Saturday, October 13, 2012

MANUSIA TERLAHIR TIDAK TAHU APA-APA



Kebudayaan tidak hanya terbatas pada sesuatu yang indah, seperti candi, tarian-tarian, seni rupa, seni suara, dsb. Menurut pandangan antropologi, kebudayaan merupakan seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar. Dengan demikian hampir semua tindakan manusia adalah kebudayaan (Koentjaraningrat, 1996).


Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk kepentingan masyarakat.


Rasa meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai social yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakan dalam arti luas. Di dalamnya termasuk misalnya agama, ideology, kebatinan, kesenian, dan semua unsur  yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. Selanjutnya cipta merupakan kemampuan mental, berpikir orang-orang yang hidup bermasyarakat dan yang antara lain menghasilskan filsafat serta ilmu pengetahuan. Cipta merupakan baik yang berwujud teori murni maupun yang telah disusun untuk langsung diamalkan dalam kehidupan masyarakat.


Benarkah hanya dengan akalnya manusia mampu melakukan segalanya. Khususnya masalah agama yang hanya dipandang hanya sebagai ekspresi rasa yang mampu mewujudkan segala kaidah-kadiah dan nilai-nialai social yang dapat mengatur masalah kemasyarakatan dalam arti luas?


Kalau kita cermati manusia itu terlahir dari perut ibu mereka tidak memiliki ilmu apa-apa. Oleh Tuhan dia hanya dibekali hati, pendengaran dan penglihatan sebagai potensi untuk mengembangkan dirinya. Bagaimanaa seandainya sang jabang bayi itu terlahir di ruang hampa, apakah dia dapat mengembangkan dirinya? Tidakkah ilmu itu adalah satu proses waris mewarisi. Agama adalah warisan para rasul utusan Allah bukan hasil karya, rasa dan cipta manusia. Dan Allah adalah Sanga Maha Pengajar yang tidak dapat kita abaikan begitu saja!

Boleh jadi manusia bisa ngomong cas cis cus, tetapi benarkah itu bukan merupakan ide dari orang lain, atau bahkan diajarkan orang lain melalaui berbagai cara?


***
 

 
 
 

No comments:

Post a Comment