Kata alam seakar dengan kata alamat atau tanda yang
menunjukkan kepada sesuatu. Oleh karena itu alam raya ini juga dinamai
ayat-ayat Allah. Alam raya yang demikian luas ini adalah tanda yang menunjuk
kearah perjalanan kita menuju Allah SWT. Ayat-ayat Allah ada dua macam.
Terbentang di persada bumi ini dan di langit yang luas itu, ada juga ayat-ayat
yang terbaca, yaitu ayat-ayat Al-Quran.
Keduanya sangat mempesona. Alam
raya sesungguhnya sangat mempesona, hanya saja karena ketika lahir telah ada ,
kita selalu mendengar dan tiap hari kitapun dapat dilihat ditambah lagi dengan
akal pikiran kita yang disibukkan oleh urusan keduniaan sehingga terjadi erosi.
Sesuatu yang sebenarnya indah itu tampak biasa. Susana hati, kedekakatan kita
kepada Allah dan keberhasihan hati kita memang bisa menghadirkan
keindahan-keindahan di dalam hidup kita.
Alam raya dijadikan Allah sebagai
tanda untuk menuju ke hadiratnya. Ciptaan Allah ini sangat-sangat indah
memukau. Ada sementara orang yang terpukau dan terpaku di sana sampai-sampai
lupa bahwa dia sedang dalam perjalanan menuju Tuhan.
Dia berhenti di sana. Ini dapat
diibaratkan seseorang yang menuju ke suatu kota atau tempat tertentu. Dalam
perejalanannya dia menemukan patung yang menunjuk arah kota yang ditujunya
tetapi karena patung itu sedemikian indahnya dan ditangan patung itu ada sebuah
cincin berlian maka dia terpesona dan terpaku di sana sehingga lupa bahwa dia
sebenarnya sedang dalam perjalanan menuju Allah. Patung yang indah itu bukan
perjalanan terakhir, tetapi hanyalah satu petunjuk dalam perjalanan yang
sebenarnya. Begitu juga para pemuja alam terpaku oleh keindahan alam sehingga
mereka melupakan Tuhannya.
Planet-planet tata surya kita
kalau dibanding dengan alam raya ini hanya bagaikan sebiji kacang di tengah
lapangan sepakbola. Banyak sekali ayat-ayat Allah , banyak sekali fenomena alam
dapat mengantar kita untuk menyadari betapa Maha Agungnya Allah. .
Jangan menduga hanya dari
hal-hal besar dan agung kita dapat menarik pelajaran, dari hal-hal yang kecil
sekalipun kita bisa menarik pelajaran mengambil I’tibar untuk kelanjutan hidup
kita dan untuk mencapai prestasi yang lebih baik lagi.
Timur Lang yang tadinya orang
yang merasa rendah diri, karena pincang, suatu ketika dia melihat seekor semut
membawa beban mendaki ke atas terjatuh,
dia berusaha lagi, terjatuh lagi, berusaha lagi, …… sehingga berhasil mencapai
puncak yang dikehendakinya. Timur Lang menarik pelajaran bahwa diapun harus
demikian.
Tetapi sayang banyak yang salah
faham terhadap eksistensi alam, mereka menganggap alam sebagai tujuan terakhir
sehingga disembah-sembahnya. Mereka menjadi budak dan menjadikan alam menjadi
pusat segalanya, termasuk dalam memandang satu permasalahan yang mereka hadapi.
Bahkan dalam urusan hidup mereka berpandangan bahwa hakekat kehidupan ini
adalah susunan individualism hasil reflek dari hokum alam besar. Dimana
planet-planet dan yang lainnya berjalan sendiri-sendiri penuh ketaraturan maka
hendaklah seperti itu dalam menjalani hidup ini. Ada satu hal yang mereka
lupakan. Alam raya bisa teratur itu tidak berjalan sendiri, tetapi ada yang
mengaturnya. Segala sesuatunya menjadi kacau setelah Tuhan mereka matikan
perannya.
Sebenarnya Allahlah yang menjadi
subyek dan manusia hanya menjadi wakil subyek. Karena Allah telah dihilangkan
dalam hidup mereka, maka akhirnya merekalah yang menjadi subyek menentukan
hidup menurut selera mereka sendiri.
Akibatnya mengujudlah
individualism dan liberalism. Dan seterusnya bermetamorfose menjadi faham-faham
kehidupan yang lain. Berikut ini adalah faham-faham kehidupan yang perlu Anda
ketahui sebagai anak dari sekularisme.
Disarikan dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment