Wednesday, September 9, 2015

APAKAH KITA SUDAH MERDEKA?


Setiap manusia yang sehat akalnya pasti menginginkan kemerdekaan. Apalah artinya hidup jika dijajah orang lain? Di tindas, di perbudak, apalagi jika hal itu terjadi dinegeri sendiri! Mengingat betapa pentingnya kemerdekaan, maka tidak mengherankan apabila para leluhur kita rela mengorbankan jiwa dan raganya demi memperoleh kemerdekaan dari para penjajah.



Sungguh sayang jika kita tidak mensyukuri kemerdekaan yang telah diperjuangkan para leluhur kita dengan membiarkan kekuatan asing menancapkan kuku-kuku kolonialis mereka di bumi tercinta ini.

Jangan biarkan intervansi asing mendominasi segala lapisan aspek kehidupan dalam bermasyarakat dan bernegara. Pada hakekatnya, kecuali orang-orang yang diuntungkan dengan intervensi asing, setiap warga Negara ingin menentukan nasibnya sendiri, ingin berdiri di atas kakinya sendiri, baik di bidang politik, ekonomi, social dan budaya.

Contoh yang kasat mata adalah produk-produk hukum kita masih banyak warisan dari penjajah! Undang-undang yang di gugat Muhammadiyah dalam jihad konstitusnya banyak yang menguntungkan asing. Padahal kita semua tahu, sejak di bangku sekolah, kita telah hafal di luar kepala bahwa kekayaan alam yang menguasai hajat hidup orang banyak itu dikuasai Negara, bukan dikuasai asing. Mudah-mudahan jihadnya berhasil sehingga kekayaan kita tidak diekploitasi oleh asing.

Dalam ranah kebudayaan, saya sendiri miris melihat pergaulan anak-anak muda kita yang mengikuti pola-pola budaya asing dari pada mempertahankan kebudayaan kita sendiri. Konyolnya yang ditiru adalah hal-hal yang busuk. Pasti Anda ingat kasus siswa SMP yang melakukan adegan mesum di sekolah, bahkan direkam dengan video. Contoh lain, cari sendiri! Pasti stoknya masih seabrek.

Dalam bidang politik dan ekonomi, ada kekuatan super power dari luar yang memaksakan menjadi imam kita dan negara-negara berkembang lainnya demi mengeruk keuntungan ekonomi’

Sebenarnya kita tidak bisa seratus persen menyalahkan mereka, karena pada hakekatnya dalam interaksi kehidupan ini adalah persaingan, jika kita sendiri tidak dapat memproteksi dengan menanamkan nilai-nilai keilmuan, kebangsaan dan spiritualitas yang kuat, maka jangan salahkan jika kita menjadi injak-injakan bangsa lain! Jangan meratap jika kita menjadi sapi perah dan budak orang lain.



Kemerdekaan dari kebodohan

Jika kita cerdas dan merdeka dari kebodohan, kita sulit dijajah bangsa lain. Boleh jadi kita justru bisa mewarnainya. Kebodohan berkaitan erat dengan pendidikan, dan pendidikan selalu bersinggungan langsung dengan materi. Tanpa materi, seseorang tidak mungkin mendapatkan pendidikan yang layak dan tanpa pendidikan seseorang menjadi bodoh dan terbelakang. Barangkali demikian pentingnya pendidikan sehingga wahyu yang pertama yang diturunakan Allah menyuruh kita untuk membaca atau belajar. Orang yang banyak membaca dan belajar akan memiliki wawasan yang luas dan ilmu yang mumpuni sehinga memudahkan mereka dalam menyusun rencana masa depannya. 

Sebagai bangsa yang Berketuhanan Yang Maha Esa kita wajib membangun pendidikan dengan didasari ajaran Tuhan. Suara Tuhan harus terdengar jelas di negeri tercinta ini, karena hanya dengan itulah kita benar-benar merdeka. Jika tidak, pendidikan justru akan menjadi sarana penajajahn yang efektif. Karena dapat diibaratkan bahwa pendidikan itu sama dengan cuci otak. Kalau otak anak cucu kita dicuci dengan kotoran, tentu hasilnya akan mengerikan. Otak itu ada kaitannya dengan hati dan ilmu. Dan ilmu itulah yang akan menjadi pengerak kehidupan manusia!



Bayangkan, jika keilmuan kita juga terjajah, maka pendidikan hanya akan menjadi alat penjinak Kritik Freire. Beliau mengatakan bahwa sekolah selama ini menjadi alat “penjinak”, yang memanipulasi peserta didik agar mereka dapat diperalat untuk melayani kepentingan kelompok yang berkuasa.

Bagaimanakah dengan kita? Mudah-mudahan pendidikan kita benar-benar mencerdaskan dan memerdekakan, tidak menjadikan kita justru terbelenggu. Mudah-mudahan pendidikan kita benar-benar mampu menjadikan kita mandiri tidak mencetak  orang-orang yang mendewakan/mengkultuskan asing! Merdeka!

No comments:

Post a Comment