Kebudayaan tidak hanya terbatas pada sesuatu yang indah,
seperti candi, tarian-tarian, seni rupa, seni suara, dsb. Menurut pandangan
antropologi, kebudayaan merupakan seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan,
serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang
dijadikan miliknya dengan belajar. Dengan demikian hampir semua tindakan
manusia adalah kebudayaan (Koentjaraningrat, 1996).
Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan
sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat
menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah
(material culture) yang diperlukan manusia untuk menguasai alam sekitarnya,
agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk kepentingan masyarakat.
Rasa meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah-kaidah
dan nilai-nilai social yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakan
dalam arti luas. Di dalamnya termasuk misalnya agama, ideology, kebatinan,
kesenian, dan semua unsur yang merupakan
hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. Selanjutnya
cipta merupakan kemampuan mental, berpikir orang-orang yang hidup bermasyarakat
dan yang antara lain menghasilskan filsafat serta ilmu pengetahuan. Cipta merupakan
baik yang berwujud teori murni maupun yang telah disusun untuk langsung
diamalkan dalam kehidupan masyarakat.
Benarkah hanya dengan akalnya manusia mampu melakukan
segalanya. Khususnya masalah agama yang hanya dipandang hanya sebagai ekspresi
rasa yang mampu mewujudkan segala kaidah-kadiah dan nilai-nialai social yang
dapat mengatur masalah kemasyarakatan dalam arti luas?
Kalau kita cermati manusia itu terlahir dari perut ibu mereka
tidak memiliki ilmu apa-apa. Oleh Tuhan dia hanya dibekali hati, pendengaran
dan penglihatan sebagai potensi untuk mengembangkan dirinya. Bagaimanaa
seandainya sang jabang bayi itu terlahir di ruang hampa, apakah dia dapat
mengembangkan dirinya? Tidakkah ilmu itu adalah satu proses waris mewarisi.
Agama adalah warisan para rasul utusan Allah bukan hasil karya, rasa dan cipta manusia. Dan Allah adalah Sanga Maha
Pengajar yang tidak dapat kita abaikan begitu saja!
Boleh jadi manusia bisa ngomong cas cis cus, tetapi benarkah itu bukan merupakan ide dari orang lain, atau bahkan diajarkan orang lain melalaui berbagai cara?
***
No comments:
Post a Comment