Wednesday, October 17, 2018

JALAN TENGAH DAN KESEIMBANGAN


Jalan tengah itu fitrah manusia, benarkah? Ini perlu bukti dan data yang valid. Perbedaan itu adalah bukti yang nyata, karena Tuhan memang menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Tuhan tidak memaksa manusia untuk mentaatinya, oleh karena itu tidak ada paksaan dalam beragama. Meskipun pilihan tersebut akan membawa konsekwensi masing-masing. Yang jelas, manusia adalah makhluk alternatif yang bebas memilih dan akan mendapat kepastian hidup sesuai dengan pilihan masing-masing.

Alam dulu sangat bersahabat dengan manusia karena dalam kondisi berimbang, berada di jalan tengah. Barulah keadaannya menjadi kacaubalau setelah diintervensi oleh manusia. Maka, rusaklah alam, dan sekarang kita dapat merasakannya.

Penulis pernah membaca di majalah Tempo, entah edisi berapa penulis sudah lupa. Yang jelas informasi itu sangat berkesan dan layak untuk diperhatikan untuk pembelajaran bagi kita. Untuk membuktikan bagi kita bahwa dulunya alam ini seimbang dan harmonis sebelum diintervensi oleh manusia.



Setting tempat cerita ini adalah di hutan Afrika. Keseimbangan hutan di sana jomplang akibat orang suka berburu gajah untuk mendapatkan gadingnya yang dapat dijual mahal. Gajah-gajah yang mati dibunuh dibiarkan begitu saja, akibatnya singa-singa yang biasa berburu mempertaruhkan nyawa mereka menjadi manja dan malas karena bahan makanan sudah tersedia melimpah ruah. Yakni bangkai-bangkai gajah yang berserakan.
Akibat selanjutnya tidak terduga, karena mereka makan berlebihan dan tidak pernah bekerja keras lagi, maka libido singa-singa itu menjadi meningkat drastis, maka tidak ada cara lain energi libido yang berlebihan itu mereka salurkan lewat sex. Mereka jadi suka kawin sehingga populasi singa melesat pesat. Bayangkan jika hutan tersebut didominasi oleh singa? Apa yang akan terjadi?

Mungkin mereka akan kehabisan makanan. Dan tidak mustahil jika ketidakseimbangan tersebut dibiarkan berlarut-larut mereka akan berburu manusia untuk mengganjal perut mereka.

Barangkali dari sini muncul satu teori, putuslah rantai keseimbangan, pasti kerusakan itu akan terjadi. Atau, bagi para politikus yang haus kekuasaan putuslah rantai keseimbangan agar menguntungkan dan dapat terus melanggengkan kekuasaan mereka. Munculnya para oposisi itu sebenarnya jika dimanage dengan benar dapat menjadi alat penyeimbang.
Pada tempat lain dan zaman lain pernah ada penguasa lalim yang membunuhi oposan-opasan yang berhati singa untuk melanggengkan kekuasaannya.  Penguasa itu bernama Fir’aun dan kisahnya diabadikan di dalam Al-Quran.

004. Sesungguhnya Fir`aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir`aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. (Al-Qashaas).


Sesungguhnya Fir’aun telah ‘ala di muka bumi. Kata ‘ala memiliki arti tinggi, sehingga bisa diartikan meninggi, unggul-mengungguli, berkuasa-menguasai, bahkan congkak atau sombong. Pendek kata,Fir’aun telah menjadi penguasa di atas bumi.

Dia telah menjadikan penduduk bumi berkelompok-kelompok atau terbagi ke dalam kelompok-kelompok. Dia memperlemah sebagian dari mereka.
Dia memperlemah sebagian dari mereka.

Dia menyembelih (membunuh) anak-anak laki-laki dari mereka. Dia menghidupkan (membiarkan hidup) anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya dia termasuk golongan orang-orang yang melakukan pengrusakan ( Almufsidiin)
Jadi ada empat karakter dari al-siyasah al-fir’auniyah dalam melanggengkan kekuasaannya.

Pertama, menjadikan penduduknya terbelah kedalam beberapa kelompok. Dengan keterbelahan rakyat kepada kelompok-kelompok fanatik, di mana antara satu dengan lainnya sulit bersatu, sehingga berakibat lemahnya masing-masing kelompok tersebut di hadapan kekuasaan fir’auni. Dengan begitu kekuasan Fir’aun menjadi kuat dan tak tertandingi karena setiap saat dia bisa memainkan pengaruh dan juga memainkan potensi konflik yang ada di antara mereka itu. Dibutuhkan pembelahan-pembelahan kepada kelompok tradisional dan modern, santri, abangan, dan priyai, kota dan desa, moderat dan fundamental, liberal dan radikal, progresif dan konservatif dalam segala hal, termasuk Islam nusantara yang berbasis budaya dan Islam berkemajuan dengan basis intelektualisme Barat, dan seterusnya.

Kedua, melemahkan sebagian dan memperkuat sebagian secara acak sesuai kemauan dan kepentingannya. Inilah yang kita kenal dengan politik belah bambu. Jika yang satu dijunjung, maka lainnya diinjak. Cara seperti itu dimainkan secara silih berganti sesuai situasi dan kondisi. Masing-masing tidak ditiadakan, melainkan dibiarkan hidup, tapi diadu satu sama lainnya. Yang satu diberi fasilitas, diberi jabatan menteri dan jabatan lainnya, yang satunya dibiarkan dan dieliminir, tapi jangan sampai mati, maka sewaktu-waktu tetap dikasih kue sekadar untuk bertahan hidup.

Ketiga, membunuhi orang-orang yang memiliki karakter kelelakian; kesejatian dalam berpikir, konsisten dan tegas dalam bersikap, kenegarawanan dalam politik, kepahlawanan dalam mempertahankan kedaulatan, kebenaran dan keadilan.

Keempat, menghidupi orang-orang yang lebay, gombal, bermental munafik dan lemah dalam memegang prinsip. Dengan demikian, tidak akan lahir sosok pemimpin harapan rakyat yang bisa menggantikan posisinya untuk membawa rakyat kepada kemenangan sejati. Karena itulah diakhir ayat, digarisbawahi bahwa Fir’aun termasuk golongan orang-orang yang membuat kerusakan (almufsidiin).




2 comments:

  1. Dewalotto 1 user id bisa main semua game :
    1,Togel
    2.Taruhan Bola
    3.Domino
    4.Ceme
    4.Tembak ikan
    5.Number game
    6.Sabung ayam
    7.Slot
    8.dan bayak lagi permainan lainnya, daftarkan sekarang juga di dewalotto.cc

    ReplyDelete
  2. ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat
    ayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
    add Whatshapp : +85515373217 || ditunggu ya^^

    ReplyDelete