Monday, September 17, 2018

MEMBACA AYAT-AYAT TUHAN


Kata alam seakar dengan kata alamat atau tanda yang menunjukkan kepada sesuatu. Oleh karena itu alam raya ini juga dinamai ayat-ayat Allah. Alam raya yang demikian luas ini adalah tanda yang menunjuk kearah perjalanan kita menuju Allah SWT. Ayat-ayat Allah ada dua macam. Terbentang di persada bumi ini dan di langit yang luas itu, ada juga ayat-ayat yang terbaca, yaitu ayat-ayat Al-Quran.



Keduanya sangat mempesona. Alam raya sesungguhnya sangat mempesona, hanya saja karena ketika lahir telah ada , kita selalu mendengar dan tiap hari kitapun dapat dilihat ditambah lagi dengan akal pikiran kita yang disibukkan oleh urusan keduniaan sehingga terjadi erosi. Sesuatu yang sebenarnya indah itu tampak biasa. Susana hati, kedekakatan kita kepada Allah dan keberhasihan hati kita memang bisa menghadirkan keindahan-keindahan di dalam hidup kita.

Alam raya dijadikan Allah sebagai tanda untuk menuju ke hadiratnya. Ciptaan Allah ini sangat-sangat indah memukau. Ada sementara orang yang terpukau dan terpaku di sana sampai-sampai lupa bahwa dia sedang dalam perjalanan menuju Tuhan.



Dia berhenti di sana. Ini dapat diibaratkan seseorang yang menuju ke suatu kota atau tempat tertentu. Dalam perejalanannya dia menemukan patung yang menunjuk arah kota yang ditujunya tetapi karena patung itu sedemikian indahnya dan ditangan patung itu ada sebuah cincin berlian maka dia terpesona dan terpaku di sana sehingga lupa bahwa dia sebenarnya sedang dalam perjalanan menuju Allah. Patung yang indah itu bukan perjalanan terakhir, tetapi hanyalah satu petunjuk dalam perjalanan yang sebenarnya. Begitu juga para pemuja alam terpaku oleh keindahan alam sehingga mereka melupakan Tuhannya.

Planet-planet tata surya kita kalau dibanding dengan alam raya ini hanya bagaikan sebiji kacang di tengah lapangan sepakbola. Banyak sekali ayat-ayat Allah , banyak sekali fenomena alam dapat mengantar kita untuk menyadari betapa Maha Agungnya Allah. .

Jangan menduga hanya dari hal-hal besar dan agung kita dapat menarik pelajaran, dari hal-hal yang kecil sekalipun kita bisa menarik pelajaran mengambil I’tibar untuk kelanjutan hidup kita dan untuk mencapai prestasi yang lebih baik lagi.

Timur Lang yang tadinya orang yang merasa rendah diri, karena pincang, suatu ketika dia melihat seekor semut membawa beban mendaki ke atas  terjatuh, dia berusaha lagi, terjatuh lagi, berusaha lagi, …… sehingga berhasil mencapai puncak yang dikehendakinya. Timur Lang menarik pelajaran bahwa diapun harus demikian.

Ibnu Hajar yang dinamai anak batu seorang ulama besar. Pada masa kecilnya tidak cerdas. Dia ke sungai melihat sebuah batu yang ditetesi setetes demi setetes oleh air akhirnya berlubang. Dia kembali, merenung, bahwa diapun mampu untuk mencerdaskan fikirannya asal dia tekun.

Tetapi sayang banyak yang salah faham terhadap eksistensi alam, mereka menganggap alam sebagai tujuan terakhir sehingga disembah-sembahnya. Mereka menjadi budak dan menjadikan alam menjadi pusat segalanya, termasuk dalam memandang satu permasalahan yang mereka hadapi. Bahkan dalam urusan hidup mereka berpandangan bahwa hakekat kehidupan ini adalah susunan individualism hasil reflek dari hokum alam besar. Dimana planet-planet dan yang lainnya berjalan sendiri-sendiri penuh ketaraturan maka hendaklah seperti itu dalam menjalani hidup ini. Ada satu hal yang mereka lupakan. Alam raya bisa teratur itu tidak berjalan sendiri, tetapi ada yang mengaturnya. Segala sesuatunya menjadi kacau setelah Tuhan mereka matikan perannya.

Sebenarnya Allahlah yang menjadi subyek dan manusia hanya menjadi wakil subyek. Karena Allah telah dihilangkan dalam hidup mereka, maka akhirnya merekalah yang menjadi subyek menentukan hidup menurut selera mereka sendiri.

Akibatnya mengujudlah individualism dan liberalism. Dan seterusnya bermetamorfose menjadi faham-faham kehidupan yang lain. Berikut ini adalah faham-faham kehidupan yang perlu Anda ketahui sebagai anak dari sekularisme.


Disarikan dari berbagai sumber







No comments:

Post a Comment