Wednesday, November 7, 2012

KAPAN PENDIDIKAN AL-QUR'AN UNTUK ANAK DILAKSANAKAN?

Al-Ghazali menyatakan,"Anak adalah amanah di tangan ibu-bapakanya. Hatinya masih suci ibarat permata yang mahal harganya. Apabila dia dibiasakan pada suatu yang baik dan dididik, niscaya ia akan tumbuh besar dengan sifat-sifat yang baik dan akan bahagia dunia akhirat. Sebaliknya, bila ia dibiasakan dengan tradisi-tradisi buruk, tidak diperdulikan seperti halnya hewan, niscaya ia akan hancur dan binasa."

Anak tak ubahnya selembar kertas putih. Apa yang pertama kali ditorehkan disana, maka itulah yang akan membentuk karakter dirinya. Bila yang pertama ditanamkan adalah warna agama dan keluhuran budi pekerti, maka akan terbentuk antibodi (zat kebal) awal pada anak akan berpengaruh negatif, seperti benci kesombongan, rajin ibadah, tidak membangkang kepada orang tua, dsb. Jika yang ditanamkan sebaliknya, maka yang akan muncul adalah antibodi terhadap pengaruh positif, seperti malas beribadah, malas belajar, gila pujian, angkuh, dsb.

Sebagai umat Islam yang yakin terhadap agamanya pasti meyakini bahwa Al-Qur'an merupakan satu pedoman hidup yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 2, Al-Qur'an itu adalah pedoman hidup yang di dalamnya tidak ada keraguan dan merupakan petunjuk bagi orang-orang yang ingin bertakwa. Konsekuensinya, jika orang tua menginginkan anaknya menjadi insan-insan yang berkwa, harus ditanamkan kecintaan anak terhadap Al-Qur'an semenjak dini.

Kapankah seorang anak memiliki kesiapan untuk dididik Al-Qur'an? Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah bersabda: "Suruhlah anak-anakmua menjalankan shalat di saat umur tujuh tahun, beri mereka pukulan (dalam rangka mendidik) bila meninggalkan shalat pada saat umur sepuluh tahun, dan pisahkan tempat-tempat tidur di antara mereka." (H.R. Abu Dawud)

Berdasarkan hadits tersebut idealnya anak menerima pendidikan Al-Qur'an secara formal pada usia 4-6 tahun. Mengapa usia itu dianggap ideal, sebab pada usia 7 tahun anak sudah diperintahkan untuk berlatih shalat, sedangkan dalam melakukan shalat seorang anak membutuhkan kelancaran bacaan-bacaan Al-Qur'an, minimal surat al-Fatihan dan surat-surat pendek, sisamping bacaan-bacaan doa.

Satu hal yang sangat penting adalah pelaksanaan pendidikan yang berkelanjutan. Pendidikan dimulai dengan pemberantasan buta huruf Al-Qur'an, agar seorang anak mampu melafalkan huruf-huruf Al-Qur'an dengan baik dan lancar. Kita patut mengapresiasi usaha sahabat-sahabat kita yang telah berjuang melakukan pemberantasan buta huruf Al-Qur'an dengan mendirikan TPA yang kini makin bertebaran. Namun, agar proses pendidikan umat Islam tidak berjalan ditempat, usaha tersebut perlu ditindaki dengan pemberantasan buta makna Al-Qur'an. Jika hal tersebut tidak dilakukan akan terjadi fenomena-fenomena seperti sekarang ini. Banyak orang membaca Al-Qur'an tidak tahu maknanya.

Seperti telah kita ketahui bersama bahwa Al-Qur'an itu adalah pedoman hidup bagi manusia yang meyakininya. Dengan pedoman tersebut seseorang akan menjalani kehidupannya, memecahkan segala permasalah yang dihadapinya, dan merupakan bahasa yang dipakai Allah untuk menyatakan kehendaknya bagaiman berperilaku hidup dengan baik dan benar. Tanpa memahami maknanya, bagimana mau menjadikannya sebagai pedoman?

No comments:

Post a Comment