Sunday, November 4, 2012

PENIDIDKAN ADALAH PERUBAHAN

Sebenarnya jika dilihat secara utuh, pengajaran itu merupakan bagian dari pendidikan. Hanya saja cakupan pendidikan lebih luas dari pengajaran. Contohnya, orang tua lebih banyak mendidik sedangkan guru lebih banyak mengajar, namun idealnya sangatlah bagus jika seorang guru dapat mengajar sekaligus mendidik. Demikian juga orang tua. Tetapi pada prakteknya hal ini sulit untuk dilakukan, karena tidak semua orang tua memiliki ilmu yang mencukupi untuk melakukan itu. Namun demikian, jika orang tua menginginkan anaknya menjadi lebih baik, mereka perlu meningkatkan kemampuannya dengan belajar, banyak membaca dan mempelajari keterampilan. Kalau orang itu mau melakukan itu akan sangat berpengaruh terhadap kreativitas anaknya, sebab lingkungan ikut menentukan proses terbentuknya pribadi anak.

Belajar merupakan masalah setiap orang, sehingga tidak mengherankan bila belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi bagi kita. Begitu sangat terkenalnya istilah belajar, sehingga seolah-olah setiap orang sudah dengan sendirinya mengerti akan istilah belajar. Moh. Surya (1981:32) setelah membandingkan batasan belajar dari beberapa ahli, menyimpulkan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Dimyati Mahmud (1989:121) menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku, baik yang dapat diamati dan yang tidak dapat diamati secara langsung, dan terjadi pada diri seseorang karena pengalaman.

Sebagai pertanda bahwa seseorang telah melakukan proses belajar adalah terjadinya perubahan perilaku pada diri orang tersebut. Perubahan perilaku tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi samar-samar, dari kurang mengerti menjadi mengerti, dari tidak terampil menjadi terampil, dari anak pembangkang menjadi penurut, dari pembohong menjadi jujur, dll. Jadi, perubahan sebagai hasil kegiatan belajar dapat berupa aspek kognitif, psikomotorik, maupun afektif.


Hasil belajar ranah kognitif berorientasi pada kemampuan “berpikir”, mencakup pengertian yang lebih sederhana sampai dengan kemampuan untuk memecahkan suatu masalah. Hasil belajar ranah afektif berhubungan dengan “perasaan”, “emosi”, “sistem nilai” dan “sikap hati” yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Sedangkan hasil belajar ranah psikomotorik berorientasi pada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan (action) yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot. Ketiga hasil belajar dalam perilaku siswa tidak berdiri sendiri atau lepas satu sama lain, tetapi merupakan satu kesatuan. Pengelompokan kedalam tiga ranah bertujuan membantu usaha untuk menguraikan secara jelas dan spesifik hasil belajar yang diharapkan (Dikdasmen Diknas, 2004:2-3)


Agar mendapatkan hasil maksimal, kegiatan pembelajaran perlu memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perilaku khusus supaya setiap individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat dan mampu mewujudkan menjadi masyarakat belajar.

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran perlu menerapkan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. Dalam hal ini kegiatan pembelajaran mampu mengembangkan dan meningkatkan kecakapan hidup peserta didik dalam berpikir logis, kritis, kreatif, mandiri, kerjasama, bertanggung jawab, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi, serta dalam membentuk peradaban dan martabat bangsa. Kegiatan pembelajaran pada hakekatnya adalah proses pengembangan kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam .kebersamaan, dan mengaktualisasikan diri.
Dengan demikian, kegiatan pembelajaran perlu:



Berpusat pada peserta didik Setiap siswa berbeda dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, kecepatan dan gaya belajar. Siswa tertentu lebih mudah belajar dengan mendengar (tipe auditif, siswa lain lebih mudah dengan melihat (tipe visual, atau dengan cara melakukan kegiatan melalui gerak (tipe kinestetika). Oleh karena itu kegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran, waktu belajar, alat belajar, dan cara penilaian perlu beragam sesuai dengan karakteristik siswa.
  • Mengembangkan kreativitas peserta didik
Setiap siswa memiliki rasa ingin tahu dan daya imajinasi. Pembelajaran hendaknya mendorong dan menjadikan mereka bersikap peka, kritis, mandiri, kreatif dan bertanggung jawab.

  • Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang
Siswa akan belajar dan terus belajar jika kondisi pembelajaran dibuat menyenangkan, menantang, nyaman dan jauh dari perilaku yang menyakitkan perasaan siswa. Suasana belajar yang menyenangkan sangat diperlukan karena otak tidak akan bekerja optimal bila perasaan dalam keadaan tertekan. Perasaan senang biasanya akan muncul bila belajar diwujudkan dalam bentuk permainan, tugas penyelidikan atau menantang, melakukan sendiri, mencoba-coba, dan eksperimen dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang menarik.

  •  Bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika
Walaupun setiap subjek, bahan kajian atau mata pelajaran memiliki ciri khas dalam kompetensi yang dibentuk, strategi belajar atau teknik penilaian, tetapi pendekatan pembelajarannya hendaknya memberikan keseimbangan yang proporsional dan integratif (terpadu) dalam pembentukan sikap dan nilai, etika, estetika, logika dan kinestetika.

  •   Menyediakan pengalaman belajar yang beragam
Siswa akan belajar secara optimal jika pengalaman belajar yang disajikan adalah beragam dan dapat mengembangkan berbagai kemampuan seperti kemampuan logis matematis, bahasa, musik, kinestetik, refleksi(memikirkan ulang) dan diskusi, serta kemampuan interpersonal ataupun intrapersonal. Sekolah perlu menyediakan berbagai pengalaman belajar yang memungkinkan kecerdasan itu berkembang; sehingga anak dengan berbagai kecerdasan yang berbeda dapat terlayani secara optimal. (edyprntlb)


No comments:

Post a Comment