Hati-hati
dengan perpecahan karena perpecahan tidak akan membawa keberuntungan. Pepetah
mengatakan, besatu kita teguh bercarai kita runtuh. Jika kita menginginkan
rahmat Allah selalu mengalir ke negeri tercinta ini, bersatulah, karena
persatuan akan membawa berkah. Persatuan akan membawa perdamaian, dan
perdamaian akan mengantarkan kepada kebahagiaan baik di dunia maupun di
akherat. Firman Allah surat Ali Imran ayat 103 mengingatkan kita betapa
perpecahan membawa umat dalam kehidupan di jurang neraka, dan kita
diperintahkan untuk selalu berpegang teguh dengan tali Allah agar kehidupan
kita bersaudara dan penuh perdamaian. Dan umat islam, jika benar-benar
berpegang teguh dengan tali Allah tersebut seharusnya mengedepankan perdamaian
tidak justru saling berpecah-belah sehingga melemahkan umat dan menyenangkan
kelompok-kelompok yang tidak menyukai islam.
Terkait
dengan persatuan dan perdamian kita patut menyimak pesan persatuan dan
perdamaian dari Pemimpin tertinggi Institusi
al-Azhar, Kairo, Mesir, Grand Syekh al-Azhar Ahmad at-Thayyib yang tiba di
Indonesia bersama rombongan, Ahad (21/2) malam. Terlepas dari latar belakang
Anda marilah kita simak pesan persatuan dan perdamaian dari beliau. Dengarkan
semua pembicaraan dan ambil yang baik tanpa melihat golongan atau aliran
seperti firman Allah dalam surat Az Zumar ayat 18:
18. yang mendengarkan Perkataan lalu mengikuti apa yang paling
baik di antaranya[1311]. mereka Itulah orang-orang yang telah diberi Allah
petunjuk dan mereka Itulah orang-orang yang mempunyai akal.
Pesan
Persatuan dan Perdamaian dari Grand Syekh Al-Azhar
Hentikan
Konflik Suni-Syiah, Kalian Bersaudara
"Syiah beragam, namun mereka adalah saudara,
mereka tetap Muslim, kita tidak bisa serta-merta menghakimi mereka keluar Islam
hanya karena satu perkara. Memang terdapat sikap berlebihan, tidak di semua Syiah
dan tidak semua ulama mereka demikian, ketika saya berdialog dengan sejumlah
tokoh mereka ihwal mencaci maki sahabat dan Abu Bakar RA, Aisyah RA, dan Umar
bin Khatab, ia mengatakan, ”Mereka bukan representasi kami.”
Jika Anda telaah buku-buku Syiah klasik, Anda tak
akan menemukannya. Mungkin Anda temukan kecenderungan sebagian demikian, tetapi
mayoritas Syiah menghormati sahabat Rasulullah SAW. Sebagian kecil ulama
menganggap mencaci maki sahabat berarti keluar dari Islam, tetapi bagi kami
Al-Azhar tidak. Cacian terhadap sahabat bentuk kesesatan, maksiat, dan berdosa,
tapi tak serta-merta keluar dari Islam. Mereka Kita tidak bisa kafirkan
mereka.
Bagaimana? Suni dan Syiah adalah sama-sama sayap
Islam. Tentu, kita bicarakan Syiah yang moderat, ada Imamiyah, Zaidiyyah, yang
memiliki kedekatan dengan Suni, tetapi ada sekte menyimpang dan sesat
yang mengangkat isu tasyayyu’ yang mengakui risalah selain
untuk Muhammad SAW, mereka itu, seperti saya katakan, menyalahi apa yang
konstan dalam agama dan bisa dinyatakan keluar Islam.
Akan tetapi, sesunguhnya, sebagian perbedaan kita
dengan saudara Syiah kita, adalah perbedaan nonprinsipil (furu’),
kecuali dalam soal imam. Syiah percaya imam sebagai bagian pokok agama,
sedangkan kita, Suni soal itu termasuk nonprinsipil. Isu imamah juga tak
membuat Syiah serta-merta keluar Islam.
Kitab as-Sayyid
Ali al-Amin cukup
bagus mendudukkan hakikat imamah tersebut. Yang dimaksud imamah Ali bin Thalib
adalah dalam hal spiritualitas dan ketakwaan bukan bermakna kekuasaan fisik.
Kekuasaan seperti itu Ali bin Abi Thalib juga tak menginginkannya.
Pemikiran ini berupaya mendekatkan antara Suni dan Syiah."
Persatuan Umat
Dimulai dari Ulama
"Saya percaya, selama ulama tidak bersatu terlebih dahulu,
maka tidak ada harapan. Anda sebagai ulama hendak menebarkan perdamaian,
sementara Anda sendiri tak berdamai dengan sesama ulama, maka seperti kata
pepatah “Faqidus sya’i la yu’thihi” (Orang kehilangan tak bisa memberi).
Masalahnya, perbedaan ini berubah menjadi perselisihan yang rigid akibat fanatisme mazhab atau pemikiran tertentu dan mengklaim
mazhab lain tidak benar.
Namun sayangnya, di balik gencarnya mazhab tersebut, ada
dukungan materiil dan spiritual, yang lantas disebarluaskan di jalan alih-alih
menghargai perbedaan, justru malah memecah belah umat. Muncullah fenomena
pembida’ahan dan pengafiran yang sangat rentan dengan menghalalkan darah.
Solusinya adalah kembali ke khazanah klasik bagaimana menyikapi perbedaan.
Umar bin Abd al-Aziz pernah mengatakan bahwa ia sangat senang
jika para sahabat tidak berselisih pendapat, tetapi fakta berkata lain. Dengan
perbedaan itu, justru banyak opsi-opsi kemudahan dibandingkan dengan satu opsi
pendapat saja. Silakan saja Anda memilih satu mazhab, tetapi jangan anggap
pendapat Anda saja yang benar, sementara orang lain salah."
Ingatlah,
Musuh Menginginkan Kita Tercerai-berai
"Dan ingat, perselisihan antara keduanya,
Suni-Syiah inilah yang diembuskan oleh musuh Islam untuk memorak-porandakan
umat, seperti saat ini yang terjadi di Suriah tak ada justifikasi meletusnya
konflik tersebut, kecuali membenturkan Suni-Syiah, lihat pula Irak yang kacau
balau atas dasar apa?
Konflik Suni-Syiah. Perhatikan pula Yaman. Kita sadar
betul tentang peta konflik ini, karena itu sejak awal kita kampanyekan Suni dan
Syiah bersaudara dan memang kita intinya bersaudara. Konflik tersebut akan
terus diembuskan karena memang mereka musuh Islam tak meninginkan kita
bersatu."
Berhati-hatilah
Jangan Mudah Mengafirkan Sesama Muslim
"Soal taqrib memang yang menginisiasi Al-Azhar
oleh Syekh Syaltut dan sejumlah cendekiawan lainnya. Al-Azhar menegaskan,
sebagaimana Mazhab Asy’ari, kita tidak akan mengafirkan siapa pun dari golongan
orang beriman.
Perbuatan maksiat yang diperbuat adalah soal lain.
Berhati-hatilah untuk tidak mengafirkan. Otoritas ini hanya milik ulama, jangan
biarkan orang awam bebas menebarkannya. Jika, misalnya, ada 99 persen
kemungkinan kufur dan 1 persen kemungkinan tetap Muslim, tetap berhati-hatilah.
Inilah jalan Al-Azhar.
Maka itu, tiap Ramadhan kita punya satu program yang
melibatkan Suni dan Syiah dari berbagai kawasan, termasuk Suriah dan Irak,
silakan sampaikan pernyataan untuk tidak saling membunuh satu sama lain karena
Suni dan Syiah sesama Muslim.
Jangan kafirkan orang kecuali yang mengingkari
Alquran dan mengingkari perkara yang mendasar dalam agama. Muslim yang mengatakan
zina atau khamar halal, bisa keluar agama, tetapi Muslim yang percaya
zina dan khamar haram, tetapi melakukannya, dia tetap
Muslim."
Pesan ini saya kutip dari harian Republika,
mudah-mudahan bermanfaat dan menjadi inspirasi untuk membangun persatuan dan
perdamaian di negeri tercinta ini. Amiin!
Pantangan Makanan Bagi Penderita Herpes
ReplyDeletePengobatan Ablasio Retina Alami
Harga Blueberry Juice Green World
Jeruk Nipis Buah Pelangsing Badan
Ramuan Herbal untuk Mengobati Tuberkulosis
Harga Vig Power Capsule
Tanaman Herbal untuk Disfungsi Seksual
Efek Samping Eye Care Softgel
Ramuan Alami Impotensi Paling Ampuh
Nama Obat Ejakulasi Dini Paling Ampuh
Obat Kuat Pria di Apotik
Terapi Penyembuhan Ambeien Terampuh
Obat Tradisional Infeksi Pencernaan paling Ampuh
Pengobatan Kanker Payudara paling Mujarab
Obat Glucoberry dan Glucocoa Nutrisi Pemutih Herbal