Sunday, November 25, 2012

MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF



          Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan. Guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar. Untuk mewujudkan proses belajar mengajar tersebut menuntut upaya guru untuk mengaktualisasikan kompetensinya secara profesional, utamanya dalam aspek metodologis. Situasi belajar seperti ini dapat tercipta dapat tercipta melalui penggunaan pendekatan partisipatoris.
          Pendekatan partisipatoris merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif, menyenangkan dan merangsang motivasi perkembangan intelektual. Terdapat empat alasan, kenapa siswa harus dikembangkan kemampuan berpikirnya terutama dalam IPS.
          Pertama, abad informasi menuntut setiap orang untuk memiliki kemampuan dalam mencari, menyaring guna menentukan pilihan dan memanfaatkan informasi tersebut sesuai sesuai dengan kebutuhan dan kehidupannya.
          Kedua, setiap orang senantiasa dihadapkan pada berbagai masalah dan ragam pilihan sehingga untuk itu dituntut memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
          Ketiga, kemampuan memandang suatu hal dengan cara baru atau tidak konvesional merupakan ketrampilan penting dalam memecahkan masalah.
          Keempat, kreatifitas merupakan aspek penting dalam memecahkan masalah, mulai dari apa masalahnya, mengapa muncul masalah dan bagaimana cara pemecahannya.
          Mengubah kebiasaan merupakan pekerjaan yang tidak gampang.Proses belajar mengajar sudah terbiasa menggunakan pendekatan ekspasitoris, yaitu menggunakan model dialog imperatif, dimana dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi yang pasif. Demi tercapainya tujuan diperlukan partisipasi siswa secara aktif dan kreatif melalui penggunaan model pembelajaran yang interaktif.
          Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas dari pada pengertian mengajar, karena di dalamnya tersirat satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan antara siswa yang belajar guru yang mengajar, yang terjalin dalam bentuk interaksi edukatif.
          Menurut Balen (1993), pengembangan ketrampilan tersebut yang harus dimiliki siswa adalah ketrampilan berpikir, ketrampilan sosial dan ketrampilan praktis. Ketrampilan berpikir dikembangkan untuk melatih siswa berpikir logis dan sistematis melalui proses belajar mengajar dengan model pengembangan berpikir kritis, ketrampilan sosial dan praktis melalui dialog kreatif. Ketiga ketrampilan tersebut  dikembangkan dalam situasi belajar yang interaktif antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.

A.   Faktor Minat dan Perhatian
Kondisi belajar mengajar yang interaktif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar, yang merupakan faktor utama penentu derajat keaktifan siswa. Menurut Mursel terdapat 22 macam minat yang berguna bagi guru dalam memberikan pelajaran kepada siswa, di antaranya anak memiliki minat terhadap belajar dan guru berusah membangkitkan minat siswa tersebut dengan cara memilih dan menentukan bahan pengajaran sebagai key concept untuk mendapatkan perhatian siswa secara penuh.

B.   Faktor Motivasi
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan guna mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri seseorang yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Sedangkan motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendoronya untuk melakukan sesuatu. Motivasi belajar dapat timbul dari dalam diri siswa (motivasi intrinsik) dan pengaruh dari luar dirinya (motivasi ekstrinsik).

C.   Faktor Latar atau Konteks
Belajar berdasarkan realita akan menarik, belajar dimulai dari yang sederhana dapat memotivasi dan belajar berdasarkan pengalaman dapat mengikutsertakan siswa di dalamnya. Dalam proses belajar mengajar, guru perlu mencari tahu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dimiliki oleh siswa sehingga tidak terjadi pengulangan materi karena akan menimbulkan kebosanan bagi siswa. Guru dituntut untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dimiliki oleh siswa tersebut.

D.   Faktor Perbedaan Individu
Pada hakekatnya, siswa adalah individu yang unik yang memiliki karakteristik berbeda-beda, baik kecerdasan, minat, bakat, sifat, kegemaran dan latar belakang, yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar. Mengingat adanya perbedaan tersebut, guru hendaknya menyadari dan memaklumi apabila ada siswa yang berhasil dengan baik, atau bahkan sebaliknya mengalami kesukaran memahami pelajaran.

E.    Faktor Sosialisasi
Sosialisasi atau proses hubungan sosial, pada masa anak-anak sedang tumbuh yang ditandai dengan keinginannya untuk selalu menjalin hubungan dengan teman-temannya. Upaya guru untuk menyalurkan kebutuhan anak akan hubungan sosial tersebut dapat dilakukan dengan belajar kelompok sehingga dapat mengembangkan potensi dan melatih anak menciptakan suasana kerja sama, proses pembentukan kepribadian, tumbuhnya kesadaran akan perbedaan di antar temannya yang dapat menumbuhkan solidaritas melalui saling membantu menyelesaikan tugas.

F.    Faktor Belajar Sambil Bermain
Bermain merupakan kebutuhan bagi anak yang sehat, karena bermain merupakan keaktifan yang menimbulkan kegembiraan dan menyenangkan. Proses belajar mengajar yang dilakukan dalam suasana bermain akan mendorong siswa aktif belajar dan pengetahuan, keterampilan, sikap dan daya fantasi anak akan berkembang.

G.   Faktor Belajar Sambil Bekerja
Faktor belajar sambil bekerja adalah aktivitas jasmaniah dan mental. John Dawey menggolongkan ke dalam lima kelompok, yaitu:
1.    Aktivitas visual (visual activities), seperti membaca, menulis, melakukan exsperimen, dan demonstrasi.
2.    Aktivitas lisan (oral activities), seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab dan diskusi.
3.    Aktivitas mendengarkan (listening activities), seperti mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan ceramah dan pengarahan.
4.    Aktivitas gerak (motor activities) seperti simulasi, bermain peran, membuat peta atau tabel dan grafik.
5.    Aktivitas menulis (writing activities), seperti mengarang, membuat ringkasan dan membuat makalah.
Belajar sambil bekerja adalah kegiatan nyata yang dilakukan siswa untuk memperoleh pengalaman baru yang relatif mudah diingat dan tidak cepat lupa. Denga demikian, proses belajar mengajar yang melibatkan siswa dengan melakukan sesuatu akan memupuk rasa percaya diri, gembira, tidak membosankan, dan dapat melihat hasilnya.

H.   Faktor Inkuiri
Pada dasarnya siswa memiliki potensi berupa dorongan untuk mencari dan menemukan sendiri (sense of inquiry), baik fakta maupun data atau informasi yang kemudian akan dikembangkannya dalam bentuk cerita atau menyampaikannya kepada siswa lain, setelah melalui proses pemahaman. Berilah kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri informasi yang ada kaitannya dengan materi pelajaran,

I.     Faktor Memecahkan Masalah
Setiap anak menyukai tantangan (sense of chalanger), demikian pula halnya dengan siswa dalam belajar. Belajar yang memiliki tantangan yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa akan mendorong mereka untuk belajar. Sebaliknya tantangan yang memberatkan akan mematahkan semangat dan membuat siswa tidak betah belajar. Dalam proses belajar mengajar tantangan tersebut dapat diciptakan oleh guru dengan mengajukan situasi bermasalah agar siswa peka terhadap masalah, misalnya masalah tantangan kemacetan lalu lintas atau polusi. Karena kepekaan terhadap masalah akan mendorong siswa untuk melihat masalah dan merumuskannya sesuai dengan tingkat kemampuannya.



***




         

No comments:

Post a Comment