Monday, September 23, 2019

ZAMAN KEGELAPAN


Ketika malam gelap-gulita, matamu tidak bisa melihat apa-apa. Kakimupun akan berjalan kemana saja tanpa arah dan tujuan. Mungkin kamu akan menginjak duri, terjerembab ke kubangan yang penuh hewan berbisa, menumbuk batu cadas yang tajam, atau terperosok ke jurang yang dalam.




Macan kau anggap kucing, ular kau anggap tampar, lawan kau anggap kawan, dan kawan kau anggap lawan, tai kau anggap roti, air seni kau anggap kopi, iblispun kau anggap malaikat karena matamu tidak bisa melihat. Berjuta-juta talbis menyelimuti dunia. Apalagi jika hatimupun gelap, maka sempurnalah petaka itu. Dunia rasanya sangat sempit dan menyesakkan dada. Ya Tuhan! Lindungilah kami dari jahatnya kegelapan!

Di dalam kegelapan angkaramurka berpesta pora. Bumi terkoyak oleh perang antar saudara, penindasan terjadi di mana-mana. Kebingungan, ketakutan, fitnah dan cacimaki menjadi makanan sehari-hari. Kekuasaan menjadi barang yang sangat berharga melebihi apa saja, bahkan melebihi Tuhan Sang Pencipta. Menjadi berhala dan disembah-sembah di mana-mana.

Di dalam kekuasaan ada kekayaan. Di dalam kekayaan ada kekuasaan. Negeri dikangkangi oleh segelintir pribadi yang bisa menghitamputihkan negeri. Mereka menjadi tuhan-tuhan palsu yang disembah-sembah oleh manusia-manusia serakah yang tidak punya harga diri. Dimanakah harkat dan martabat manusia? Jangan tanyakan itu, karena sudah tergadaikan demi memenuhi syahwat mereka. 



Anak cucupun telah dilupakan. Yang diwariskan hanya penderitaan. Mereka dipersiapkan menjadi budak dan jongos di rumahnya sendiri.ir

Semua tunduk dan takluk dengan permainannya. Masih adakah secercah harapan di tengah kegelapan yang membutakan ini? Jangan putus asa kawan! Setitik harapan itu pasti ada. Jika kau menginginkan kegelapan ini tersibak, jadikanlah Tuhan itu menjadi Tuhan. Persetankan tuhan-tuhan palsu yang berhati serigala dan berbulu domba.

Kita adalah bangsa yang digdaya. Kita tidak pernah mati meskipun setan dan iblis menghajar kita. Ini adalah ujian yang sedang kita garap bersama-sama. Pasti setan dan iblis itu akan lari terbirit-birit. Fajar menyingsing dari timur, secercah harapan telah menghidupkan kembali hati-hati yang mati. Air hujan mengucur dari langit menghidupkan kembali bumi yang mati. Melembutkan kembali hati-hati keras membatu.

Enyahkan tuhan-tuhan palsumu kawan, kembalilah kepada sejatinya Tuhan. Pasti Matahari akan bersinar dan rembulanpun akan bercahaya menerangi bumi dari kegelapannya!