Sunday, October 26, 2014

Ayat-Ayat Korupsi


Dimaksud dengan ayat di sini adalah tanda-tanda, bukan ayat yang terdapat di dalam kitab suci. Semua itu ada ayat-ayatnya, cintapun ada ayat-ayatnya, tentu saja kalau kita peka dalam melihat sesuatu. Seperti korupsi misalnya. Apakah Anda sudah tahu ayat-ayat korupsi? Mungkin ada yang cuek melihat ayat-ayat yang terpampang jelas di depan mata karena mereka enggan merasa didzolimi dan tertipu. Ada juga yang menghibur diri dengan memaksakan diri meyakini paham jabariyah yang beranggapan bahwa manusia diciptakan di dunia ini seperti wayang yang hanya menurut saja sama sang dalang tanpa bisa mengubah diri menurut keiinginannya. Nah, kalau begitu kan sudah selesai, tidak perlu meratapi nasib. Semua kan sudah ada yang ngatur! Silahkan beranggapan seperti itu jika Anda ingin menderita seumur-umur!



Allah memerintahkan kita untuk melakukan iqra’ terhadap apa yang kita hadapi. Membaca dalam arti yang seluas-luasnya, tidak sekedar melafalkan huruf-huruf yang kita baca. Termasuk di dalamnya membaca kenyataan alam, baik organis-biologis maupun budaya. Jadi, kalau kita memakai kaca mata Tuhan sebenarnya tidak ada alasan bagi kita bersikap cuek atau masa bodoh terhadap kenyataan yang kita hadapi, paling tidak kita harus berusaha mengetahuinya agar kita termotivasi untuk menyingkirkan segala tantangan dan rintangan yang kita hadapi.

Jika kita merujuk pada omongan para pakar di media maupun orang-orang awam di warung-warung angkringan, konon negeri kita yang tercinta ini tengah dilanda virus korupsi yang sangat parah. Nah, oleh karena itu, tidak ada salahnya bagi kita untuk mengenali ayat-ayat korupsi agar kita tahu bahwa diri kita ini sakit atau tidak! Berikut ini akan saya sampaikan satu ayat korupsi yang tidak kentara sehingga orang-orang mengabaikannya, mudah-mudahan bermanfaat.

Pengaburan Masalah
Nah, inilah yang jarang diperhatikan, terutama oleh orang-orang awam. Seperti telah kita ketahui bersama bahwa dalam satu kehidupan, baik keluarga bahkan negara pasti memiliki permasalahan. Faktor penyebabnya beraneka ragam. Berbagai permasalahan itu dapat bersifat politis, ekonomi, hukum, budaya, administratif, atau teknikal.

Kadang-kadang terjadi bahwa para pejabat pimpinan mengaburkan bentuk dan sifat permasalahan, karena dengan pengaburan itu, penyelesaiannya dapat direkayasa sedemikian rupa sehingga menguntungkan pejabat yang bersangkutan dalam arti kedudukannya, karirnya, statusnya maupun penghasilannya. Segi negatif lainnya dari pengaburan masalah adalah membuat interpretasi sedemikian rupa, sehingga permasalahan yang sebenarnya sederhana, dibuat menjadi sangat rumit. Akibatnya, tindakan penyelesaian menjadi berbelit-belit dan menyita tenaga, waktu, pikiran dan perasaan. Tindakan demikian dapat terjadi karena dua hal, yaitu pertama sebagai kamuflase untuk menutup-nutupi kekurangmampuan pejabat yang bersangkutan mendifinisikan situasi problematik secara tepat, atau kedua  sebagai cara untuk memperoleh sesuatu di luar ketentuan yang berlaku. Mudah-mudahan bermanfaat!

No comments:

Post a Comment