Tidak
ada pertentangan antara ilmu pengetahuan dan agama. Islam justru mewajibkan
kepada setiap pemeluknya untuk menuntut ilmu pengetahuan. Perintah-perintah
tersebut, baik langsung maupun tidak langsung, bertebaran di dalam Al-Qur’an
dan hadist.
Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tiadalah engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka.”
(QS.3:190-191)
Sesungguhnya
seluruh alam semesta – langit, bumi, dan seluruh fenomena alam dan manusia –
menjadi bahan pemikiran dan sekaligus keimanan.
“Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera
yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi setelah
matinya dan Dia sebarkan di muka bumi ini segala jenis hewan, dan perkisaran
angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sesungguhnya merupakan
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkannya.” (QS. 2:164)
Masih
banyak lagi ayat-ayat yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan. Untuk bahan
kajian silahkan cari sendiri, mudah-mudahan akan membuka lebar-lebar cakrawala
wawasan Anda.
Bahkan
surat yang pertama kali turun, yaitu surat al ‘alaq ayat 1-5 Allah
memerintahkan kita untuk menuntut ilmu. Iqra’ bismirabbikalladzi khalaq. Demikianlah
ayat yang pertama kali turun menurut jumhur ulama. Kalau kita cermati, pada
ayat pertama tersebut kita diperintahkan untuk membaca. Membaca apa? Pada
perintah tersebut tidak disebutkan obyeknya sehingga sasaran baca bersifat
umum.
Menurut
Dr. M. Quraish Shihab, kata iqra’ terambil dari akar kata yang berarti
menghimpun sehingga tidak harus selalu diartikan “membaca teks tertulis dengan
aksara tertentu”. Dari kata menghimpun lahir aneka ragam makna, seperti
menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri-ciri sesuatu, dan
membaca baik tertulis maupun tidak tertulis. Sehingga iqra’ berarti; bacalah,
telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu, bacalah alam, bacalah
tanda-tanda zaman, sejarah, diri sendiri, yang tertuliss maupun tidak tertulis.
Jadi obyek perintah iqra’ mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkaunya.
Ilmu
Allah terhampar di seluruh penjuru langit dan bumi. Bahkan langit dan bumi itu
sendiri adalah realitas ilmu Allah. Hamparan ilmu Allah itulah kemudian yang
dipelajari manusia dan bentuk sains dan teknologi. Sains adalah penguasaan
teoritis, sedankan teknologi adalah praktis!
No comments:
Post a Comment