Wednesday, March 16, 2016

MATEMATIKA ADALAH ILMU YANG SUCI

Kita sering mengkotak-kotakkan antara ilmu agama dan ilmu umum. Menurut anggapan umum, yang termasuk ilmu agama adalah, fikih, aqidah-akhlak, Qur’an-Hadits, Tarikh, dll. Sementara itu yang dianggap ilmu umum adalah ilmu-ilmu yang biasa diajarkan di sekolah-sekolah umum, seperti matematika, IPA, IPS, SBK, dll. Tetapi, tahukah Anda bahwa matematika yang selama ini dianggap ilmu umum ternyata adalah ilmu yang paling religius? Ilmu yang paling suci di antara ilmu-ilmu yang lainnya? Mungkin Anda terkejut mendengar pernyataan ini. Penulis, ketika mendengar pertama kali dari salah satu ceramah Cak Nun juga terkejut. Namun setelah dicermati ternyata pernyataan tersebut tidak aneh.

Matematika adalah ilmu yang tidak bisa diintervensi. Suci dari tafsir dan subyektifisme. Meskipun Anda dalam keadaan susah, cemas, resah dan gelisah, banyak hutang dua ditambah dua sama dengan empat. Mungkin Anda di bawah todongan senjata orang lain, atau dibawah ancaman orang banyak, tetapi tiga ditambah tiga tetap sembilan. Anda barangkali sedang marah-marah terbakar emosinya, tetapi sepuluh dikurangi lima hasilnya tetap lima, tidak mungkin berubah menjadi enam.

Tahukah Anda ilmu yang digunakan untuk mengadili kita diakherat nanti adalah ilmu matematika? Matematika dalam bahasa Arab adalah hisab. Dan nanti diakherat kita akan dimatematika atau dihisab oleh Allah. Akan dihitung amal yang buruk maupun baik yang kita kerjakan ketika kita hidup di dunia. Jika timbangan amal baik kita lebih berat kita akan beruntung, sebaliknya jika timbangan amal buruk kita lebih berat kita akan rugi. Nah, timbangan untuk menentukan berat dan ringan juga menggunakan matematika. Maka tidak berlebihan jika dikatakan bahwa matematika adalah ilmu yang religius dan termasuk ilmu agama pula.

Dari paparan di atas, ada satu pelajaran yang perlu kita perhatikan, belajarlah matematika agar Anda bisa mematimatika diri Anda sendiri sebelum Anda nanti dimatematika oleh Allah. Hisablah diri Anda sendiri di dunia ini sebelum nanti Anda dihisab oleh Allah. Menghisab diri menurut, para ulama adalah melakukan muhasabah.

Secara etimologis muhasabah berasal dari akar kata hasiba yahsabu hisaban, yang artinya adalah melakukan perhitungan. Sebuah upaya evaluasi diri terhadap kebaikan dan keburukan dalam semua aspeknya. Baik hal tersebut bersifat vertikal, hubungan manusia sebagai hamba kepada Allah maupun hubungan horisontal yaitu hunungan sesama manusia dalam kehidupan sosial.

Muhasabah adalah instropeksi diri, evaluasi diri, menghitung segala amalan yang telah dilakukan masa lalu untuk dijadikan pelajaran bagi hidup. Jika keadaan kita hari ini sama dengan kemarin maka kita adalah orang yang rugi, apabila keadaan kita hari ini lebih baik dengan kemarin maka kita termasuk orang-orang yang beruntung. Dan celakalah orang-orang yang keadaanya hari ini lebih buruk dari kemarin, karena mereka itulah orang-orang yang terlaksanat.

Manfaat Keutamaan Muhasabah

Ada beberapa manfaat faedah tujuan serta keutamaan keistimewaan dari muhasabah bagi setiap orang yang beriman yaitu :
  1. Dengan bermuhasabah diri, maka diri setiap muslim akan bisa mengetahui akan aib serta kekurangan dirinya sendiri. Baik itu dalam hal amalan ibadah, kegiatan yang memberikan manfaat untuk banyak manusia. Sehingga dengan demikian akan bisa memperbaiki diri apa-apa yang dirasa kurang pada dirinya.
  2. Dalam hal ibadah, kita akan semakin tahu akan hak kewajiban kita sebagai seorang hambaNya dan terus memperbaiki diri dan mengetahui hakekat ibadah bahwasannya manfaat hikmah ibadah adalah demi kepentingan diri kita sendiri. Bukan demi kepentingan Allah Ta'ala. Karena kita lah manusia yang lemah dan penuh dosa yang memerlukan akan pengampunan dosa-dosa kita yang banyak.
  3. Mengetahui akan segala sesuatu baik itu kecil maupun besar atas apa yang kita lakukan di dunia ini, akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akherat. Inilah salah satu hikmah muhasabah dalam diri setiap manusia.
  4. Mewaspadai hawa nafsu. Dan senantiasa melaksanakan amal ibadah serta ketaatan dan menjauhi segala hal yang berbau kemaksiatan, agar menjadi ringan hisab di hari akhirat kelak.

Intropeksi diri dalam agama adalah bermakna evaluasi diri sebagai salah satu pesan Rasulullah SAW, sangatlah penting dilakukan oleh setiap  Muslim. Dengan sering melakukan muhasabah yang sesungguhnya, ia akan mengetahui berbagai kelemahan, kekurangan dan kesalahan yang ia lakukan.

1 comment: