Friday, September 7, 2012

DEMOKRASI I

Begitu mendengar kata demokrasi, seolah-olah kita mendengar mantra sakti yang mampu memberikan solusi bagi kehidupan kita. terbukti hampir seluruh negara di dunia ini mengatasnamakan demokrasi dalam memerintah rakyatnya. Dengan demokrasi mereka
meyakini akan mampu melepaskan diri dari penindasan dan penghisapan yang dilakukan oleh raja-raja dan kaum borjuis seperti yang terjadi pada abad pertengahan. Benarkah demokrasi dapat melepaskan diri dari penindasan dan penghisapan sesama manusia? Benarkah ketika sistem demokrasi diterapkan di suatu negara otomatis akan lepas dari penindasan? Faktanya, penindasan masih tetap ada meskipun sudah bermetamorfase dalam bentuk yang lain. Raja yang memiliki kekuasaan mutlak dalam memerintah rakyat seperti pada abad pertengahan, kini telah berubah menjadi orang-orang yang berduit. Dengan duitnya mereka bisa membeli kekuasaan. Dan ketika mereka sudah berkuasa, maka terbentanglah jalan yang mulus untuk menindas yang lainnya. Jadi, sistem sebaik apapun, jika para pelaku sistem itu mentalnya bobrok, maka jangan mengharap sistem tersebut dapat berjalan dengan mulus.Namun demikian, dengan kemajuan teknologi informasi sekarang ini, kebobrokan dapat dipulas menjadi kemajuan. Wajah yang bopeng dapat dipulas dengan makeup sehingga menjadi mulus. Betapa hebatnya teknologi informasi saat ini, sehingga banyak orang yang tertipu.Siapa saja yang memiliki media yang kuat mereka mempunyai banyak kesempatan untuk memakepun diri mereka dan mempengaruhi alam pikiran rakyat agar mereka tersihir oleh tipu dayanya. Inilah yang harus kita waspadai!


Apapun nama suatu sistem yang diterapkan, baik buruknya dapat kita lihat dari perwujudannya di dalam kehidupan nyata. Mungkin ada yang mengklaim bahwa pemerintahannya demokratis, tetapi jika kebobrokan terjadi dimana-mana, korupsi terjadi dimana-mana, kekerasan merajalela tidak ada jeleknya kita mengupdate sistem yang kita yakini. Sah-sah saja jika para penganut sistem itu berkata bawah sistem yang mereka bangun baru berproses. Tetapi sampai kapan? sepuluh tahun? Tiga puluh dua tahun? lima puluh tahun? Bisa jadi orang-orang yang gembar-gembor tentang sistem yang mereka yakini itu telah mati, tetapi apa yang mereka impikan masih jauh panggang dari api.


Tidak jarang orang-orang sekarang menganggap bahwa sistem yang mereka bangun sekarang paling kampiun. Dengan mulut berbusa-busa mereka mengkritik sistem masa lalu, misalnya sistem kerajaan, sebagai suatu sistem yang menindas rakyatnya. Padahal, kalau kita cermati, meskipun dengan topeng baru, penindasan itu tetap ada. Dewasa ini manusia modern telah terjerembab ke dalam perbudakan manusia atas manusia dan penyembahan kepada "tuhan-tuhan kecil" yang berwujud manusia. Apakah ia seorang Rusia, Cina atau Amerika. Apakah dia berada di bawah bayang suatu partai atau seorang pemimpin yang mereka anggap kharismatik. Penyembahan manusia atas manusia dan pengawasan manusia atas manusia tetap saja masih berlangsung tanpa mengalami perubahan yang berarti.


Manusia modern memang telah mencampakkan penyembahan kepada alam, tetapi ia menggantinya dengan penyembahan kepada sesama manusia (man-worship). Bahkan kita dapat menyaksikan sekarang ini suata bangsa yang mendominasi bangsa lain, suatu kelas yang menindas kelas yang lainnya, atau suatu partai politik yang menguasai anggota-anggotanya dengan mutlak sehingga seakan-akan partai itulah yang menentukan nasib manusia. Atau dapat juga dapat kita saksikan seorang diktator yang menggenggam seluruh kekuasaan dan pengaruh, karena itu ia merasa menjadi tuhan kecil yang setiap kehendaknya harus berlaku tanpa ada kekuatan lain yang dapat menentangnya!




No comments:

Post a Comment