Saturday, September 22, 2012

PENJAJAHAN

Perpecahan adalah bibit kehancuran yang mengawali matinya sebuah peradaban, bahkan ambruknya suatu peradaban. Virus perpecahan itu biasanya ditebarkan oleh musuh melalui berbagai aspek kehidupan apabila dia menginginkan kehancuran lawan- lawannya. Ujudnya adalah budaya destruktif yang berisi nilai-nilai, norma-norma, aturan moral dan berbagai cara berpikir yang menyimpang dari ketentuan Allah sebagai Pencipta dan Pemelihara alam.

Manefestasi dari budaya destruktif tersebut adalah patologi sosial di masyarakat kita, pembunuhan-pembunuhan, penindasan-penindasan baik politik maupun ekonomi, perebutan kekuasaan, korupsi, kolusi dan berbagai penyakit sosial lainnya.Pengalaman pahit itu telah dialami oleh nenek-moyang kita ketika mereka dijajah oleh bangsa lain. Dengan politik devide at impera para kolonialis berhasil menguasai dan menindas bangsa kita, sehingga bangsa kita terpuruk kedalam lembah kehinaan, menjadi budak di negerinya sendiri! Betapa sengsaranya hidup menjadi budak dinegerinya sendiri! Maka tidak mengherankan jika para faunding father kita menyatakan perang terhadap penjajahan. Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa oleh karena itu penjajahan harus hapus dari permukaan bumi, karena tidak sesuai dengan perikemanusian dan perikeadilan.Tetapi sudahkan cita-cita mulia dari para faunding father kita terwujud, yaitu hapusnya segala bentuk penjajahan di muka bumi ini?

Kita telah sama-sama menyaksikan bahwa penjajahan fisik itu kini telah bermetamorfose, telah mengalami perubahan bentuk menjadi penjajahan kulutural yang tidak kalah kejinya dengan penjajahan fisik. Dengan globalisasi dan kemajuan teknologi elektronika, penjajahan kulutural itu justru semakin dalam menancapkan kuku-kukunya di bumi pertiwi ini. Kemerdekaan yang telah dicapai ternyata belum mampu membebaskan diri dari penjajahan kultural.Akibatnya korban berjatuhan, tidak terkecuali, nenek moyang kita maupun diri kita sendiri telah menjadi korban keganasan imperialis. Mereka membungkus nilai-nilai busuk itu dengan berbagai budaya yang tampak menarik dan membius sukma, sehingga anak-anak bangsa merasa bahwa dirinya tidak terjajah, bahkan yang lebih naif lagi mereka memproklamirkan dirinya sebagai pahlawan pemberantas penjajahan! Dan yang lebih fatal lagi, jika kita tidak sadar, dengan nilai-nilai destruktif yang diinfiltrasikan itu, para imperialis lambat atau cepat akan mengubah setiap anak bangsa menjadi kolonialis dan imperialis! Karena pada hakekatnya manusia itu adalah penjajah jika mereka tidak beriman kepada Allah. Jika mereka tidak menjadikan Allah sebagai satu-satunya pemersatu dan satu-satunya penggerak kehidupan ini. Jika sudah demikian, maka akan mengujudlah satu kehidupan yang saling tindas menindas, saling memiskinkan, saling menghancurkan dan lain sebagainya.

No comments:

Post a Comment