Kita
sering mengkotak-kotakkan antara ilmu agama dan ilmu umum. Menurut anggapan
umum, yang termasuk ilmu agama adalah, fikih, aqidah-akhlak, Qur’an-Hadits,
Tarikh, dll. Sementara itu yang dianggap ilmu umum adalah ilmu-ilmu yang biasa
diajarkan di sekolah-sekolah umum, seperti matematika, IPA, IPS, SBK, dll.
Tetapi, tahukah Anda bahwa matematika yang selama ini dianggap ilmu umum
ternyata adalah ilmu yang paling religius? Ilmu yang paling suci di antara
ilmu-ilmu yang lainnya? Mungkin Anda terkejut mendengar pernyataan ini.
Penulis, ketika mendengar pertama kali dari salah satu ceramah Cak Nun juga
terkejut. Namun setelah dicermati ternyata pernyataan tersebut tidak aneh.
Matematika
adalah ilmu yang tidak bisa diintervensi. Suci dari tafsir dan subyektifisme.
Meskipun Anda dalam keadaan susah, cemas, resah dan gelisah, banyak hutang dua
ditambah dua sama dengan empat. Mungkin Anda di bawah todongan senjata orang
lain, atau dibawah ancaman orang banyak, tetapi tiga ditambah tiga tetap
sembilan. Anda barangkali sedang marah-marah terbakar emosinya, tetapi sepuluh
dikurangi lima hasilnya tetap lima, tidak mungkin berubah menjadi enam.
Tahukah
Anda ilmu yang digunakan untuk mengadili kita diakherat nanti adalah ilmu
matematika? Matematika dalam bahasa Arab adalah hisab. Dan nanti diakherat kita
akan dimatematika atau dihisab oleh Allah. Akan dihitung amal yang buruk maupun
baik yang kita kerjakan ketika kita hidup di dunia. Jika timbangan amal baik
kita lebih berat kita akan beruntung, sebaliknya jika timbangan amal buruk kita
lebih berat kita akan rugi. Nah, timbangan untuk menentukan berat dan ringan
juga menggunakan matematika. Maka tidak berlebihan jika dikatakan bahwa
matematika adalah ilmu yang religius dan termasuk ilmu agama pula.
Dari
paparan di atas, ada satu pelajaran yang perlu kita perhatikan, belajarlah
matematika agar Anda bisa mematimatika diri Anda sendiri sebelum Anda nanti
dimatematika oleh Allah. Hisablah diri Anda sendiri di dunia ini sebelum nanti
Anda dihisab oleh Allah. Menghisab diri menurut, para ulama adalah melakukan muhasabah.
Secara
etimologis muhasabah berasal dari akar kata hasiba yahsabu hisaban, yang
artinya adalah melakukan perhitungan. Sebuah upaya evaluasi diri terhadap
kebaikan dan keburukan dalam semua aspeknya. Baik hal tersebut bersifat vertikal,
hubungan manusia sebagai hamba kepada Allah maupun hubungan horisontal yaitu
hunungan sesama manusia dalam kehidupan sosial.
Muhasabah
adalah instropeksi diri, evaluasi diri, menghitung segala amalan yang telah
dilakukan masa lalu untuk dijadikan pelajaran bagi hidup. Jika keadaan kita
hari ini sama dengan kemarin maka kita adalah orang yang rugi, apabila keadaan
kita hari ini lebih baik dengan kemarin maka kita termasuk orang-orang yang
beruntung. Dan celakalah orang-orang yang keadaanya hari ini lebih buruk dari
kemarin, karena mereka itulah orang-orang yang terlaksanat.
Manfaat Keutamaan Muhasabah
Ada beberapa manfaat faedah tujuan serta
keutamaan keistimewaan dari muhasabah bagi
setiap orang yang beriman yaitu :
- Dengan bermuhasabah diri, maka diri setiap
muslim akan bisa mengetahui akan aib serta kekurangan dirinya sendiri.
Baik itu dalam hal amalan ibadah, kegiatan yang memberikan manfaat untuk
banyak manusia. Sehingga dengan demikian akan bisa memperbaiki diri
apa-apa yang dirasa kurang pada dirinya.
- Dalam hal ibadah, kita akan semakin tahu akan
hak kewajiban kita sebagai seorang hambaNya dan terus memperbaiki diri dan
mengetahui hakekat ibadah bahwasannya manfaat hikmah ibadah adalah demi
kepentingan diri kita sendiri. Bukan demi kepentingan Allah Ta'ala. Karena
kita lah manusia yang lemah dan penuh dosa yang memerlukan akan
pengampunan dosa-dosa kita yang banyak.
- Mengetahui akan segala sesuatu baik itu kecil
maupun besar atas apa yang kita lakukan di dunia ini, akan dimintai
pertanggungjawabannya kelak di akherat. Inilah salah satu hikmah muhasabah dalam diri setiap manusia.
- Mewaspadai hawa nafsu. Dan senantiasa
melaksanakan amal ibadah serta ketaatan dan menjauhi segala hal yang
berbau kemaksiatan, agar menjadi ringan hisab di hari akhirat kelak.
Intropeksi diri dalam agama adalah
bermakna evaluasi diri sebagai salah satu pesan
Rasulullah SAW, sangatlah penting dilakukan oleh setiap Muslim.
Dengan sering melakukan muhasabah yang sesungguhnya, ia akan mengetahui
berbagai kelemahan, kekurangan dan kesalahan yang ia lakukan.
Pantangan Makanan Bagi Penderita Herpes
ReplyDeletePengobatan Ablasio Retina Alami
Harga Blueberry Juice Green World
Jeruk Nipis Buah Pelangsing Badan
Ramuan Herbal untuk Mengobati Tuberkulosis
Harga Vig Power Capsule
Tanaman Herbal untuk Disfungsi Seksual
Efek Samping Eye Care Softgel
Ramuan Alami Impotensi Paling Ampuh
Nama Obat Ejakulasi Dini Paling Ampuh
Obat Kuat Pria di Apotik
Terapi Penyembuhan Ambeien Terampuh
Obat Tradisional Infeksi Pencernaan paling Ampuh
Pengobatan Kanker Payudara paling Mujarab
Obat Glucoberry dan Glucocoa Nutrisi Pemutih Herbal