Setiap manusia yang sehat akalnya
pasti menginginkan kemerdekaan. Apalah artinya hidup jika dijajah orang lain?
Di tindas, di perbudak, apalagi jika hal itu terjadi dinegeri sendiri!
Mengingat betapa pentingnya kemerdekaan, maka tidak mengherankan apabila para
leluhur kita rela mengorbankan jiwa dan raganya demi memperoleh kemerdekaan dari
para penjajah.
Sungguh sayang jika kita tidak mensyukuri kemerdekaan yang telah
diperjuangkan para leluhur kita dengan membiarkan kekuatan asing menancapkan
kuku-kuku kolonialis mereka di bumi tercinta ini.
Jangan biarkan intervansi asing
mendominasi segala lapisan aspek kehidupan dalam bermasyarakat dan bernegara.
Pada hakekatnya, kecuali orang-orang yang diuntungkan dengan intervensi asing,
setiap warga Negara ingin menentukan nasibnya sendiri, ingin berdiri di atas
kakinya sendiri, baik di bidang politik, ekonomi, social dan budaya.
Contoh yang kasat mata adalah produk-produk
hukum kita masih banyak warisan dari penjajah! Undang-undang yang di gugat
Muhammadiyah dalam jihad konstitusnya banyak yang menguntungkan asing. Padahal
kita semua tahu, sejak di bangku sekolah, kita telah hafal di luar kepala bahwa
kekayaan alam yang menguasai hajat hidup orang banyak itu dikuasai Negara,
bukan dikuasai asing. Mudah-mudahan jihadnya berhasil sehingga kekayaan kita
tidak diekploitasi oleh asing.
Dalam ranah kebudayaan, saya
sendiri miris melihat pergaulan anak-anak muda kita yang mengikuti pola-pola
budaya asing dari pada mempertahankan kebudayaan kita sendiri. Konyolnya yang
ditiru adalah hal-hal yang busuk. Pasti Anda ingat kasus siswa SMP yang
melakukan adegan mesum di sekolah, bahkan direkam dengan video. Contoh lain,
cari sendiri! Pasti stoknya masih seabrek.
Dalam bidang politik dan ekonomi,
ada kekuatan super power dari luar yang memaksakan menjadi imam kita dan negara-negara
berkembang lainnya demi mengeruk keuntungan ekonomi’
Sebenarnya kita tidak bisa seratus persen
menyalahkan mereka, karena pada hakekatnya dalam interaksi kehidupan ini adalah
persaingan, jika kita sendiri tidak dapat memproteksi dengan menanamkan
nilai-nilai keilmuan, kebangsaan dan spiritualitas yang kuat, maka jangan
salahkan jika kita menjadi injak-injakan bangsa lain! Jangan meratap jika kita
menjadi sapi perah dan budak orang lain.
Kemerdekaan dari kebodohan
Jika kita cerdas dan merdeka dari
kebodohan, kita sulit dijajah bangsa lain. Boleh jadi kita justru bisa
mewarnainya. Kebodohan berkaitan erat dengan pendidikan, dan pendidikan selalu
bersinggungan langsung dengan materi. Tanpa materi, seseorang tidak mungkin
mendapatkan pendidikan yang layak dan tanpa pendidikan seseorang menjadi bodoh
dan terbelakang. Barangkali demikian pentingnya pendidikan sehingga wahyu yang
pertama yang diturunakan Allah menyuruh kita untuk membaca atau belajar. Orang
yang banyak membaca dan belajar akan memiliki wawasan yang luas dan ilmu yang
mumpuni sehinga memudahkan mereka dalam menyusun rencana masa depannya.
Sebagai
bangsa yang Berketuhanan Yang Maha Esa kita wajib membangun pendidikan dengan
didasari ajaran Tuhan. Suara Tuhan harus terdengar jelas di negeri tercinta
ini, karena hanya dengan itulah kita benar-benar merdeka. Jika tidak,
pendidikan justru akan menjadi sarana penajajahn yang efektif. Karena dapat diibaratkan
bahwa pendidikan itu sama dengan cuci otak. Kalau otak anak cucu kita dicuci
dengan kotoran, tentu hasilnya akan mengerikan. Otak itu ada kaitannya dengan
hati dan ilmu. Dan ilmu itulah yang akan menjadi pengerak kehidupan manusia!
Bayangkan, jika keilmuan kita
juga terjajah, maka pendidikan hanya akan menjadi alat penjinak Kritik Freire.
Beliau mengatakan bahwa sekolah selama ini menjadi alat “penjinak”, yang
memanipulasi peserta didik agar mereka dapat diperalat untuk melayani
kepentingan kelompok yang berkuasa.
Bagaimanakah dengan kita?
Mudah-mudahan pendidikan kita benar-benar mencerdaskan dan memerdekakan, tidak
menjadikan kita justru terbelenggu. Mudah-mudahan pendidikan kita benar-benar mampu
menjadikan kita mandiri tidak mencetak
orang-orang yang mendewakan/mengkultuskan asing! Merdeka!
No comments:
Post a Comment