongan dan kepentingan, akhirnya mereka bermusuhan. Sebenarnya tadinya singa itu ragu-ragu untuk memangsa sapi itu mengingat kekuatan yang hebat jika sapi itu bersatu. Tetapi begitu melihat ke empat ekor sapi itu saling gontok-gontokan sendiri maka niat singa itu menjadi mantap.

Akhirnya, dengan penuh percaya diri dan tanpa ragu-ragu lagi dia merealisasikan keinginannya itu. Maka ia terkam sapi yang pertama. Melihat hal itu sapi yang ke dua, ke tiga dan ke empat berkata dengan enteng, “tidak apa-apa asal bukan saya”. Besoknya diterkam lagi sapi yang ke dua. Sapi ke tiga dan ke empat, berkata “Mampu lu rasai! asal bukan saya!”. Di lain hari giliran sapi ke ketiga yang diterkam, sapi ke empat masih bisa berkata, “silahkan, asal bukan saya!”. Barulah timbul penyesalan ketiga giliran sapi keempat yang akan di terkam! Dalam hatinya berkata. “Ketika dulu kami bersatu dan tidak berpecah-belah, tentu kami bisa melawan singa yang biadab itu! Tapi sekarang apa daya, nasi telah menjadi bubur! Kekuatan saya tidak berimbang dengan dia. Akhirnya ke empat sapi itu innalilah”.

Bagaimana politik Islam? Nasibnya akan seperti sapi-sapi itu jika tidak bersatu. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Apakah kondisi politik umat islam seperti sapi-sapi itu? Silahkan di teliti dan di analisa sendiri untuk dijadikan bahan instropeksi.

Sunday, November 4, 2018

MENSYUKURI NIKMAT


Ucapkan Alhamdulilah jika Anda mampu menjadikan tangan Anda di atas, sebab Anda telah menjadi lebih baik, karena tangan di atas itu lebih baik dari pada tangan di bawah. Ungkapan syukur itu jangan hanya diucapkan ketika Anda menerima sesuatu dari orang lain. Misalnya menerima hadiah dari teman, mungkin menerima paket lebaran dari teman Anda, ditraktir teman, mendapatkan undian, dsb.



Menjadi pedagang itu hukumnya halal, bahkan kita dianjurkan oleh Rasulullah untuk berdagang jika kita ingin kaya, tetapi jika Anda beramal jangan bersikap seperti pedagang yang hanya didasarkan untung rugi materiil. Misalnya Anda mengeluarkan shodaqoah satu juta, dengan mengharapkan kembalian tujuh juta atau bahkan lebih dari itu. Shodaqoh ya Shodaqoh, karena itu memang diperintahkan oleh Allah. Mengenai pahala itu sudah otomatis jangan dijadikan motivasi utama.

Jika Anda tidak punya harta, tersenyumlah. Karena senyum itu termasuk shodaqoh, tetapi jangan senyam-senyum terus kapan dan dimanapun, karena nanti akan dianggap orang gila. Berbuat baik kepada orang lain itu adalah shodaqoh, maka bantulah orang lain dari kesulitannya.

Benarkah Anda tidak punya uang? Kalau Anda benar-benar tidak punya uang mestinya Anda tidak bisa pergi ke warung jajan, beli rokok, wedangan di angkringan, beli pulsa, beli bakso, berwisata ke pantai atau pegunungan, nonton orkes atau wayangan. Tidak punya uang atau pura-pura tidak punya ungan, yang tahu hanya diri Anda sendiri dan Tuhan, atau mungkin istri dan anak-anak Anda.

Punya uang tetapi belum cukup nisobnya! Jadi nggak usah zakat atau bershodaqoh! Ini barangkali jawaban yang paling umum untuk berkelit agar tidak mengeluarkan harta mereka. Munkin sangat mencintai harta,  atau bahkan menuhankannya sehingga tidak mau mengeluarkannya meskipun hanya sedikit.

Jika kita mendapatkan kenikmatan dari Allah, kita diperintahkan untuk bersyukur. Dengan bersyukur Allah akan menambahkan kenikmatan yang kita dapatkan. Sebaliknya kalau kita kufur, maka akan mendapatkan adzab yang pedih. Rasa syukur itu tidak cukup membaca alhamdulillah tetapi harus ditindaklanjuti dengan perilaku atau laku perbuatan.
Anda bisa ngopi di cave atau angkringan, atau minum wedang jahe dengan nikmatnya. Makan mendohan atau tahu susur sembari ngobrol ngalorngidul. Kalau Anda lapar langsung ambil nasi kucing dan lauk pauk sederhana yang tersedia. Alangkah nikmatnya! Anda merasa nikmat atau tidak. Hal itu kenikmatan yang kita dapatkan atau bukan? Nah, jika itu merupakan kenikmatan, maka ucapkan Alhamdulillah kemudian ditindaklanjuti dengan mengeluarkan shodaqoh. Bagaimana caranya?

Berapa Anda bayar makanan dan minuman itu? Mungkin lima ribu? Keluarkan uang enam ribu, kalau kebanyakan lima ribu lima ratus. Bayarkan lima ribu, yang lima ratus masukkan celengan dan nanti jadikan shodaqoah Anda. Satu bulan kemudian bukalah! Anda akan mendapatkan kenyataan yang mengejutkan, anda pasti tidak menduga bahwa uang yang terkumpul lumayan banyak. Setiap mendapatkan kenikmatan apa saja keluarkan shodaqoh, insya Allah kenikamatan yang Anda dapatkan akan semakin bertambah-tambah.

Bagi teman-teman yang belum bisa berhenti dari rokok, Anda tiap hari akan menyisihkan uang kerena biasanya orang-orang yang sudah nyandu rokok mau tidak mau mereka setiap hari harus membeli rokok. Harga rokok mungkin  dua belas ribu, atau lima belas ribu. Keluarkan uang Anda tiga belas ribu atau enam belas ribu dan yang seribu masukkan ke celengan.

Bayarkan setiap kenikmatan yang Anda dapatkan dengan shodaqoh! Cara seperti itu tidak terasa dan mampu mengumpulkan shodaqoh yang signifikan. Kalau tidak percaya … yang silahkan coba sendiri. ΓΈ

Bayangkan jika yang melakukan itu orang-orang besar yang berduit banyak, pasti akan terkumpul uang yang banyak yang dapat digunakan untuk membantu pengentasan kemiskinan, atau pemberdayaan terhadap orang-orang miskin yang tertindas.

7. dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Ibrahim : 7)