IBADAH KORBAN
Besok kita akan kembali
melaksanakan ibadah korban. Setiap tahun kita melaksanakan ibadah korban, tentu
saja bagi yang mampu, karena ibadah ini memang membutuhkan biaya yang tidak
sedikit. Apalagi akhir-akhir ini harga sapi dan kambing kian meroket. Tetapi
bagi orang-orang kaya, pengusaha, pejabat tinggi, politikus, uang lima belas
juta bukan apa-apa. Apalagi para pejabat dan politikus yang korup. Uang itu
sangat … sangat sedikit, dibandingkan dengan hasilnya. Bukan rahasia lagi, bagi
para pejabat dan politikus yang bermoral bejat, ibadah seperti itu dapat
dijadikan alat pencitraan bagi mereka agar terlihat shaleh dan bertakwa. Kalau
orang sudah percaya, ke depannya akan lebih mudah lagi untuk meraih jabatannya
kembali. Tentu saja bukan seperti itu tujuan korban yang sebenarnya.
Selain pahala yang akan diterima
setelah mati kelak, tentu saja ada pahala-pahala dunia yang akan didapatkan,
karena pada hakekatnya dunia ini adalah cermin di akherat besok. Dunia ini
adalah ladangnya akherat, tempat becocok tanam untuk mempersiapkan bekal ketika
kita menghadap Sang Pencipta. Salah satu kemuliaan yang dapat kita capai kalau
kita benar-benar ikhlas menjalankan ibadah ini, paling tidak kita akan menjadi
manusia yang rela berkorban, bukan menjadi orang yang suka mengorbankan orang
lain demi kepentingan pribadi, keluarga dan kroni-kroninya. Sifat-sifat serakah
dan tidak mengenal rasa puas, ingin berkuasa merupakan sifat-sifat kebinatangan
yang harus kita enyahkan dari jiwa kita. Seyogyanya ketika hewan korban kita
disembelih, kira menyenandungkan satu harapan,
Ya Allah dengan penyembelihan hewan korban ini, mudah-mudah Engkau
lenyapkan sifat-sifat kebinatangan yang melekat di hati hambamu ini!
Alangkah indahnya jika para
pemimpin dan elit politik kita benar-benar ikhlas dalam menjalankan ibadah
korban, tidak sekedar riya dan dijadikan kedok untuk melanggengkan kekuasaanya.
Jika benar-benar ikhlas, itu berarti ada harapan pemerintahan kita akan menjadi
bersih dari korupsi dan tindakan-tindakan penyelewengan yang lain. Karena para
pemimpin kita sudah berubah menjadi orang-orang yang rela berkorban untuk
kepentingan yang dipimpinnya. Bukan justru sebaliknya. Yaitu mempertontonkan perilaku yang berlawanan 180
derajat dengan nilai-nilai pengorbanan. Bukannya memperlihatkan kesediaan
berkorban, kalau kita lihat
tayangan televisi tidak sedikit elite bangsa ini justru memamerkan keserakahan. Bukannya mengorbankan
kepentingan pribadi demi kepentingan rakyat, mereka malah mengorbankan rakyat
demi kepentingan diri sendiri.
Ada beberapa peristiwa yang
sangat menggoncangkah hati rakyat. Sekarang ini korupsi yang menjadi musuh
bersama kita, sudah merambah ke semua pilar-pilar demokrasi, yaitu eksekutif,
yudikatif dan legislative. Keserakahn yang melukai hati rakyatpun dipertontonkan
di tengah-tengah kemiskinan yang menganga. Bukan Cuma keserakahan harta benda,
tetapi kekuasaanpun dikangkangi dengan melibatkan keluarga dan krooni-kroninya.
Korupsi dan politik dinasti menjadi
bukti kasatmata bahwa negara ini bukan dipimpin negarawan mumpuni, melainkan
politikus egoistis. Negarawan ialah orang-orang yang memperlihatkan nilai-nilai
pengorbanan, sementara politikus mempraktikkan keserakahan.
Bagaimana dengan kita sendiri?
Hal ini layak kita pertanyakan, karena pembinaan itu memang dimulai dari diri
sendiri? Bagaimana jika Anda tiba-tiba disodori uang milyaran rupiah untuk mengegolkan
perkara yang bathil? Apakah Anda mampu bertahan? Bagaimana jika kita ditawari
perempuan cantik dan bahenol untuk memuluskan perkara menyimpang orang lain?
Apakah kita mampu menahan syahwat kita? Atau, bagaimana jika kita ditawari
kekuasaan? Nah, inilah yang paling berat! Kekuasaan itu memang sangat menarik
dan digilai manusia, karena kekuasaan akses masuk untuk urusan-urusan yang
lain. Mungkin kita akan bilang ,kuat, karena semua itu belum berada di depan
mata. Bagaiman kalau sudah di depan mata? Belum tentu!
Ya Allah lenyapkanlah sifat-sifat
kebinatangan yang ada pada hati kami, yang ada pada pemimpin-pemimpin kami,
saudara-saudara kami, sahabat-sahabat kami sehingga mereka tidak melenceng dari
jalan-Mu. Ya Allah, perlihatkanlah kepada Kami bahwa yang benar itu adalah
benar dan berikan kekuatan kepada kami untuk mengikuti kebenaran itu, dan
perlihatkan kepada kami bahwa yang salah itu adala salah dan berikanlah kekuatan
kepada kami untuk memerangi kesalahan itu. Selamat berkorban! Mudah-mudahan
kita senantiasa menjadi manusia yang selalu rela berkorban dan bermanfaat bagi
kehidupan orang lain. Amiin!
Catatan : Sifat-sifat kebinatangan itu adalah melambangkan kobodohan yang harus kita perangi. Orang yang bodoh mudah ditipu oleh nafsu keserakahan, kekuasaan, sex. Bangsa yang bodoh akan dijajah oleh bangsa lain! Tidak semua binatang melambangkan keganasan. Contohnya adalah lebah yang menjadi metafor kehidupan yang baik. Sejatinya manusia itu adalah seburuk-buruk makhluk jika mereka tidak beriman dan bertakwa kepada Allah, tetapi jika mereka beriman dan bertakwa kepada Allah mereka akan menjadi sebaik-baik makhluk ciptaan!
No comments:
Post a Comment