Ramadhan Bulan Pencerahan
Ramadhan adalah bulan pencerahan.
Mungkin Anda bertanya-tanya, apa maksudnya pencerahan itu? Apakah bulan ramadhan
dapat dikatakan sebagai bulan pencerahan? Jika kegelapan dimaknai terhijabnya
kita oleh selubung hawa nafsu yang mendominasi kehidupan kita, maka tidak
terlalu berlebiahan jika bulan ramadhan dikatakan sebagai bulan pencerahan
sebab Bulan Ramadhan adalah bulan pengendalian hawa nafsu agar nantinya dalam
kehidupan kita sehari-hari dapat mengendalikan hawa nafsu kita yang liar, bukan
justru ditunggangi dan dikenalikan oleh hawa nafsu. Orang yang terbelenggu dan
mempertuhankan hawa nafsunya, maka boleh dikatan mereka berada dalam kegelapan.
Maksudnya jauh dari Nur Ilahi yang menerangi jiwanya. Kendali yang kita masksud
tentu saja Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat manusia yang mau hidup sadar dengan
ajaran Allah.
Menurut Al Quran, ada orang yang
mempertuhankan hawa nafsunya begitu dominan menguasai diri sehingga perbuatan
menjadi tidak terkontrol. Matanya melihat selihat-lihatnya, telinganya
mendengar sedengar-dengarnya, lidahnya seucap-ucapnya, begitu juga dengan
anggota tubuh yang lainnya. Dia tidak sanggup mengendalikan seluruh instrument
tubuh biologisnya.
Pada Bulan Ramadhan Al Quran
diturunkan, dimana menurut surat Ibrahim ayat 1 Al Quran akan mengeluarkan
manusia dari kegelapan;
1. Alif, laam
raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan
manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan
mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
Setelah kita keluar dari
kegelapan maka kita akan menemukan cahaya, itulah jalan Tuhan. Jalan Tuhan yang
terang benderang itu yang berpedoman pada kitab suci Al-Qur’an. Itulah satu
kitab yang di dalamnya tidak ada keraguan lagi, petunjukkan bagi orang-orang
yang ingin bertakwa.
Permasalahannya, sudahkan kita
memahami atau mengerti suluh pelita kehidupan yang menjadi pedoman hidup umat
manusia tersebut. Pada bulan ramadhan nan suci ini adalah waktu yang tepat
untuk kembali mempelajari kitab suci pedoman hidup kita. Aktivatas tadarus yang
biasa dilakukan pada bulan ramadhan hendaknya tidak hanya berlomba cepat tanpa
berusaha memahami makna yang terkandung di dalam Al Quran. Bagaimana kita
hendak menjadikan sebagai pedoman hidup, jika kita mengerti maknanya?
Nah, barangkali inilah benang
merahnya. Jika semua itu dapat kita lakukan, niscaya pada bulan syawal nanti,
sehabis ramadhan, kita benar-benar menjadi orang yang mengalami peningkatan.
Benar-benar menjadi orang yang menang. Kembali fitrah seperti jabang bayi yang
keluar dari perut ibunya.
- Bayi tidak pernah sombong
- Bayi tidak pernah dengki
- Bayi tidak pernah buruk sangka
- Bayi tidak pernah dendam
- Bayi selalu ikhlas
- Bayi tidak pernah serakah
- Dll.
***
No comments:
Post a Comment