Sunday, October 13, 2013

Nilai Pengorbanan

IBADAH KORBAN



Besok kita akan kembali melaksanakan ibadah korban. Setiap tahun kita melaksanakan ibadah korban, tentu saja bagi yang mampu, karena ibadah ini memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Apalagi akhir-akhir ini harga sapi dan kambing kian meroket. Tetapi bagi orang-orang kaya, pengusaha, pejabat tinggi, politikus, uang lima belas juta bukan apa-apa. Apalagi para pejabat dan politikus yang korup. Uang itu sangat … sangat sedikit, dibandingkan dengan hasilnya. Bukan rahasia lagi, bagi para pejabat dan politikus yang bermoral bejat, ibadah seperti itu dapat dijadikan alat pencitraan bagi mereka agar terlihat shaleh dan bertakwa. Kalau orang sudah percaya, ke depannya akan lebih mudah lagi untuk meraih jabatannya kembali. Tentu saja bukan seperti itu tujuan korban yang sebenarnya.



Selain pahala yang akan diterima setelah mati kelak, tentu saja ada pahala-pahala dunia yang akan didapatkan, karena pada hakekatnya dunia ini adalah cermin di akherat besok. Dunia ini adalah ladangnya akherat, tempat becocok tanam untuk mempersiapkan bekal ketika kita menghadap Sang Pencipta. Salah satu kemuliaan yang dapat kita capai kalau kita benar-benar ikhlas menjalankan ibadah ini, paling tidak kita akan menjadi manusia yang rela berkorban, bukan menjadi orang yang suka mengorbankan orang lain demi kepentingan pribadi, keluarga dan kroni-kroninya. Sifat-sifat serakah dan tidak mengenal rasa puas, ingin berkuasa merupakan sifat-sifat kebinatangan yang harus kita enyahkan dari jiwa kita. Seyogyanya ketika hewan korban kita disembelih, kira menyenandungkan satu harapan,  Ya Allah dengan penyembelihan hewan korban ini, mudah-mudah Engkau lenyapkan sifat-sifat kebinatangan yang melekat di hati hambamu ini! 


Alangkah indahnya jika para pemimpin dan elit politik kita benar-benar ikhlas dalam menjalankan ibadah korban, tidak sekedar riya dan dijadikan kedok untuk melanggengkan kekuasaanya. Jika benar-benar ikhlas, itu berarti ada harapan pemerintahan kita akan menjadi bersih dari korupsi dan tindakan-tindakan penyelewengan yang lain. Karena para pemimpin kita sudah berubah menjadi orang-orang yang rela berkorban untuk kepentingan yang dipimpinnya. Bukan justru sebaliknya. Yaitu mempertontonkan perilaku yang berlawanan 180 derajat dengan nilai-nilai pengorbanan. Bukannya memperlihatkan kesediaan berkorban, kalau kita lihat  tayangan televisi tidak sedikit elite bangsa ini justru memamerkan keserakahan. Bukannya mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan rakyat, mereka malah mengorbankan rakyat demi kepentingan diri sendiri.  


Ada beberapa peristiwa yang sangat menggoncangkah hati rakyat. Sekarang ini korupsi yang menjadi musuh bersama kita, sudah merambah ke semua pilar-pilar demokrasi, yaitu eksekutif, yudikatif dan legislative. Keserakahn yang melukai hati rakyatpun dipertontonkan di tengah-tengah kemiskinan yang menganga. Bukan Cuma keserakahan harta benda, tetapi kekuasaanpun dikangkangi dengan melibatkan keluarga dan krooni-kroninya. Korupsi dan politik dinasti menjadi bukti kasatmata bahwa negara ini bukan dipimpin negarawan mumpuni, melainkan politikus egoistis. Negarawan ialah orang-orang yang memperlihatkan nilai-nilai pengorbanan, sementara politikus mempraktikkan keserakahan.


Bagaimana dengan kita sendiri? Hal ini layak kita pertanyakan, karena pembinaan itu memang dimulai dari diri sendiri? Bagaimana jika Anda tiba-tiba disodori uang milyaran rupiah untuk mengegolkan perkara yang bathil? Apakah Anda mampu bertahan? Bagaimana jika kita ditawari perempuan cantik dan bahenol untuk memuluskan perkara menyimpang orang lain? Apakah kita mampu menahan syahwat kita? Atau, bagaimana jika kita ditawari kekuasaan? Nah, inilah yang paling berat! Kekuasaan itu memang sangat menarik dan digilai manusia, karena kekuasaan akses masuk untuk urusan-urusan yang lain. Mungkin kita akan bilang ,kuat, karena semua itu belum berada di depan mata. Bagaiman kalau sudah di depan mata? Belum tentu!


Ya Allah lenyapkanlah sifat-sifat kebinatangan yang ada pada hati kami, yang ada pada pemimpin-pemimpin kami, saudara-saudara kami, sahabat-sahabat kami sehingga mereka tidak melenceng dari jalan-Mu. Ya Allah, perlihatkanlah kepada Kami bahwa yang benar itu adalah benar dan berikan kekuatan kepada kami untuk mengikuti kebenaran itu, dan perlihatkan kepada kami bahwa yang salah itu adala salah dan berikanlah kekuatan kepada kami untuk memerangi kesalahan itu. Selamat berkorban! Mudah-mudahan kita senantiasa menjadi manusia yang selalu rela berkorban dan bermanfaat bagi kehidupan orang lain. Amiin!
 

Catatan : Sifat-sifat kebinatangan itu adalah melambangkan kobodohan yang harus kita perangi. Orang yang bodoh mudah ditipu oleh nafsu keserakahan, kekuasaan, sex. Bangsa yang bodoh akan dijajah oleh bangsa lain! Tidak semua binatang melambangkan keganasan. Contohnya adalah lebah yang menjadi metafor kehidupan yang baik. Sejatinya manusia itu adalah seburuk-buruk makhluk jika mereka tidak beriman dan bertakwa kepada Allah, tetapi jika mereka beriman dan bertakwa kepada Allah mereka akan menjadi sebaik-baik makhluk ciptaan!
 
 
 

No comments:

Post a Comment