Wednesday, October 31, 2018

APAKAH KITA HEDONIS?


HEDONISME. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hedonisme adalah pendangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup. Sedangkan para pengikutnya disebut Hidonis, orang yang memiliki pandangan dan anggapan bahwa kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup.
Apakah kita seorang Hedonis? Mungkin banyak yang menjawab tidak, karena menyembah materi dan kenikmatan hidup sekarang ini sudah dianggap biasa dan menjadi tujuan utama kehidupan. Coba saja ditanyakan niat mereka dalam menapaki kehidupan ini, rata-rata jawabannya berkisar pada materi. Kenapa kamu ingin kerja? Untuk dapat uang? Setelah dapat uang? Ya, untuk senang-senang. Kenapa kamu sibuk kuliah padahal kamu sudah berkerja dan menadapatkan gaji? Ya, supaya naik pangkat. Kalau naik pangkat gaji dan derajatnya meningkat. Coba Anda daftar lagi pertanyaan-pertanyaan lain, dan kejar sampai mentok, apakah materi yang menjadi ultimate goal?




Orang miskin yang dililit oleh kesulitan materi akan dengan mudah mengatakan kami bukan hedonis, kami orang-orang prihatin yang tidak gila harta. Memang, sifat hedonis itu tidak terlihat pada saat kita TIDAK MEMILIKI UANG, tetapi justru akan muncul saat ADA UANG DI TANGAN KITA. Biasanya kita akan diuji saat berada pada posisi OKB (orang kaya baru) yang sedang menerima ‘uang kaget’ dalam jumlah besar atau menjadi orang yang memiliki posisi dan kekuasaan baru. Jika ada sifat hedonis di dalam diri kita, maka tanpa disadari ‘keinginan-keinginan kita’ yang dahulu belum terpenuhi akan mulai kita realisasikan. Alhasil, uang kaget itupun seakan raib atau lenyap karena kita menggunakannya untuk memuaskan dahaga keinginan itu. Dan bagi yang memiliki posisi atau kekuasaan baru tidak mustahil mereka akan menyalahgunakan kekuasaan yang mereka miliki untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.

Omong itu memang mudah, tetapi bila kesempatan didapat, itulah baru ujian yang sebenarnya.

Banyak para aktifis meneriakkan idealisme mereka seolah-olah mereka pahlawan hebat dan manusia suci tanpa dosa. Dan, coba Anda lihat setelah mereka berada dalam pusaran kekuasaan! Apakah mereka masih idealis? Atau mereka telah berubah menjadi orang seperti pejabat atau penguasa yang pernah mereka kritik?



Wednesday, October 17, 2018

JALAN TENGAH DAN KESEIMBANGAN


Jalan tengah itu fitrah manusia, benarkah? Ini perlu bukti dan data yang valid. Perbedaan itu adalah bukti yang nyata, karena Tuhan memang menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Tuhan tidak memaksa manusia untuk mentaatinya, oleh karena itu tidak ada paksaan dalam beragama. Meskipun pilihan tersebut akan membawa konsekwensi masing-masing. Yang jelas, manusia adalah makhluk alternatif yang bebas memilih dan akan mendapat kepastian hidup sesuai dengan pilihan masing-masing.

Alam dulu sangat bersahabat dengan manusia karena dalam kondisi berimbang, berada di jalan tengah. Barulah keadaannya menjadi kacaubalau setelah diintervensi oleh manusia. Maka, rusaklah alam, dan sekarang kita dapat merasakannya.

Penulis pernah membaca di majalah Tempo, entah edisi berapa penulis sudah lupa. Yang jelas informasi itu sangat berkesan dan layak untuk diperhatikan untuk pembelajaran bagi kita. Untuk membuktikan bagi kita bahwa dulunya alam ini seimbang dan harmonis sebelum diintervensi oleh manusia.



Setting tempat cerita ini adalah di hutan Afrika. Keseimbangan hutan di sana jomplang akibat orang suka berburu gajah untuk mendapatkan gadingnya yang dapat dijual mahal. Gajah-gajah yang mati dibunuh dibiarkan begitu saja, akibatnya singa-singa yang biasa berburu mempertaruhkan nyawa mereka menjadi manja dan malas karena bahan makanan sudah tersedia melimpah ruah. Yakni bangkai-bangkai gajah yang berserakan.
Akibat selanjutnya tidak terduga, karena mereka makan berlebihan dan tidak pernah bekerja keras lagi, maka libido singa-singa itu menjadi meningkat drastis, maka tidak ada cara lain energi libido yang berlebihan itu mereka salurkan lewat sex. Mereka jadi suka kawin sehingga populasi singa melesat pesat. Bayangkan jika hutan tersebut didominasi oleh singa? Apa yang akan terjadi?

Mungkin mereka akan kehabisan makanan. Dan tidak mustahil jika ketidakseimbangan tersebut dibiarkan berlarut-larut mereka akan berburu manusia untuk mengganjal perut mereka.

Barangkali dari sini muncul satu teori, putuslah rantai keseimbangan, pasti kerusakan itu akan terjadi. Atau, bagi para politikus yang haus kekuasaan putuslah rantai keseimbangan agar menguntungkan dan dapat terus melanggengkan kekuasaan mereka. Munculnya para oposisi itu sebenarnya jika dimanage dengan benar dapat menjadi alat penyeimbang.
Pada tempat lain dan zaman lain pernah ada penguasa lalim yang membunuhi oposan-opasan yang berhati singa untuk melanggengkan kekuasaannya.  Penguasa itu bernama Fir’aun dan kisahnya diabadikan di dalam Al-Quran.

004. Sesungguhnya Fir`aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir`aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. (Al-Qashaas).


Sesungguhnya Fir’aun telah ‘ala di muka bumi. Kata ‘ala memiliki arti tinggi, sehingga bisa diartikan meninggi, unggul-mengungguli, berkuasa-menguasai, bahkan congkak atau sombong. Pendek kata,Fir’aun telah menjadi penguasa di atas bumi.

Dia telah menjadikan penduduk bumi berkelompok-kelompok atau terbagi ke dalam kelompok-kelompok. Dia memperlemah sebagian dari mereka.
Dia memperlemah sebagian dari mereka.

Dia menyembelih (membunuh) anak-anak laki-laki dari mereka. Dia menghidupkan (membiarkan hidup) anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya dia termasuk golongan orang-orang yang melakukan pengrusakan ( Almufsidiin)
Jadi ada empat karakter dari al-siyasah al-fir’auniyah dalam melanggengkan kekuasaannya.

Pertama, menjadikan penduduknya terbelah kedalam beberapa kelompok. Dengan keterbelahan rakyat kepada kelompok-kelompok fanatik, di mana antara satu dengan lainnya sulit bersatu, sehingga berakibat lemahnya masing-masing kelompok tersebut di hadapan kekuasaan fir’auni. Dengan begitu kekuasan Fir’aun menjadi kuat dan tak tertandingi karena setiap saat dia bisa memainkan pengaruh dan juga memainkan potensi konflik yang ada di antara mereka itu. Dibutuhkan pembelahan-pembelahan kepada kelompok tradisional dan modern, santri, abangan, dan priyai, kota dan desa, moderat dan fundamental, liberal dan radikal, progresif dan konservatif dalam segala hal, termasuk Islam nusantara yang berbasis budaya dan Islam berkemajuan dengan basis intelektualisme Barat, dan seterusnya.

Kedua, melemahkan sebagian dan memperkuat sebagian secara acak sesuai kemauan dan kepentingannya. Inilah yang kita kenal dengan politik belah bambu. Jika yang satu dijunjung, maka lainnya diinjak. Cara seperti itu dimainkan secara silih berganti sesuai situasi dan kondisi. Masing-masing tidak ditiadakan, melainkan dibiarkan hidup, tapi diadu satu sama lainnya. Yang satu diberi fasilitas, diberi jabatan menteri dan jabatan lainnya, yang satunya dibiarkan dan dieliminir, tapi jangan sampai mati, maka sewaktu-waktu tetap dikasih kue sekadar untuk bertahan hidup.

Ketiga, membunuhi orang-orang yang memiliki karakter kelelakian; kesejatian dalam berpikir, konsisten dan tegas dalam bersikap, kenegarawanan dalam politik, kepahlawanan dalam mempertahankan kedaulatan, kebenaran dan keadilan.

Keempat, menghidupi orang-orang yang lebay, gombal, bermental munafik dan lemah dalam memegang prinsip. Dengan demikian, tidak akan lahir sosok pemimpin harapan rakyat yang bisa menggantikan posisinya untuk membawa rakyat kepada kemenangan sejati. Karena itulah diakhir ayat, digarisbawahi bahwa Fir’aun termasuk golongan orang-orang yang membuat kerusakan (almufsidiin).




Wednesday, October 10, 2018

MAU SEHAT? PUASALAH !


Di zaman now, dimana materialisme dan hedonisme semakin masif mencengkeram jiwa manusia, puasa menjadi barang mahal dan sulit dilakukan jika tidak memiliki niat yang kuat. Godaan-godaan berseliweran di mana-mana, baik yang berasal dari dunia nyata maupun dunia maya. Namun, sebenarnya hal itu bukan satu alasan untuk tidak berpuasa jika kita memiliki niat yang kuat semata-mata ingin beribadah kepada Allah.

Ini bukan bulan puasa, tetapi agaknya kita perlu menggaungkan puasa kembali, jika melihat kenyataan manusia pada saat ini cenderung melampiaskan hawa nafsu mereka. Coba lihat saja kondisi saat ini, apalagi jika kita berselancar di dunia maya, kita akan menemui aneka pelampiasan yang berwujud ujaran kebencian, berita-berita hoak, penggiringan opini yang tidak sehat, dan komentar-komentar yang biadab.

Itu adalah bentuk pelampiasan, dimana orang-orang cenderung ngegas dari pada ngerem.
Puasa, baik wajib maupun sunat, dapat dijadikan solusi untuk mengendalikan hawa nafsu yang semakin bergolak, selain itu juga dapat menyehatkan tubuh kita. Untuk lebih jelasnya, berikut ini kami kutipkan hubungan puasa dan kesehatan di masa Rasulullah terdahulu dari Panimas.com edisi 30 mei 2018;



Pada masa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menjabat sebagai kepala negara, beliau dan bangsa Muslim yang berpusat di Madinah waktu itu mendapat penghormatan dari bangsa Mesir. Kala itu, penguasa Iskandariyah, Mesir, yang bergelar Muqauqis, mengirim tabib ke Madinah sebagai tanda hormatnya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dan umat Islam.

Namun, kenyataan yang di luar dugaan terjadi. Meski sudah cukup lama tabib tersebut berdinas di Madinah, ia seperti seorang pengangguran karena tak ada pasien yang butuh pengobatan. Sang tabib handal pun bertanya mengapa orang sakit menjadi pemandangan langka di kota kaum beriman? Sederhana Rasul menjawabnya.

“Kami adalah kaum yang tidak makan sampai kami merasa lapar. Dan bila makan kami tidak sampai kenyang.” (Hr. Abu Dawud).

Sungguh sederhana resep sehat generasi terbaik umat Islam. Hanya bagaimana sikap kita terhadap pangan. Bahkan Islam memiliki syari’at yang menggembleng umatnya untuk tidak tamak terhadap pangan, yakni siyam atau puasa. Satu bulan dalam setiap tahunnya, yakni bulan Ramadhan, umat Islam diwajibkan menunaikan ibadah puasa. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman bahwa berpuasa itu lebih baik, maka hanya ketika ada uzur saja umat Islam diizinkan tidak melakukannya di dalam bulan Ramadhan.

“…. dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (al-Baqarah: 184).

Bahkan secara eksplisit Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menyatakan bahwa puasa berkhasiat untuk menjaga kesehatan.

“Berpuasalah, maka engkau akan sehat!” (Hr. Thabrani).

Para ilmuwan yang mendalami dunia kedokteran, sejak zaman dahulu hingga sekarang, aktif melakukan penelitian-penelitian guna mengungkap secara logis pengaruh puasa terhadap kesehatan.

Dalam pandangan ilmu kedokteran, puasa adalah cara mengistirahatkan organ pencernaan, enzim, dan hormon, yang biasa bekerja 14 sampai 18 jam setiap harinya. Para ilmuwan tersebut kemudian menyimpulkan bahwa sebagai cara memperoleh kesehatan yang prima, idealnya setiap manusia berpuasa 30 sampai 40 hari dalam setahun.

 5 Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Tubuh

Pertama, ketika seseorang berpuasa selama 12-14 jam, sistem tubuh melakukan proses detoksifikasi atau pembuangan zat-zat yang tidak diperlukan dan malah merugikan tubuh, dengan maksimal. Detoksifikasi bisa maksimal karena organ-organ yang bersangkutan sedang tidak terbebani pekerjaan mengolah zat makanan.

Zat-zat yang tidak diperlukan tubuh, yakni limbah metabolisme, seperti gula, kolesterol, trigleserida, dan garam, bila tidak dibuang dapat menimbulkan penyakit kencing manis, darah tinggi, dan sebagainya.

Kedua, selain proses detoksifikasi yang maksimal, ketika seseorang berpuasa, sel-sel tubuh dapat melakukan proses pembaharuan dengan baik. Sel-sel baru terbentuk dengan lancar sehingga tubuh menjadi bugar dan awet muda.

Ketiga, ibadah puasa menuntut pelakunya untuk sabar dan tidak mudah marah. Dengan lebih sabar, kadar zat kathekolamin dalam tubuh menjadi rendah. Padalah apabila kadarnya tinggi, dapat membuat tekanan darah naik karena denyut jantung akan meningkat frekuensinya. Pembuluh darah pun menyempit dan aliran darah terhambat. Tekanan darah yang tinggi dapat memicu stroke.
Kondisi jiwa yang sabar berperan merangsang sistem imun atau kekebalan tubuh menjadi lebih kuat. Imunitas yang tinggi membuat tubuh tidak mudah sakit.

Kelima, penyakit maag jenis dyspepsia fungsional bisa diterapi dengan berpuasa. Maag jenis ini disebabkan oleh stress, suka camilan, makan tidak teratur, dan merokok. Puasa akan mengondisikan tubuh menjauhi situasi-situasi tersebut.

Secara statistik, jumlah penderita maag fungsional lebih banyak dibandingkan dengan penderita maag organik (ada luka pada lambung atau saluran cerna).

Tidak berhenti sampai di sini. Sesungguhnya manfaat puasa bagi kesehatan yang sudah ditemukan sangatlah banyak. Dan penelitian tentang ini tentu terus berjalan. Sangat besar kemungkinannya, kelak akan muncul temuan-temuan baru yang sangat membahagiakan. Benarlah sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam,
“Berpuasalah, niscaya engkau akan sehat!” (Hr. Thabrani). Wallahu a’lam. [Ib]