Friday, February 26, 2016

PESAN PERSATUAN DAN PERDAMAIAN DARI SYEKH AL-AZHAR

Hati-hati dengan perpecahan karena perpecahan tidak akan membawa keberuntungan. Pepetah mengatakan, besatu kita teguh bercarai kita runtuh. Jika kita menginginkan rahmat Allah selalu mengalir ke negeri tercinta ini, bersatulah, karena persatuan akan membawa berkah. Persatuan akan membawa perdamaian, dan perdamaian akan mengantarkan kepada kebahagiaan baik di dunia maupun di akherat. Firman Allah surat Ali Imran ayat 103 mengingatkan kita betapa perpecahan membawa umat dalam kehidupan di jurang neraka, dan kita diperintahkan untuk selalu berpegang teguh dengan tali Allah agar kehidupan kita bersaudara dan penuh perdamaian. Dan umat islam, jika benar-benar berpegang teguh dengan tali Allah tersebut seharusnya mengedepankan perdamaian tidak justru saling berpecah-belah sehingga melemahkan umat dan menyenangkan kelompok-kelompok yang tidak menyukai islam.
Terkait dengan persatuan dan perdamian kita patut menyimak pesan persatuan dan perdamaian dari Pemimpin tertinggi Institusi al-Azhar, Kairo, Mesir, Grand Syekh al-Azhar Ahmad at-Thayyib yang tiba di Indonesia bersama rombongan, Ahad (21/2) malam. Terlepas dari latar belakang Anda marilah kita simak pesan persatuan dan perdamaian dari beliau. Dengarkan semua pembicaraan dan ambil yang baik tanpa melihat golongan atau aliran seperti firman Allah dalam surat Az Zumar ayat 18:
18. yang mendengarkan Perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya[1311]. mereka Itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka Itulah orang-orang yang mempunyai akal.


Pesan Persatuan dan Perdamaian dari Grand Syekh Al-Azhar

Hentikan Konflik Suni-Syiah, Kalian Bersaudara

"Syiah beragam, namun mereka adalah saudara, mereka tetap Muslim, kita tidak bisa serta-merta menghakimi mereka keluar Islam hanya karena satu perkara. Memang terdapat sikap berlebihan, tidak di semua Syiah dan tidak semua ulama mereka demikian, ketika saya berdialog dengan sejumlah tokoh mereka ihwal mencaci maki sahabat dan Abu Bakar RA, Aisyah RA, dan Umar bin Khatab, ia mengatakan, ”Mereka bukan representasi kami.”
Jika Anda telaah buku-buku Syiah klasik, Anda tak akan menemukannya. Mungkin Anda temukan kecenderungan sebagian demikian, tetapi mayoritas Syiah menghormati sahabat Rasulullah SAW. Sebagian kecil ulama menganggap mencaci maki sahabat berarti keluar dari Islam, tetapi bagi kami Al-Azhar tidak. Cacian terhadap sahabat bentuk kesesatan, maksiat, dan berdosa, tapi tak serta-merta keluar dari Islam. Mereka  Kita tidak bisa kafirkan mereka.
Bagaimana? Suni dan Syiah adalah sama-sama sayap Islam. Tentu, kita bicarakan Syiah yang moderat, ada Imamiyah, Zaidiyyah, yang memiliki kedekatan dengan Suni, tetapi ada sekte  menyimpang dan sesat yang mengangkat isu tasyayyu’ yang mengakui risalah selain untuk Muhammad SAW, mereka itu, seperti saya katakan, menyalahi apa yang konstan dalam agama dan bisa dinyatakan keluar Islam.
Akan tetapi, sesunguhnya, sebagian perbedaan kita dengan saudara Syiah kita, adalah perbedaan nonprinsipil (furu’), kecuali dalam soal imam. Syiah percaya imam sebagai bagian pokok agama, sedangkan kita, Suni soal itu termasuk nonprinsipil. Isu imamah juga tak membuat Syiah serta-merta keluar Islam.
Kitab as-Sayyid Ali al-Amin cukup bagus mendudukkan hakikat imamah tersebut. Yang dimaksud imamah Ali bin Thalib adalah dalam hal spiritualitas dan ketakwaan bukan bermakna kekuasaan fisik. Kekuasaan seperti itu Ali bin Abi Thalib juga tak menginginkannya.  Pemikiran ini berupaya mendekatkan antara Suni dan Syiah." 

Persatuan Umat Dimulai dari Ulama

"Saya percaya, selama ulama tidak bersatu terlebih dahulu, maka tidak ada harapan. Anda sebagai ulama hendak menebarkan perdamaian, sementara Anda sendiri tak berdamai dengan sesama ulama, maka seperti kata pepatah “Faqidus sya’i la yu’thihi” (Orang kehilangan tak bisa memberi). Masalahnya, perbedaan ini berubah menjadi perselisihan yang rigid akibat fanatisme mazhab atau pemikiran tertentu dan mengklaim mazhab lain tidak benar.
Namun sayangnya, di balik gencarnya mazhab tersebut, ada dukungan materiil dan spiritual, yang lantas disebarluaskan di jalan alih-alih menghargai perbedaan, justru malah memecah belah umat. Muncullah fenomena pembida’ahan dan pengafiran yang sangat rentan dengan menghalalkan darah. Solusinya adalah kembali ke khazanah klasik bagaimana menyikapi perbedaan.
Umar bin Abd al-Aziz pernah mengatakan bahwa ia sangat senang jika para sahabat tidak berselisih pendapat, tetapi fakta berkata lain. Dengan perbedaan itu, justru banyak opsi-opsi kemudahan dibandingkan dengan satu opsi pendapat saja. Silakan saja Anda memilih satu mazhab, tetapi jangan anggap pendapat Anda saja yang benar, sementara orang  lain salah."

Ingatlah, Musuh Menginginkan Kita Tercerai-berai

"Dan ingat, perselisihan antara keduanya, Suni-Syiah inilah yang diembuskan oleh musuh Islam untuk memorak-porandakan umat, seperti saat ini yang terjadi di Suriah tak ada justifikasi meletusnya konflik tersebut, kecuali membenturkan Suni-Syiah, lihat pula Irak yang kacau balau atas dasar apa?
Konflik Suni-Syiah. Perhatikan pula Yaman. Kita sadar betul tentang peta konflik ini, karena itu sejak awal kita kampanyekan Suni dan Syiah bersaudara dan memang kita intinya bersaudara. Konflik tersebut akan terus diembuskan karena memang mereka musuh Islam tak meninginkan kita bersatu."   

Berhati-hatilah Jangan Mudah Mengafirkan Sesama Muslim

"Soal taqrib memang yang menginisiasi Al-Azhar oleh Syekh Syaltut dan sejumlah cendekiawan lainnya. Al-Azhar menegaskan, sebagaimana Mazhab Asy’ari, kita tidak akan mengafirkan siapa pun dari golongan orang beriman.
Perbuatan maksiat yang diperbuat adalah soal lain. Berhati-hatilah untuk tidak mengafirkan. Otoritas ini hanya milik ulama, jangan biarkan orang awam bebas menebarkannya. Jika, misalnya, ada 99 persen kemungkinan kufur dan 1 persen kemungkinan tetap Muslim, tetap berhati-hatilah. Inilah jalan Al-Azhar.
Maka itu, tiap Ramadhan kita punya satu program yang melibatkan Suni dan Syiah dari berbagai kawasan, termasuk Suriah dan Irak, silakan sampaikan pernyataan untuk tidak saling membunuh satu sama lain karena Suni dan Syiah sesama Muslim.
Jangan kafirkan orang kecuali yang mengingkari Alquran dan mengingkari perkara yang mendasar dalam agama. Muslim yang mengatakan zina atau khamar halal, bisa keluar agama, tetapi Muslim yang percaya zina dan khamar haram, tetapi melakukannya, dia tetap Muslim."  
Pesan ini saya kutip dari harian Republika, mudah-mudahan bermanfaat dan menjadi inspirasi untuk membangun persatuan dan perdamaian di negeri tercinta ini. Amiin!



1 comment: