Ada yang berpendapat bahwa hari dan waktu itu itu sama. Bagi saya, hari dan waktu itu itu berbeda. Misalnya hari kemarin dan hari ini. Bedanya jelas, usia alam semesta ini sudah berkurang satu hari, dan usia kitapun sudah berkurang satu hari. Belum lagi peristiwa-peristiwa sosial budaya yang terjadi, tahun kemarin, jelas berbeda dengan hari ini. Contohnya sangat jelas dan Anda dapat merasakannya. Pada tahun 2019 ini suhu politik semakin panas karena sudah mendekati PILPRES berbeda dengan tahun lalu, meskipun panas tetapi tidak sepanas hari ini. Dan bagi anak-anak zaman old yang berkepala lima atau lebih, pasti juga tahu PILPRES sekarang dengan tahun delapan puluhan dulu jauh berbeda.
Adakah Hari Istimewa?
Tentu saja ada, tetapi sifatnya subyektif. Tanggal 17 Agustus 1945 adalah hari istimewa bagi rakyat Indonesia, karena pada tanggal dan tahun itu diproklamasikan kemerdekaan NKRI. Bagi negara lain, misalnya Somalia, tanggal dan tahun itu biasa-biasa saja. Karena mungkin tidak ada peristiwa sejarah yang penting, atau satu tragedi yang dahsyat seperti di Hirosima ketika di bom atom misalnya.
Bagaimana dengan tahun baru?
Kalau melihat fenomena penyambutan tahun baru, tampaknya pergantian tahun itu dianggap sesuatu yang istimewa. Entah apa dasar dan alasannya sehingga mereka menyambut pergantian tahun dengan gegap gempita? Padahal, bagi saya pribadi, pergantian tahun tersebut justru membuat saya termenung, hati deg-degan, pikiran berjalan kesana-kemari mengembara merenungi diri karena jatah hidup kita sudah berkurang satu tahun. Apalagi di tahun baru bulannya pas dengan kelahiran saya sehingga kalau menurut ukuran umum tidak ada alasan untuk tidak mengistimewakannya. Tetapi, haruskah mengistimewakan sesuatu itu selalu dilakukan dengan hura-hura? Kan bisa juga mengistimewakan itu bisa dengan mentertawai, merenungi, atau bahkan menangisi …! Menurut standar para cerdik-pandai, pergantian tahun itu hendaknya dijadikan momen untuk muhasabah sehingga akan muncul satu titik cahaya pencerahan mengenai hakekat kehidupan yang sebenarnya. Mungkin bisa satu pertenyaan yang menggelitik dan mendebarakan, sudah siapkah jika sewaktu-waktu Allah memanggil kita? Sudah cukupkah bekal yang kita kumpulkan untuk menghadap Allah? Atau, justru diusia yang makin menua ini kita lebih banyak menumpuk dosa-dosa dibandingkan tahun kemarin?
Bagaimana dengan hari ulang tahun?
Hari ulang tahun sebenarnya sangat penting karena hari itu merupakan peristiwa kelahiran kita. Pada tanggal, bulan, dan tahun itulah kita terlahir dana mulai menapakkan kaki mengukir sejarah menempuh ujian untuk memasuki kehidupan abadi di akherat nanti.
Agaknya penting untuk diperhatikan nasehan-nasehat para cerdik pandai agar kita bermuhasabah, merenungi diri untuk menemukan pencerahan sebagai bekal untuk menempuh kehidupan selanjutnya. Bukan berpestapora dan berhura-hura! Mungkin kita dianugerahi kenikmatan-kenikmatan duniawi yang berlebih oleh Tuhan. Akan lebih baik jika kita sisihkan sebagian kenikmatan tersebut untuk orang lain yang lebih membutuhkan.
Nah, pada hari istimewa ini, tepatnya tanggal 12 Januari 1019 sayapun ingin berbagi dengan Anda. Tetapi jangan menduga saya akan berbagi duit, karena kebetulan duit saya sampai detik ini belum layak untuk dibagi-bagikan. Apalagi untuk nyaleg … ha ha ha, masih sangat kurang!
Sebagai ungkapan rasa syukur atas kenikmatan-kenikmatan yang dianugerahkan Allah SWT, saya ingin berbagi aplikasi bagi teman-teman yang membutuhkan. Mungkin ini kedengarannya aneh, tetapi itulah yang saya punya, meskipun aplikasi itu cuma sederhana. Aplikasi yang saya buat itu saya beri nama Kamus Pintar_052, sebuah aplikasi pembuat kamus yang dapat Anda manfaatkan untuk membantu pekerjaan Anda. Jika Anda tertarik, silahkan Klik link berikut untuk mengunduh Aplikasi tersebut Mudah-mudahan bermanfaat bagi Anda!