Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh
pemimpin adalah sifat inovasi. Menurut KBBI inovasi adalah, 1 pemasukan atau
pengenalan hal-hal yg baru; pembaharuan 2 penemu-an baru yg berbeda dr yg sudah ada atau yg sudah
dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat). Dengan kata lain, seorang
pemimpin harus suka dengan pembaruan, tentu saja dimaksud pembaruan di sini
adalah dalam hal-hal yang posisitf, untuk kemajuan visi dan misi yang telah
ditetapkan bersama.
Dalam hal ini, ada nasehat
dari Rasulullah yang perlu direnungkan : Barang siapa hari ini sama dengan hari
kemarin, maka mereka termasuk orang-orang yang rugi. Barang siapa hari ini
lebih buruk dengan hari kemarin, maka mereka adalah orang-orang yang terlaknat.
Dan barang siapa hari ini lebih baik dengan hari kemarin, maka mereka termasuk
orang-orang yang beruntung.
Nah, berdasarkan nasehat
tersebut, bagi umat islam tidak ada alasan untuk bermalas-malasan dan cepat
berpuas diri. Karena, pada hakekatnya setiap hari kita harus melakukan
pembaharuan ke arah yang lebih baik. Bukankah jika hari ini sama dengan hari
kemarin kita termasuk orang yang rugi? Apalagi jika hari ini lebih buruk dari
hari kemarin!
Orang yang tidak suka
melakukan inovasi boleh dikatakan sulit untuk mencapai puncak kesuksesan,
sehingga mengakibatkan keterampilan yang rendah dan wawasan yang sempit.
Biasanya orang yang berwawasan sempit hidup dalam dunia yang sangat kecil.
Pandangnya terhadap hidup dan kehidupanpun cenderung simplistik. Perhatian dan
minatnya biasanya sekedar tertuju pada hal-hal secara langsung menyentuh diri
dan kepentingannya. Perubahan dan tantangan barupun kurang diminatinya.
Menurut, Prof. Dr.Sondang P.
Siagianm, M.P.A dalam bukunya yang berjudul Patologi Birokrasi, sifat seperti
ini tergolong sebagai patologi birokrasi karena didalam mengemban misinya,
birokrasi pemerintahan pasti akan menghadapi berbagai tantangan baru, baik
karena tuntutan masyarakat semakin meningkat, maupun karena berbagai terobosan
ilmu pengetahuan dan teknologi, yang bukan saja harus di antisipasi, akan
tetapi dimanfaatkan demi peningkatan mutu hidup seluruh masyarakat.
Salah satu upaya untuk
mengatasi masalah tersebut maka seseorang yang suka berinovasi. Tentu saja
sebagai syarat untuk menjadi manusia yang inovasif, maka kita harus senantiasi
meningkatkan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Dalam dunia birokrasi, hal ini
dapat dikiyaskan dengan bidang yang lain, rendahnya produktivitas kerja dan
mutu pelayanan tidak semata-mata disebabkan oleh tindakan dan perilaku yang disfungsional,
akan tetapi sangat mungkin, karena tingkat pengetahuan dan keterampilan yang
tidak sesuai dengan tuntutan tugas yang diemban.
No comments:
Post a Comment