Kepemimpinan adalah amanah bukan kekuasaan. Islam memandang pemimpin dan
kepemimpinan merupakan masalah yang sangat penting. Untuk mengetahui betapa
pentingnya eksistensi seorang pemimpin Anda dapat menyimak sabda Rasulullah
berikut ini:
Jika ada dua orang yang berjalan, angkat salah seorang di antara
keduanya menjadi imam.
Demikianlah yang ditegaskan oleh Rasulullah. Penegasan
Nabi tersebut sekaligus mengindikasikan pentingnya kehadiran pemimpin dalam
kehidupan masyarakat. Jika kita bepergian dengan teman kita, kita disuruh untuk mengangkat seorang pemimpin, apalagi dalam satu masyarakat atau negara! Kehadiran pemimpin diharapkan untuk mengatur dan
mengayomi masyarakat agar tercipta tujuan hidup yang lebih aman, damai, dan
berkesinambungan. Keserasian hidup dan keharmonisan hubungan akan terwujud jika
pemimpin yang diangkat adalah pemimpin yang berkualitas. Bukan hanya
berkualitas dalam hal ilmu dan pengalaman tetapi juga memberikan pelayanan
publik yang baik dan menyeluruh.
Satu hal yang harus dicamkan, dalam
Islam, kepemimpinan adalah amanah bukan kekuasaan. Kepemimpinan adalah tanggung
jawab bukan kesewenang-wenangan. Kepemimpinan adalah tugas bukan keistimewaan.
Jika seorang pemimpin dalam kepemimpinannya menunjukkan tanda-tanda yang
menunjuk kepada amanah, tegas, dan tanggung jawab, ia berpotensi besar mendapat
perhatian dan apresiasi publik atau oleh orang yang dipimpinnya. Namun, jika
jabatan dianggap sebagai “kekuasaan”, “keistimewaan”, dan kesewenang-wenangan”
tentu akan terjadi kehancuran dan kerusakan baik antarmanusia maupun kerusakan
pada alam ini. Rakyat akan resah dan umat akan bingung. Pemimpin seperti ini
akan dengan mudah menyalahgunakan jabatan dan kekuasaan.
Yang menjadi pertanyaannya adalah
pemimpin yang bagaimana yang dapat memberikan yang terbaik kepada yang
dipimpinnya? Apa syarat-syarat yang harus diipenuhi agar seseorang layak menjadi seorang pemimpin? Apa
syarat-syarat yang harus diipenuhi agar
seseorang layak menjadi seorang pemimpin?
No comments:
Post a Comment