Monday, July 29, 2013

Renungan Ramadhan 2

Ramadhan Bulan Pencerahan


Ramadhan adalah bulan pencerahan. Mungkin Anda bertanya-tanya, apa maksudnya pencerahan itu? Apakah bulan ramadhan dapat dikatakan sebagai bulan pencerahan? Jika kegelapan dimaknai terhijabnya kita oleh selubung hawa nafsu yang mendominasi kehidupan kita, maka tidak terlalu berlebiahan jika bulan ramadhan dikatakan sebagai bulan pencerahan sebab Bulan Ramadhan adalah bulan pengendalian hawa nafsu agar nantinya dalam kehidupan kita sehari-hari dapat mengendalikan hawa nafsu kita yang liar, bukan justru ditunggangi dan dikenalikan oleh hawa nafsu. Orang yang terbelenggu dan mempertuhankan hawa nafsunya, maka boleh dikatan mereka berada dalam kegelapan. Maksudnya jauh dari Nur Ilahi yang menerangi jiwanya. Kendali yang kita masksud tentu saja Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat manusia yang mau hidup sadar dengan ajaran Allah.

Menurut Al Quran, ada orang yang mempertuhankan hawa nafsunya begitu dominan menguasai diri sehingga perbuatan menjadi tidak terkontrol. Matanya melihat selihat-lihatnya, telinganya mendengar sedengar-dengarnya, lidahnya seucap-ucapnya, begitu juga dengan anggota tubuh yang lainnya. Dia tidak sanggup mengendalikan seluruh instrument tubuh biologisnya.

Pada Bulan Ramadhan Al Quran diturunkan, dimana menurut surat Ibrahim ayat 1 Al Quran akan mengeluarkan manusia dari kegelapan;
1. Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.

Setelah kita keluar dari kegelapan maka kita akan menemukan cahaya, itulah jalan Tuhan. Jalan Tuhan yang terang benderang itu yang berpedoman pada kitab suci Al-Qur’an. Itulah satu kitab yang di dalamnya tidak ada keraguan lagi, petunjukkan bagi orang-orang yang ingin bertakwa.

Permasalahannya, sudahkan kita memahami atau mengerti suluh pelita kehidupan yang menjadi pedoman hidup umat manusia tersebut. Pada bulan ramadhan nan suci ini adalah waktu yang tepat untuk kembali mempelajari kitab suci pedoman hidup kita. Aktivatas tadarus yang biasa dilakukan pada bulan ramadhan hendaknya tidak hanya berlomba cepat tanpa berusaha memahami makna yang terkandung di dalam Al Quran. Bagaimana kita hendak menjadikan sebagai pedoman hidup, jika kita mengerti maknanya?

Nah, barangkali inilah benang merahnya. Jika semua itu dapat kita lakukan, niscaya pada bulan syawal nanti, sehabis ramadhan, kita benar-benar menjadi orang yang mengalami peningkatan. Benar-benar menjadi orang yang menang. Kembali fitrah seperti jabang bayi yang keluar dari perut ibunya.

  • Bayi tidak pernah sombong
  • Bayi tidak pernah dengki
  • Bayi tidak pernah buruk sangka
  • Bayi tidak pernah dendam
  • Bayi selalu ikhlas
  • Bayi tidak pernah serakah
  • Dll.
***
 
 
 
 
 
 
 



No comments:

Post a Comment